5 Tips Membantu Anak Pemalu Beradaptasi di Hari Pertama Sekolah

- Ajak anak berkomunikasi dengan guru dan teman
- Libatkan anak dalam kegiatan pembelajaran
- Tunjukkan pribadi guru yang hangat dan terbuka
Hari pertama sekolah menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu, terutama bagi anak baru. Pasalnya, pada momen ini mereka mendapatkan suasana belajar baru, alat tulis baru, seragam baru, dan tentu saja teman baru. Saat itu juga kita sebagai guru harus berbenah menjadi pribadi yang murah senyum, ramah, dan interaktif agar mereka bisa nyaman meskipun di lingkungan baru.
Namun sayangnya, tidak semua anak menyukai hal-hal baru. Beberapa dari mereka bisa langsung beradaptasi dan beberapa yang lain masih malu-malu. Dalam hal ini, anak yang malu-malu tentu membutuhkan perhatian ekstra dibandingkan anak yang ekspresif. Oleh karena itu artikel ini akan menjawab kesulitan guru bagaimana cara menghadapi anak pemalu pada hari pertama sekolah.
1. Ajak anak berkomunikasi dengan guru dan teman

Selain menjadi pengajar, guru juga berperan sebagai orang tua di sekolah. Untuk membuka hati anak baru, kita bisa memulainya dengan mengajak mereka berbicara. Itulah mengapa guru perlu memiliki keterampilan komunikasi agar bisa menggantikan tempat cerita yang nyaman saat orang tua tidak di samping mereka.
Saat ada anak yang masih sering diam dan menyendiri, jadilah super hero untuk mereka. Ajak anak yang pemalu berkeliling kelas agar berkenalan dengan anak-anak yang lain. Dengan mencarikan teman mengobrol, mereka akan menyadari bahwa lingkungan baru tersebut aman dan nyaman bagi dirinya.
2. Libatkan anak dalam kegiatan pembelajaran

Kurangnya rasa percaya diri bisa menjadi penyebab anak pemalu enggan berbaur. Anak-anak yang kurang percaya diri biasanya ragu-ragu dengan kemampuannya dan takut melakukan kesalahan sehingga memilih untuk diam. Daripada fokus pada sikapnya, sebaiknya kita lebih fokus cara mengatasi rasa mindernya.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk merangkul anak-anak yang pemalu dengan memberi panggung. Misalnya, menunjuk mereka untuk menyiapkan doa belajar, menunjuk untuk menyanyi di depan kelas, atau memberikan pujian secara terbuka di hadapan teman-teman barunya. Hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri anak, sehingga bisa lebih terbuka dengan teman-temannya.
3. Tunjukkan pribadi guru yang hangat dan terbuka

Anak pemalu biasanya lebih nyaman apabila orang lain yang mengawali interaksi. Sebagai guru, kita bisa memulainya dengan menyapa mereka setiap berangkat sekolah atau mengusap rambut setelah bersalaman. Sambutan yang hangat dari guru, apabila dilakukan secara terus-menerus dapat membuat hati mereka yang beku menjadi cair.
Jadilah guru yang hangat setiap saat, tidak hanya saat menyambut kedatangan mereka. Perhatian yang diberikan guru secara konsisten memberikan kontribusi besar terhadap perubahan sikap anak yang pemalu. Mereka akan lebih berani meminta bantuan saat kesulitan, lebih percaya diri saat tampil, dan lebih mudah terbuka dengan teman-temannya.
4. Menjadi guru yang sigap membantu

Lingkungan belajar yang penuh kasih sayang adalah fondasi untuk membantu anak mengatasi rasa malu. Tidak hanya diajak mengobrol dan diberikan panggung, dibantu tanpa diminta pun bisa membuat hati mereka luluh. Sederhana sekali, tetapi ampuh meluluhkan hati.
Tindakan guru yang sigap membantu dapat menghilangkan kecemasan anak pemalu saat beradaptasi. Mereka akan merasa aman, sehingga lebih berani bertanya, mencoba, dan berinteraksi. Sebab, anak pemalu cenderung takut meminta bantuan. Jadi, saat guru menawarkan bantuan tanpa diminta, anak merasa didukung.
5. Rencanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

Penting bagi guru merancang pembelajaran yang menyenangkan, terutama kegiatan selama masa pengenalan lingkungan. Dengan memberikan first impression yang menyenangkan, anak-anak akan menyadari bahwa belajar itu tidak selalu menegangkan.
Usahakan rancang kegiatan yang interaktif di mana semua anak dapat terlibat secara langsung. Ini akan sangat membantu anak yang pemalu mudah untuk beradaptasi tanpa harus dipaksa. Bahkan bagi anak yang ekspresif pun bisa menjadi ruang untuk menyalurkan energinya.
Lima cara menghadapi anak yang pemalu di hari pertama masuk sekolah, memang perlu melakukan secara bertahap. Dengan mengajak berbicara, melibatkan anak mengambil peran, sigap membantu, dan merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, lambat laun akan membuat anak-anak yang pendiam menjadi lebih terbuka.