“Permainan pura-pura memberi anak kesempatan memakai kosakata yang mungkin tidak mereka gunakan dalam kegiatan sehari-hari,” kata Dr. Claire Halsey, psikolog anak sekaligus pakar parenting, dikutip dari BBC.
7 Hal Sederhana yang Kamu Lakukan untuk Anak, tapi Berdampak Besar!

Menjadi orangtua memang melelahkan, tapi sering kali hal-hal kecil yang kamu lakukan justru memberi dampak besar bagi anak. Mulai dari pelukan hangat hingga obrolan sebelum tidur, semuanya bisa menjadi memori emosional yang mereka bawa hingga dewasa. Lewat gestur sederhana itulah anak merasa dicintai, aman, dan benar-benar dipahami.
Walaupun sibuk dengan rutinitas, orangtua tetap memiliki kekuatan besar lewat gestur kecil yang dilakukan setiap hari. Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, tapi efeknya begitu kuat untuk perkembangan sosial, emosional, dan mental anak. Yuk, cek apa saja hal sederhana yang tanpa sadar sudah membuatmu menjadi orangtua terbaik versi mereka!
1. Bermain pura-pura bersama anak

Permainan pura-pura bukan hanya sekadar aktivitas lucu, tapi juga cara anak mempelajari dunia dengan imajinasinya. Ketika kamu ikut terlibat, anak merasa dihargai dan semakin percaya diri untuk bereksplorasi. Tiga puluh menit bermain bersama bisa membantu mereka memahami emosi dan belajar menyelesaikan masalah dengan cara kreatif.
Pretend play mendukung kemampuan sosial dan bahasa yang penting bagi tahap perkembangan awal. Imajinasi anak berkembang paling pesat saat orangtua ikut bermain, bukan hanya mengawasi dari jauh. Jadi, jangan ragu untuk ikut menjadi naga, dokter, atau koki dadakan dalam permainan mereka.
2. Memberi pelukan hangat setiap hari

Pelukan mungkin terasa sepele, tapi bagi anak, itu adalah bentuk cinta yang paling mudah mereka pahami. Ketika kamu memeluk anakmu, tubuh kalian berdua melepaskan oksitosin dalam jumlah besar. Hormon yang sering disebut love hormone ini bikin hati terasa hangat, nyaman, dan penuh kedekatan.
“Hormon ikatan yang membuatmu merasa aman dengan tempat kamu berada dan dengan siapa kamu bersama,” ujar Linda Blair, seorang psikolog klinis, dikutip dari BBC.
Dikutip dari laman yang sama, Suzanne Zeedyk, seorang psikolog perkembangan, menegaskan bahwa pelukan rutin dan kontak kulit ke kulit bisa berdampak hingga mereka dewasa. Anak yang sering dipeluk biasanya punya regulasi emosi lebih baik, lebih jarang cemas, dan lebih mudah berempati. Jadi, jangan pelit pelukan, ya! Terkadang itulah hal yang paling anak butuhkan.
3. Menghabiskan waktu khusus atau quality time

Waktu khusus tidak harus selalu panjang, yang penting adalah hadir sepenuhnya untuk anak. Lima hingga sepuluh menit sehari sudah cukup untuk menunjukkan bahwa mereka penting dan dihargai. Obrolan ringan sebelum tidur atau memasak bareng bisa jadi momen yang lebih berarti daripada aktivitas besar lainnya.
Dikutip dari Parents, Meghan Walls, PsyD., seorang psikolog pediatrik dari Wilmington, Delaware, mengatakan, ketika anak merasa mendapat perhatian penuh dari orangtuanya, kebutuhan disiplin seperti time-out pun bisa berkurang. Lewat waktu khusus ini, anak belajar bahwa hubungan yang hangat dibangun dari konsistensi, bukan jumlah durasi.
4. Mengabadikan momen bersama lewat foto

Mengambil foto random bareng anak bisa meningkatkan rasa bahagia dalam keluarga. Aktivitas kecil ini memperkuat ikatan sekaligus membantu anak membangun persepsi diri yang positif. Kebersamaan yang terekam akan jadi memori manis yang bisa mereka kenang hingga dewasa.
Momen foto ini juga memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri secara bebas. Mereka belajar berpose, bercanda, dan menunjukkan emosi dengan cara yang menyenangkan. Tanpa terasa, kegiatan sederhana ini dapat memperkuat hubungan dan menciptakan album kenangan keluarga yang penuh kehangatan.
5. Menemani anak saat mereka bercerita

Ketika anak bercerita, mereka sebenarnya sedang belajar menyusun pikiran dan memahami emosi sendiri. Perhatian penuh dari orangtua membuat mereka merasa suaranya penting untuk didengar. Tiga menit mendengarkan tanpa distraksi bisa membuat mereka merasa sangat dihargai.
“Anak-anak belajar mengembangkan pemikiran abstrak dan mulai membayangkan hal-hal yang tidak mereka lihat secara langsung lewat cerita,” kata Pie Corbett, ahli dari National Literacy Trust, dikutip dari BBC.
Kebiasaan sederhana ini juga membantu anak membangun kepercayaan diri dalam berkomunikasi. Mereka belajar bahwa orangtua adalah tempat yang aman untuk berbagi cerita, baik yang kecil maupun besar. Lama-kelamaan, ini membentuk hubungan yang lebih terbuka dan hangat.
6. Melibatkan anak dalam rutinitas rumah

Mengajak anak ikut menyapu, menata meja, atau merapikan mainan mungkin terlihat sederhana, tapi justru dari sinilah mereka belajar tanggung jawab sejak kecil. Menurut Vivian Hill, profesor dan anggota British Psychological Society yang dikutip dari BBC, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah bisa membangun rasa kebersamaan dan kedekatan dalam keluarga.
“Sekarang banyak dari kita makin individualis dan lebih sering sibuk dengan gadget. Melibatkan anak dalam aktivitas rumah membuat mereka merasa menjadi bagian dari keluarga dan tidak merasa sendirian,” katanya.
Rutinitas bersama ini juga meningkatkan kemampuan motorik dan sense of independence mereka. Di sisi lain, kegiatan ini membangun kebiasaan positif yang berguna hingga mereka dewasa. Anak belajar bahwa pekerjaan rumah bukan hukuman, tapi cara berkontribusi. Tanpa sadar, hal ini memperkuat kerja sama dan kedekatan keluarga.
7. Menyediakan waktu untuk liburan atau staycation

Liburan tidak harus keluar kota atau mahal, kadang cukup bermain ke taman atau membuat tenda di ruang keluarga. Aktivitas sederhana ini bisa menjadi jangkar kebahagiaan yang diingat anak bertahun-tahun kemudian. Kebersamaan di tempat baru meski dekat rumah dapat memberi pengalaman emosional yang sangat positif.
Menurut John McDonald, direktur Family Holiday Association, dikutip dari Parents, kenangan liburan keluarga sering menjadi sumber kenyamanan ketika anak menghadapi masa sulit di hidupnya. Jadi, jangan menunda membuat momen kecil berharga ini. Anak tidak mengingat seberapa mahal liburannya, tapi bagaimana rasanya dekat dengan orangtuanya.
Pada akhirnya, hal-hal sederhana yang kamu lakukan setiap hari justru menjadi kenangan terbesar bagi anak. Mereka mungkin tidak ingat detailnya, tapi mereka selalu ingat rasanya dicintai dan ditemani. Terus lakukan kebaikan-kebaikan kecil itu, ya!


















