5 Dampak Child Abuse pada Anak, Jangan Pernah Lakukan!

Bukan hanya kekerasan fisik semata, child abuse juga dapat diartikan sebagai sebuah tindakan penelantaran anak, kekerasan psikologi, kekerasan seksual, hingga penjualan anak. Munculnya perilaku ini bisa diperparah oleh masyarakat yang masih menganggap masalah anak adalah masalah pribadi keluarga.
Hal tersebut memunculkan rasa takut untuk turun tangan ketika melihat seorang anak mengalami kekerasan oleh orangtuanya. Segala tindakan child abuse tentunya berdampak buruk pada perkembangan anak. Berikut lima dampak child abuse yang terjadi pada anak.
1. Masalah kesehatan mental

Seorang anak yang mengalami child abuse akan sulit untuk mengatur emosi sehingga sangat mudah untuk marah, sedih, ataupun takut berlebihan. Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa dirinya tidak berguna hingga merasa bahwa hal tersebut wajar terjadi padanya.
Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan ruang untuk mereka bercerita dan berilah validasi bahwa diri mereka berharga. Seperti dilansir South Shore Therapies, validasi dapat membuat seseorang merasa dipedulikan.
"Memvalidasi seorang anak berarti kamu menghargai pengalaman mereka dan menikmati momen bersama mereka. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa kamu peduli dan memahami perasaan mereka apa adanya," ungkap seorang terapis okupasi di South Shore Therapies, Amanda Young, dilansir South Shore Therapies.
2. Masalah kesehatan fisik

Salah satu bentuk child abuse yang sering terjadi adalah kekerasan fisik. Anak-anak yang mengalami chlid abuse biasanya akan meninggalkan luka memar pada tubuh, dengan kemungkinan patah tulang, kekurangan gizi, hingga kematian.
Seorang anak yang mengalami penganiyaan secara fisik akan berpengaruh ke fungsi otak. Ada beberapa bagian tertentu pada otak yang gagal terbentuk, berfungsi, atau tumbuh dengan baik.
3. Ketergantungan obat dan alkohol

Child abuse dapat membentuk trauma pada masa kecil pada anak. Bahayanya, seseorang yang mengalami trauma pada masa kecil cenderung lebih rentan untuk menggunakan obat dan alkohol sebagai upaya untuk mengatasi trauma.
Sayangnya, penyalahgunaan obat dan alkohol ini juga berpengaruh terhadap lingkaran keluarga. Mereka akan membentuk child abuse kembali pada keturunannya sebagai akibat dari penggunaan alkohol dan obat.
4. Risiko kehamilan remaja

Penelantaran anak merupakan salah satu bentuk child abuse yang berdampak pada peningkatan risiko kehamilan remaja. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi dan perhatian orangtua terhadap perkembangan seksualitas anak.
Dilansir Psychology Today, orangtua merupakan pengantar pendidikan seks untuk anak. Oleh karena itu, orangtua berperan penting dalam memberikan pendidikan seks kepada anak.
"Kamu harus berbicara dengan anakmu sedini mungkin tentang sentuhan yang pantas dan tidak pantas dan menjelaskan bahwa tubuhnya berada di bawah kendalinya," ungkap John T. Chirban Ph.D, Th.D., seoranh Doktor Teologi, dilansir Psychology Today.
5. Risiko menjadi tunawisma

Sebuah bentuk child abuse, penelantaran anak, berpengaruh terhadap tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya dukungan sosial. Pendidikan yang rendah membuat seseorang menjadi sulit mencari kerja.
Akibatnya, seseorang yang mengalami child abuse akan turun ke jalan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebutlah yang membuat anak mengalami pergaulan bebas nantinya.
Nah, itu dia lima dampak akibat child abuse yang terjadi pada anak. Mulai saat ini, mari lebih bijak lagi dalam berperilaku dengan anak agar bisa memutuskan rantai generasi yang buruk.