6 Tips Melatih Anak agar Bijak Berbelanja sejak Kecil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak kecil pasti pernah minta ingin dibelikan sesuatu. Namun, jika keinginan si kecil terlalu sering dan harganya melampaui budget, ini bisa menjadi masalah bagi orang tua. Belanja memang merupakan suatu hal yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan. Namun, belanja juga ada batasnya, perlu direm.
Alih-alih melarang dan memarahi anak, lebih baik mengajarkannya agar bisa bertanggung jawab dalam mengeluarkan uang saat belanja. Berikut sederet tips melatih anak agar bijak berbelanja sejak kecil, yuk, disimak!
1. Menjadi contoh yang baik
Anak akan meniru apa yang dilihat dari orangtuanya. Selama orangtua masih selalu kedatangan paket belanja online atau sering menghabiskan waktu di mal dan pulang dengan membawa banyak tentengan kantong belanjaan, sepertinya akan sulit untuk mengajarkan anak agar bijak berbelanja.
Daripada nanti kebingungan menjawab saat anak mengatakan, "Mama saja boleh belanja banyak, masa aku tidak?", lebih baik satukan kata dengan perbuatan. Orangtua pun harus bisa mengerem dalam berbelanja jika tidak ingin anaknya jadi ikut kecanduan belanja. Setuju?
2. Beri pengalaman, bukan barang
Mulailah mengatur aktivitas keluarga yang tidak harus mengeluarkan uang. Sesekali bawa anak mengunjungi taman, museum, atau kebun binatang karena tempat-tempat tersebut bisa menjadi pengalaman baru sekaligus menambah pengetahuan baginya.
Bisa juga kamu mengajak anak naik gunung, pantai, atau menikmati keindahan alam lainnya. Jelaskan pada anak bahwa ada banyak kenikmatan yang tidak harus selalu didapat dengan berbelanja barang. Pengalaman ini merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya.
3. Ajarkan anak membuat hadiah
Jika si kecil minta dibelikan kado untuk ulang tahun temannya, katakan padanya bahwa tidak semua hadiah harus dibeli. Ajarkan anak untuk berpikir dan membuat hadiah untuk orang terdekat dengan sepenuh hati.
Anak bisa memberikan sesuatu yang dibuat dengan tangan, seperti aksesori, kalung, gelang, puisi, lagu, lukisan, atau scrapbook. Dengan membuat sendiri, tentu ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri pada diri anak ketika memberikan hadiah tersebut pada orang terdekat.
Baca Juga: 5 Tips Mengajarkan Anak agar Mandiri dalam Mengerjakan Tugas Sekolah
Editor’s picks
4. Jelaskan keuangan keluarga
Meski masih kecil, tidak ada salahnya ngobrol bareng anak tentang apa yang orangtua kerjakan untuk menghidupi keluarga. Dari mana uang yang didapat dan pembagian seperti apa yang dilakukan dari uang itu.
Tidak perlu sampai detail atau njelimet, ngobrol santai saja. Bila anak masih terlalu kecil dan belum begitu paham, orangtua bisa menjelaskan lewat tulisan, gambar, ataupun permainan. Selain mudah dimengerti, bonding pun ikut terjalin. Seru juga, bukan?
5. Beri anak uang saku terbatas dan stop membeli untuk mereka
Pemberian uang saku dimaksudkan agar melatih anak mengatur keuangan sejak dini. Beritahu anak bahwa sebagian uang jajannya harus ditabung untuk masa depan sehingga anak tidak menghabiskan seluruh uang jajannya.
Ajarkan juga panduan membagi uang, lalu bebaskan. Jadi, setiap kali anak menginginkan sesuatu, ingatkan mereka sudah bisa menabung dan dapat membelinya sendiri dari tabungan uang sakunya.
6. Ajak anak berbagi
Atur waktu untuk mengajak anak berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Datang berkunjung ke panti asuhan dengan membawa mainan dan buku yang masih layak pakai. Daripada memenuhi tempat, lebih baik menyenangkan hati anak-anak panti asuhan, 'kan?
Bila memungkinkan, ajak anak menjadi relawan di rumah sakit kanker anak. Asah empati anak dan ingatkan bahwa uang jangan dihamburkan begitu saja karena uang sangat berarti bagi orang lain yang membutuhkan.
Melatih anak untuk menghargai uang sejak dini sangat penting. Yuk, terapkan tips melatih anak agar bijak berbelanja sejak kecil di atas agar anak bisa berbelanja dengan bijak!
Baca Juga: 5 Kebiasaan Ini Perlu Dihindari saat Mendidik Anak, Perhatikan!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.