Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini 4 Penyebab dari Pola Asuh Intensif, Ketahui!

ilustrasi ibu duduk bersama dua anak (pexels.com/ellyfairytale)
Intinya sih...
  • Media sosial menciptakan standar pengasuhan yang tidak realistis bagi orangtua, mendorong mereka merasa kurang cukup dalam peran mereka.
  • Tekanan untuk memenuhi harapan tinggi agar terlibat aktif dalam setiap aspek kehidupan anak semakin kuat, bahkan hingga mengorbankan kesejahteraan pribadi.
  • Latar belakang pengasuhan, keinginan memberikan kehidupan lebih baik bagi anak, dan tipe kepribadian orangtua menjadi faktor penyebab pola asuh intensif.

Pola asuh intensif menjadi topik yang semakin menarik perhatian di tengah dinamika pengasuhan modern. Gaya pengasuhan ini ditandai dengan keterlibatan mendalam orangtua dalam setiap aspek kehidupan anak, mulai dari akademik hingga aktivitas sosial.

Beragam faktor dapat memengaruhi cara orangtua mengasuh anak mereka, mencerminkan perubahan yang terjadi di masyarakat saat ini. Namun, apa sebenarnya yang mendorong munculnya pola asuh seperti ini? Yuk, cari tahu apa penyebab dari pola asuh intensif ini melalui artikel berikut!

1. Tekanan dari media sosial

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/ketutsubiyanto)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/ketutsubiyanto)

Platform media sosial sering menampilkan potret ideal kehidupan keluarga, seperti kegiatan anak-anak yang tampak sempurna atau cara pengasuhan yang terlihat tanpa cela. Hal ini menciptakan standar yang tidak realistis bagi para orangtua, membuat mereka merasa harus melakukan lebih banyak untuk memenuhi ekspektasi tersebut.

Banyak orangtua yang akhirnya membandingkan diri dengan apa yang dilihat secara online, sehingga merasa kurang cukup dalam menjalankan peran mereka. Tekanan ini, yang diperparah dengan rasa bersalah atau "mom guilt," mendorong orangtua untuk mengadopsi pendekatan pengasuhan yang lebih intensif demi mencapai standar yang tampak di media sosial.

“Kebanyakan dari kita sadar bahwa media sosial hanya menampilkan sebagian kecil dari kenyataan,” ujar Dr. Anne Welsh, seorang psikolog klinis dari Massachusetts, dilansir Parents. 

“Namun, melihat secara terus-menerus gaya pengasuhan lain yang tampak sempurna tetap dapat memengaruhi cara pandang kita,” tambahnya.

2. Tuntutan yang semakin tinggi terhadap cara orangtua mendidik anak

ilustrasi ibu dan anak bermain laptop di tempat tidur (pexels.com/olly)

"Dunia saat ini jauh lebih padat, penuh tuntutan, dan mahal dibandingkan sebelumnya. Orangtua diharapkan untuk melakukan lebih banyak hal meskipun dengan sumber daya yang terbatas," jelas Lauren Canonico, LCSW, seorang psikoterapis di New York City, dilansir Parents.

Saat ini, ada harapan besar agar orangtua tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar anak, tetapi juga terlibat aktif dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mulai dari pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, hingga pengembangan sosial dan emosional anak, semuanya diharapkan mendapat perhatian penuh.

Tekanan ini semakin kuat seiring dengan perubahan zaman yang mengharuskan orangtua untuk lebih hadir dan memberikan yang terbaik. Akibatnya, banyak orangtua merasa perlu mengatur hidup mereka agar dapat memenuhi harapan tinggi ini, bahkan hingga mengorbankan kesejahteraan pribadinya.

3. Latar belakang pengasuhan orangtua

ilustrasi orang tua dan anak bermain bersama (pexels.com/gustavofring)

Latar belakang pengasuhan orangtua turut memengaruhi pola asuh intensif. Banyak orangtua yang ingin menghindari pengalaman pengasuhan yang kurang memadai di masa kecil dan merasa terdorong untuk memberikan lebih banyak perhatian, serta perlindungan kepada anak-anak mereka, terutama jika mereka tumbuh dengan sedikit pengawasan.

Keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik dan lebih aman bagi anak-anak sering kali mendorong orangtua untuk terlibat lebih dalam pada setiap aspek kehidupan anak. Dengan demikian, pengalaman masa kecil orangtua dapat membentuk cara mereka mengasuh dan berperan dalam mendidik anak.

4. Karakteristik pribadi orangtua

ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/augustderichelieu)

Tipe kepribadian orangtua juga dapat menjadi salah satu penyebab pola asuh ini. Orangtua yang memiliki sifat perfeksionis atau berorientasi pada pencapaian cenderung membawa pendekatan tersebut ke dalam pengasuhan. Mereka sering merasa perlu merencanakan segala sesuatu dengan matang, memberikan perhatian pada setiap detail, dan memastikan anak-anak mereka mencapai hasil terbaik.

Kepribadian seperti ini membuat mereka lebih terlibat dalam berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari pendidikan hingga aktivitas sosial. Selain itu, orangtua dengan kecenderungan protektif mungkin merasa perlu mengurangi risiko dan tantangan yang dihadapi anak-anak mereka, sehingga mendorong keterlibatan yang lebih intensif.

Meskipun bertujuan untuk memberikan yang terbaik bagi anak, pola asuh intensif dapat membawa tantangan tersendiri, baik bagi orangtua maupun anak. Dengan memahami penyebabnya, orangtua dapat lebih bijaksana dalam menyeimbangkan perhatian terhadap anak dan kesejahteraan diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us