5 Jobdesk Master of Ceremony atau MC, Si Pengatur Jalannya Acara

- Menyusun alur dan menjaga ritme acara MC bukan sekadar pembaca rundown, tapi juga pengatur ritme jalannya acara. Seorang MC harus tahu kapan harus serius, kapan harus santai, bahkan kapan harus improvisasi.
- Menjadi penghubung antara penyelenggara dan audiens. MC berperan sebagai jembatan yang menyampaikan maksud dari penyelenggara acara ke audiens dengan bahasa yang enak didengar.
- Menghidupkan suasana dengan energi positif. Dengan intonasi suara, pilihan kata, dan bahasa tubuh, mereka bisa membangun energi di dalam ruangan.
Kalau kamu pernah datang ke resepsi pernikahan, konser, seminar, atau acara kampus, pasti sering melihat seseorang yang tampil di depan, memandu jalannya acara dengan penuh percaya diri. Orang ini disebut Master of Ceremony atau MC. Sosok ini kerap menjadi pusat perhatian karena kemampuan berbicara yang luwes, gaya yang menghibur, sekaligus aura yang bikin acara lebih hidup. Namun, jangan salah, pekerjaan MC itu bukan sekadar ngomong di depan banyak orang. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan dikuasai supaya acara berjalan lancar dan sesuai harapan penyelenggara.
Banyak orang mungkin menganggap MC hanya bertugas membuka, mengisi, lalu menutup acara. Padahal, jobdesk seorang MC jauh lebih luas dari itu. Nah, supaya makin jelas, yuk kita bahas lebih detail soal jobdesk master of ceremony berikut ini!
1. Menyusun alur dan menjaga ritme acara

MC bukan sekadar pembaca rundown, tapi juga pengatur ritme jalannya acara. Seorang MC harus tahu kapan harus serius, kapan harus santai, bahkan kapan harus improvisasi kalau ada gangguan teknis. Misalnya, saat sound system tiba-tiba mati atau pembicara belum siap naik ke panggung, MC harus bisa mengulur waktu tanpa membuat penonton bosan. Jadi, di balik suara merdu dan kata-kata lancar, MC sebenarnya punya tanggung jawab besar untuk bikin acara tetap on track.
2. Menjadi penghubung antara penyelenggara dan audiens

Coba bayangkan kalau gak ada MC, pasti acara akan jadi sangat kaku. MC berperan sebagai jembatan yang menyampaikan maksud dari penyelenggara acara ke audiens dengan bahasa yang enak didengar. Misalnya, di acara pernikahan, MC bukan hanya berkata “mempelai masuk”, tapi juga menciptakan suasana hangat supaya tamu merasa nyaman. Di seminar, MC bukan hanya memperkenalkan narasumber, tapi juga membuat audiens semangat mendengarkan materi. Jadi, mereka benar-benar menjadi penghubung antara penyelenggara dan penonton.
3. Menghidupkan suasana dengan energi positif

MC adalah kunci utama yang menentukan suasana acara. Dengan intonasi suara, pilihan kata, dan bahasa tubuh, mereka bisa membangun energi di dalam ruangan. Kalau cara bicara dan ekspresi MC datar-datar saja, jangan heran kalau audiens jadi ngantuk dan bosan.
Sebaliknya, MC yang interaktif, punya sense of humor, dan lihai berinteraksi dengan audiens bisa langsung membuat suasana jadi lebih hidup. Energi positif yang mereka sebarkan mampu menarik perhatian penonton, bahkan di momen yang sebenarnya biasa saja. Inilah alasan kenapa jobdesk MC gak bisa dilepaskan dari kemampuan public speaking yang mumpuni ditambah kepekaan tinggi dalam membaca situasi.
4. Menjadi problem solver dadakan

Hampir gak ada acara yang berjalan lancar 100 persen tanpa hambatan. Bisa jadi pembicara terlambat, file presentasi error, atau dekorasi roboh. Di sinilah kehebatan MC diuji. Mereka harus bisa tetap tenang, mengalihkan perhatian audiens, bahkan mengisi kekosongan dengan cara kreatif.
Jobdesk ini memang jarang disadari, tapi justru salah satu yang paling penting. MC bukan hanya pembawa acara, tapi juga penyelamat acara! Berkat MC, suasana tetap kondusif dalam keadaan apa pun.
5. Menutup acara dengan kesan yang kuat

Kesan terakhir dari sebuah acara sering kali ditentukan oleh MC. Penutupan yang hangat, berkesan, dan jelas akan membuat audiens pulang dengan rasa puas. Maka dari itu, MC perlu mempersiapkan closing statement yang gak hanya formal, tapi juga memorable.
Misalnya, di seminar, MC bisa menutup dengan kalimat motivasi. Di pesta ulang tahun, MC bisa menutup dengan suasana ceria dan candaan. Semua tergantung jenis acaranya, tapi intinya bertujuan untuk membuat audiens pulang dengan senyum.
Jadi, kalau ada yang beranggapan tugas MC hanya berbicara sepanjang acara, jelas itu salah besar. Untuk kamu yang tertarik jadi MC, jangan hanya fokus ke public speaking, tapi juga latihan kepekaan, improvisasi, dan manajemen emosi. Ingat, sukses atau tidaknya acara sering kali ada di tangan MC!