#MahakaryaAyahIbu: Ayah dan Ibu yang Luar Biasa Inilah Karyaku untuk Kalian

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik.
Aku Larisa, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari Ayah dan ibu yang luar biasa, pada dasarnya semua orang tua itu luar biasa, luar biasa dalam segala hal, kesabarannya, kasih sayangnya, cintanya, pengorbanannya, bahkan mungkin orang tua rela mempertaruhkan hidupnya demi anak-anaknya, namun aku bukanlah seorang anak yang luar biasa, aku hanya seorang anak yang mungkin belum bisa dibilang baik karena aku masih sering tidak patuh pada ayah dan ibuku, aku masih belum bisa membahagiakan mereka, aku juga belum bisa membuat mereka bangga bahkan aku tidak akan pernah bisa membalas jasa mereka hingga kapanpun.
Hari ini tanggal 14 Juni 2016, hari dimana 19 tahun yang lalu ayah dan ibuku membangun sebuah keluarga baru, dengan penuh kasih sayang dan cinta yang kuat dan kokoh tak tertandingi, serta hari di mana ayah dan ibuku mengikat sebuah hubungan pernikahan. Dua puluh tahun, kupikir itu bukanlah waktu yang singkat, karena selama 20 tahun ayah dan ibuku pasti sudah melewati banyak lika liku kehidupan bersama, suka dan duka, dan bahkan manis, pahit, asam, asinnya kehidupan sudah mereka rasakan bersama.
Aku sebagai anak pertama dari kedua orang tuaku juga ikut merasakan bagaimana perjuangan mereka untuk hidup dan tentunya agar bisa membahagiakan anaknya. Aku lahir satu tahun setelah Ayah dan Ibuku menikah, di masa itu Ayahku hanya bekerja sebagai pedagang kecap keliling dan ibu ku bekerja sebagai tukang cuci pakaian, semasa kecil aku sama sekali tak mengerti mengapa kedua orang tuaku harus bekerja, namun sejak aku berumur 8 tahun aku mulai mengetahui untuk apa mereka bekerja, aku mulai memahami itu.
Semasa kecil aku sering ikut Ibu kerumah tetangga untuk mencuci pakaian, dan aku juga sering ikut Ayah keliling kampong untuk menjajakan kecapnya menggunakan sepeda, dan bagi ku itu adalah hal yang sangat membahagiakan. Kedua orang tua ku adalah pekerja keras, mereka rela bekerja apapun demi aku dan adik ku, mereka rela mengutang kesana kemari untuk biaya sekolah ku dan juga adikku, sehingga sekarang aku bisa berkuliah di salah satu Universitas di Banjarmasin.
Sekarang aku sudah berumur 18 tahun, selama itu, aku belum ada memberikan mereka apapun yang bisa membuat mereka bangga, belum bisa membantu keuangan keluarga ku hingga aku memberanikan diri untuk mengikuti sebuah lomba karya tulis di kota ku tanpa sepengetahuan ayah dan ibuku. Sebenarnya aku tidak punya pengalaman menulis karya tulis sama sekali, Namun hadiah dari lomba itu lah yang aku inginkan.
Satu minggu waktu untuk membuat karya tulis itu, aku memutuskan untuk membuat sebuah cerita pendek, dan hanya belajar otodidak lewat internet, karena jujur saja aku tak punya bakat dalam hal ini. Namun aku percaya kerja keras, semangat keinginan serta keyakinan yang kuat akan membantu kita lebih percaya diri, dan aku juga percaya pikiran positive akan melahirkan hal yang positive. Satu minggu berlalu, aku mengumpulkan karya tulis ku, dan menunggu satu minggu lagi untuk mengetahui pemenangnya.
Memang tak sabar namun hari demi hari harus ku lewati, tepat di hari selasa, pukul 9 pagi, aku menerima telpon dari panitia lomba karya tulis yang mengabarkan jika karya tulis ku adalah juara pertama dalam lomba ini, dan aku di beri kesempatan untuk menerbitkan sebuah buku cerita. Bahagia luar biasa yang aku rasakan, 2 bulan setelah itu aku menerbitkan sebuah buku cerita yang ku beri judul “Daddy Is My First Love” ini adalah tulisan pertamaku, Mahakarya untuk ayah dan Ibuku, karya sederhana yang ku harap bisa membuat ayah dan ibu bangga kepadaku karena aku sayang Ayah dan Ibu.