5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?

Calon orang tua wajib baca!

Apa yang terjadi ketika seorang orang tua terlalu posesif dan terlalu banyak mengatur kehidupan anak mereka? Dalam dunia yang semakin sibuk dan kompleks, banyak orang tua merasa perlu untuk mengendalikan kehidupan anak-anak mereka. Tetapi kenyataannya, perilaku ini dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Apa saja bahayanya? Ini pendapat ahli!

1. Anak kurang percaya diri

5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?Ilustrasi memberikan kebebasan anak eksplorasi lingkungan (Unsplash.com/Andre Taissin)

Saat orang tua terlalu posesif dan terlalu banyak mengatur kehidupan anak mereka, dampak pertama yang mungkin terjadi adalah rendahnya percaya diri pada anak. Hal ini dapat terjadi karena anak-anak tidak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi keinginan dan minat mereka sendiri. Sebagai hasilnya, anak-anak mungkin merasa sulit untuk membuat keputusan atau mengambil inisiatif dalam kehidupan mereka. 

Psikolog anak Belanda, Chantal Westerman, menjelaskan bahwa orang tua yang terlalu posesif cenderung mencoba untuk menghindari rasa takut mereka terhadap bahaya atau risiko yang mungkin terjadi pada anak mereka, namun perilaku ini dapat membuat anak merasa tidak percaya diri dan kurang siap menghadapi tantangan yang mungkin dihadapi di masa depan. Untuk itu, sebagai orang tua, penting untuk memberikan kebebasan dan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi dan mengejar minat mereka sendiri. Sehingga mereka dapat membangun rasa percaya diri yang kuat dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan mereka.

2. Anak cenderung lebih manja

5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?Ilustrasi anak tidak mampu memecahkan masalahnya (Unsplash.com/Chirstopher Ryan)

Orang tua yang terlalu posesif dapat mempengaruhi anak-anak mereka untuk mengalami ketergantungan terhadap orang tua sehingga anak menjadi lebih manja daripada semestinya. Hal ini dapat terjadi ketika anak-anak tidak diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara mandiri. Sebagai akibatnya, anak-anak cenderung mengandalkan orang tua mereka dalam setiap hal, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya mereka bisa tangani sendiri. 

Psikolog anak Amerika Serikat, Jim Taylor, menjelaskan bahwa ketergantungan pada orang tua dapat menyebabkan masalah dalam hubungan antara orang tua dan anak, terutama ketika anak mulai mencapai usia dewasa. Selain itu, ketergantungan pada orang tua juga dapat menghambat perkembangan kemandirian anak dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan hidup. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan kesempatan pada anak-anak untuk memecahkan masalah secara mandiri dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi mandiri.

3. Minim skill sosial

5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?Ilustrasi anak bersosialisasi dengan baik (Unsplash.com/MI PHAM)

Orang tua yang posesif dan terlalu mendikte juga dapat dapat menyebabkan anak memiliki kurangnya kemampuan dalam berinteraksi sosial. Hal ini dapat terjadi ketika anak-anak tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga mereka. Sebagai akibatnya, anak-anak cenderung kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru dan mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain. 

dm-player

Psikolog anak Kanada, Lisa Damour, menjelaskan bahwa kurangnya kemampuan berinteraksi sosial dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan sosial anak. Selain itu, minimnya kemampuan bersosialisasi juga mempersulit mereka dalam menjalin hubungan interpersonal di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan kesempatan pada anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga mereka dan mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan.

4. Mental health anak terganggu

5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?Ilustrasi anak mengalami stres (Unsplash.com/Gaby Fishman Fosbery)

Stres dan kecemasan berlebihan adalah dampak negatif lain dari pola asuh orang tua posesif dan terlalu mendikte dalam tumbuh kembang anak. Banyak anak yang merasa tertekan dan tidak nyaman ketika orang tua mereka terlalu mengatur dan membatasi aktivitas mereka. Hans Steiner, psikolog anak asal Jerman menyatakan, ketidakmampuan anak untuk mengatasi stres dan kecemasan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka. Selain itu, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh posesif cenderung lebih cemas dan kurang percaya diri dalam mengambil keputusan. Sehingga mereka juga kurang mampu mengatasi stres dan cenderung merasa terintimidasi oleh tuntutan orang tua mereka.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak mendukung pengembangan diri mereka dan selalu merasa diawasi dan dikontrol oleh orang tua cenderung mengalami kecemasan yang berlebihan. Mereka mungkin merasa sulit untuk bersosialisasi dan bergaul dengan orang lain, karena takut melakukan kesalahan atau tidak bisa memenuhi ekspektasi orang tua mereka. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami isolasi sosial dan sulit membangun hubungan interpersonal yang sehat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan dan kebebasan yang tepat kepada anak agar mereka dapat berkembang dengan baik dan belajar mengatasi tantangan hidup dengan cara yang sehat.

Baca Juga: Apa yang Dimaksud Pola Asuh Helikopter? Simak Penjelasannya!

5. Anak tidak mandiri

5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?Ilustrasi anak yang mandiri (Unsplash.com/Anna Spratt)

Kurangnya kemandirian pada anak adalah bahaya lain yang dapat timbul akibat pola asuh yang terlalu posesif dan mendikte. Anak yang terlalu diarahkan dan dikendalikan oleh orang tua cenderung menjadi kurang mampu mengambil keputusan sendiri, merencanakan dan mengelola waktu dengan baik, serta menyelesaikan tugas-tugas dengan mandiri. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih luas, serta kurang siap untuk menghadapi tantangan dan tekanan di kehidupan dewasa nanti.

Psikolog anak Singapura, Cindy Chew menegaskan, kurangnya kemandirian pada anak juga dapat menghambat perkembangan kemampuan belajar dan kreativitas. Anak yang terlalu bergantung pada orang tua cenderung tidak berani mengambil risiko dan bereksperimen, sehingga sulit bagi mereka untuk menemukan minat dan bakat yang sebenarnya. Kemandirian adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan pada anak agar mereka dapat mandiri dan sukses di masa depan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memberikan anak kebebasan demi menjadikan anak tumbuh berkarakter.

Dalam membesarkan anak yang berkarakter, orang tua perlu memperhatikan keseimbangan antara kasih sayang dan kebebasan yang diberikan pada anak. Terlalu posesif dan terlalu banyak mendikte pada anak dapat membahayakan tumbuh kembang anak. Mengenal dan memahami bahaya-bahaya tersebut dapat membantu orang tua untuk membentuk pola asuh yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengembangkan keterampilan parenting yang sehat dan efektif untuk memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.

Baca Juga: 5 Pola Asuh yang Sering Dianggap Normal Namun Berbahaya, Bukan Sepele 

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya