7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!

Bukan cuma tentang jumlah teman

Anak yang dicap kuper oleh teman-temannya akan mengalami tekanan psikis yang besar. Sebutan ini bakal makin menurunkan kepercayaan diri anak. Bukannya belajar bergaul, anak malah tambah menarik diri dari teman-temannya.

Lebih berbahaya lagi, anak yang dinilai kuper juga rentan menjadi korban perundungan. Teman-temannya yang superior merasa aman mengganggu seseorang yang tidak punya kawan. Namun, kuper juga bukan hanya soal berapa jumlah teman anak.

Anak pun bisa dianggap kuper karena minimnya pengetahuannya di luar masalah pelajaran. Ia tidak tahu berbagai hal yang sering dibicarakan kawan-kawannya. Terlepas dari kepribadian anak yang introver atau ekstrover, kuper bisa dicegah dengan cara:

1. Anak tak harus punya banyak teman, tetapi ia tetap perlu berteman

7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi teman sekelas (pexels.com/Weadd)

Mencegah anak menjadi kuper tak sama dengan mendorongnya agar punya teman sebanyak mungkin. Jangan memaksa anak biar selalu mengenal orang baru setiap hari sehingga di akhir bulan total temannya terus bertambah. Bukan ini yang perlu ditegaskan pada anak.

Anak hanya mesti menyadari bahwa berteman merupakan kebutuhannya sebagai makhluk sosial. Berteman adalah menjalin hubungan baik yang cukup intens dengan sejumlah anak lain dalam waktu yang lama. Tidak ada aturan minimal jumlah kawan, terpenting anak tak mengisolasi dirinya dari pertemanan.

2. Ada waktunya anak berkegiatan di dalam atau luar rumah

7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi pertemanan (pexels.com/Norma Mortenson)

Meski orangtua merasa anak lebih aman bermain di dalam rumah, terus mengurungnya juga bukan tindakan yang bijaksana. Bahaya lain mengintai, yaitu anak menjadi sulit bergaul dan terlalu cemas ketika berada di luar rumah. Tetaplah membagi waktu untuk anak beraktivitas di dalam serta luar rumah.

Guna memastikan keamanannya, peran aktif orangtua dalam mendampingi anak amat diperlukan. Temani anak berkegiatan di luar rumah sampai ia cukup mampu menjaga dirinya. Namun ingat, jangan pula anak seharian bermain di luar rumah yang membuatnya kelelahan saat pulang.

Baca Juga: 5 Hal Ini Menyebabkan Hubungan Orangtua dan Anak Tidak Ideal

3. Sering ajak anak mengobrol agar komunikasinya lancar

7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi anak di rumah (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Masalah berikutnya yang menghambat anak dalam bergaul adalah kemampuan komunikasinya yang kurang. Anak barangkali masih kesulitan berbicara dan kosakatanya sangat terbatas. Akibatnya, anak juga sulit memahami maksud ucapan orang lain.

Orangtua perlu terus merangsang kemampuan anak dalam berkomunikasi. Sejak anak belum bisa bicara, sering-seringlah mengajaknya mengobrol. Sekalipun ketika itu ia belum dapat menjawab, semua yang dikatakan orangtua akan memengaruhi kemampuan anak dalam berbahasa.

Sering-seringlah bertanya jawab dengan anak ketika di rumah. Topiknya bisa apa saja, tak melulu soal pelajaran atau seperti mengetes ingatannya akan nama-nama anggota keluarga. Luwes saja, termasuk mengobrolkan kegiatan sehari-hari anak dan orangtua. 

4. Anak juga perlu jalan-jalan supaya pengalaman dan pengetahuannya bertambah

dm-player
7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Negative Space)

Anak yang pengalaman dan pengetahuannya minim biasanya menjadi kurang percaya diri. Kemudian ia amat ragu untuk memasuki lingkaran pertemanan. Ada perasaan takut ditolak dan tak mampu mengikuti teman-temannya.

Buat meningkatkan kepercayaan diri anak, selain memberinya cukup pujian, ia juga perlu lebih sering diajak jalan-jalan. Semua hal yang dilihat serta dialaminya penting untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya. Ini akan meningatkan kepercayaan diri anak sekaligus menurunkan sifat malu-malunya.

5. Sediakan bacaan dan tontonan yang menambah wawasan anak

7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi anak belajar (pexels.com/RF._.studio)

Kurang tepat bila kuper dihubungkan dengan kepintaraan seseorang. Kian pintar seseorang, kian lemah kemampuannya dalam bergaul. Sebab kepintaran juga menjadi salah satu modal dalam menjalin pertemanan yang berkualitas.

Akan tetapi, yang perlu lebih diperhatikan ialah kepintaran ini hendaknya jangan hanya tentang pelajaran di sekolah. Pengetahuan umum anak juga mesti luas. Dengan begitu, ia tidak bingung hendak membicarakan apa dengan teman-temannya.

6. Bantu anak mengenali dan mengasah potensi diri

7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi bermain alat musik (pexels.com/RODNAE Productions)

Seperti disinggung dalam poin sebelumnya, berteman perlu modal. Ketika wawasan yang luas memudahkan anak menemukan maupun mengikuti topik obrolan, potensi diri yang terasah akan membuat anak menonjol di suatu bidang.

Akibatnya positif, yaitu anak bakal tampil lebih percaya diri. Manfaat lainnya, anak memiliki aura bintang dan dia menjadi magnet bagi teman-temannya. Anak berprestasi biasanya lebih populer.

7. Orangtua menjadi contoh dalam membentuk dan menjaga hubungan pertemanan

7 Tips Cegah Anak Kuper, Contoh dari Orangtua Berperan Penting!ilustrasi sesama orangtua (pexels.com/Alexy Almond)

Sekalipun orangtua ingin mencegah anak menjadi kuper, semua usaha ini bukan cuma soal anak. Kita sebagai orangtua juga punya peran penting untuk menjadi contoh baginya. Apakah kita mampu berteman dengan cukup luwes?

Kalau kita saja terlalu membatasi interaksi dengan orang lain dan merasa tidak aman dalam bergaul, sedikit banyak anak akan meniru. Sesekali orangtua perlu mengundang teman dan tetangga ke rumah. Atau, ajak anak saat kita hendak bertemu kawan dalam suasana yang tak terlalu resmi. Anak yang mendapati orangtuanya mampu menikmati pertemanan tidak ragu membentuk pertemanannya sendiri.

Bedakan anak yang kuper dengan anak yang masih perlu beradaptasi dengan lingkungan pertemanan yang baru. Jangankan anak, semua orang dewasa juga butuh adaptasi ketika berada di lingkungan baru. Namun pada anak yang kuper, hubungan pertemanannya tak pernah berkembang meski ia dan teman-temannya sudah satu kelas beberapa bulan bahkan tahun.

Baca Juga: 5 Cara Anak Menghibur Orangtua, Penuh Kepedulian meski Sederhana

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya