Apa yang Dimaksud Pola Asuh Helikopter? Simak Penjelasannya!

Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dengan harapan, kelak ia menjadi orang yang sukses dan berhasil. Itulah kenapa para orangtua pasti berusaha memberikan pola asuh yang baik.
Tapi sayangnya tak sedikit yang justru terjebak pada pola asuh helikopter. Seperti apa itu? Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Apa itu pola asuh helikopter?

Mengutip buku Between Parent & Teenager (1969) oleh Dr. Haim Ginott, istilah ini menggambarkan orangtua yang seakan-akan terbang seperti helikopter saat membesarkan anaknya. Artinya, orangtua benar-benar mengawasi segala aspek dalam kehidupan anaknya dan memberikan larangan yang sifatnya mengekang.
Orangtua yang menerapkan pola asuh helikopter bisa dilihat dari beberapa tanda, bahkan ketika anaknya masih balita. Misalnya, saat anaknya bermain orangtua akan mendampinginya, tapi suka tidak memberikan waktu anak untuk sendirian.
Sementara jika anaknya sudah duduk di sekolah dasar, orangtua cenderung memastikan guru yang mengajar anaknya adalah orang yang baik. Selain itu, tak menutup kemungkinan orangtua juga akan mencarikan pelatihan khusus hingga memilihkan teman dan aktivitas tertentu untuk anaknya.
2. Pemicu pola asuh helikopter

Anak yang mendapatkan pola asuh helikopter kemungkinan akan merasa risih hingga terkekang. Hal ini karena orangtua terlalu mengawasi mereka. Lalu apa alasan orangtua terjebak dalam pola asuh seperti ini? Berikut beberapa faktor pemicunya.
1. Tidak ingin anaknya mengalami kegagalan
Kegagalan yang dialami anak adalah hal lumrah. Tapi orangtua yang punya pola asuh helikopter ingin mencegah ketidakbahagiaan, ketidakmampuan, dan tantangan yang dihadapi anaknya. Padahal apa yang dihadapi anak dalam kehidupannya akan memberikan banyak pelajaran.
2. Merasa cemas dengan apa yang akan dihadapi anak
Helicopter parenting lebih mengotrol kehidupan anak dengan alasan melindungi. Orangtua seakan mengambil alih kehidupan anaknya dan mereka yakin bisa melindungi anaknya agar tak tersakiti atau dikecewakan.
3. Overcompensation
Orangtua yang masa kecilnya merasa tidak dicintai atau diabaikan, ada kecenderungan kelak memperlakukan anaknya secara berlebihan. Biasanya hal ini dikarenakan mereka berusaha memperbaiki kekurangan orangtuanya dulu dalam pola pengasuhan.
4. Pengaruh dari orangtua lain
Terkadang orangtua suka mengurusi kehidupan orangtua lain sampai meniru pola asuhnya, terutama jika mereka terlalu memerhatikan anaknya. Hal ini justru memicu perasaan bersalah karena merasa tidak masuk ke dalam kehidupan anak. Alhasil, dari perasaan ini mendorong orangtua terlalu ikut campur kehidupan anaknya dan tak sadar terjebak pola asuh helikopter.
3. Dampak pola asuh helikopter pada anak

Pola asuh helikopter bisa menimbulkan masalah yang serius pada anak. Sekalipun dimulai dari niat baik, tapi faktanya justru sebaliknya. Berikut beberapa dampak buruk yang diterima anak jika orangtuanya menerapkan helicopter parenting.
- Menurunkan rasa percaya diri anak karena memunculkan anggapan orangtua tidak memercayai anaknya.
- Anak menjadi kurang kuat dan tidak belajar dalam menghadapi kekecewaan, kegagalan, atau rasa kehilangan.
- Anak menjadi kurang mampu atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
- Helicopter parenting membuat anak tidak bisa mengatur emosi dan perilaku, serta menyebabkan sikap impulsif yang meningkat.
- Peningkatan kecemasan dan depresi pada anak karena orangtua terlalu mengurusi kehidupan mereka.
- Orangtua menjadi merasa berhak karena sudah terbiasa mengatur atau menyesuaikan kehidupan anaknya.
- Keterampilan hidup anak menjadi sangat kurang dan tidak berkembang karena apa-apa sudah diatur orangtuanya.
4. Cara menghilangkan pola asuh helikopter

Sebenarnya tak hanya pola asuh, sesuatu yang dilakukan secara berlebihan akan menghasilkan dampak yang tidak baik. Begitu pula dengan helicopter parenting yang membuat orangtua selalu memperhatikan gerak-gerik anaknya secara berlebihan.
Tapi tidak terlambat untuk menghindari perilaku overparenting ini. Orangtua harus memahami betul bahwa anak harus diajari untuk berjuang, merasakan kekecewaan, dan mengatasi kegagalan.
Hal itu adalah proses mereka belajar demi kebaikan dirinya di masa depan. Selain itu biarkan anak-anak melakukan tugas yang sebenarnya sudah mampu mereka lakukan, baik secara fisik maupun mental.
Jadi sekarang kalian sudah paham kan apa yang dimaksud dengan pola asuh helikopter? Kamu setuju gak dengan pola asuh ini?