Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perilaku Ibu Mertua yang Dibenci oleh Menantu Perempuan

ilusrasi ibu mertua (pexels.com/Greta Hoffman)
ilusrasi ibu mertua (pexels.com/Greta Hoffman)

Idealnya, seorang menantu menganggap ibu mertua adalah seseorang yang sudah dianggap sebagai orangtuanya sendiri. Sebenarnya cukup banyak terbukti bahwa hubungan ibu mertua dan menantu perempuan bisa saja menjadi akrab dan dekat layaknya ibu dan anak kandung.

Namun harus diakui, terkadang itu bukanlah perkara yang mudah untuk diwujudkan.  Bahkan jika ibu mertua dan menantu perempuan sama-sama berkarakter baik, tak serta merta hubungan dapat berjalan lancar dari awal tanpa upaya.

Dibutuhkan komunikasi dan kompromi agar kedua pihak dapat memahami satu sama lain dan saling menerima kelebihan dan kekurangannya. Masalah komunikasi merupakan faktor penting dalam hubungan mertua dan menantu ini.

Ibu mertua yang berkarakter keras kadan-kadang tanpa sadar bersikap kurang menyenangkan yang menyebabkan kedekatan antara mertua dan menantu semakin renggang. Berikut ini beberapa perilaku ibu mertua yang dibenci oleh menantu perempuan. Apa saja, ya?

1. Terus-terusan bertanya kapan diberi cucu

ilustrasi bayi (pexels.com/Victoria Akvarel)
ilustrasi bayi (pexels.com/Victoria Akvarel)

Ini pertanyaan yang selain menjengkelkan, juga menimbulkan perasaan tertekan. Mempunyai anak bukanlah hal yang bisa diburu-buru oleh siapapun termasuk juga ibu mertua.

Kadang-kadang tak semua ibu mertua menyadari hal ini dan tetap mengajukan pertanyaan yang terdengar seperti tuntutan. Jika kamu kebetulan mempunyai mertua yang sering menanyakan perihal kapan kamu akan punya anak, jawablah saja dengan tersenyum dan katakan untuk sama-sama berdoa yang terbaik saja.

2.Mengatakan bahwa menantunya tak dididik dengan baik

ilustrasi ibu mertua (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi ibu mertua (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat sedang ada konflik karena perbedaan pendapat, akan sangat mungkin ibu mertua mengkritik banyak hal. Mengkritik sikap seorang menantu mungkin masih bisa diabaikan saja, tetapi bagaimana jika ia mempertanyakan cara orangtuamu mendidikmu? Mungkin kamu akan terpancing untuk membalas kata-kata pedas seperti ini dengan amarah.

Sebaiknya kamu tarik napas panjang dahulu sebelum menanggapi. Ingatlah bahwa yang sedang kamu hadapi adalah ibu dari suamimu, bukan musuhmu. Jika kamu sudah tenang, kamu bisa mengatakan bahwa apa yang sedang dibahas tak ada sangkut pautnya dengan cara orangtuamu membesarkan dan mendidikmu.

3.Merasa lebih tahu dalam mendidik dan merawat cucunya

ilustrasi anak-anak (Pexels.com/ Luna Lovegood)
ilustrasi anak-anak (Pexels.com/ Luna Lovegood)

Ini bukan hal baru. Banyak orang yang merasa telah sukses membesarkan anaknya yang sekarang menjadi suami orang lain sebagai bukti keberhasilannya mendidik dan merawat. Itu mungkin tidak sepenuhnya salah, tetapi kamu tentunya tak ingin ibu mertua mengambil alih sepenuhnya cara mendidik dan membesarkan anak-anak kamu.

Ucapkanlah terima kasih atas niatnya membantu membesarkan dan merawat anak. Namun, tegaskan bahwa kamu dan suami mempunyai cara sendiri untuk diterapkan. Katakan juga bahwa kamu akan sangat senang dengan bantuannya, selama tidak bertentangan dengan cara yang sudah kamu sepakati bersama suami.

4.Merasa harus selalu dinomorsatukan oleh anaknya

ilustrasi ibu mertua (Pexels.com/Rodnae Production)
ilustrasi ibu mertua (Pexels.com/Rodnae Production)

Adalah benar jika seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya, termasuk ibunya. Namun, akan terasa menjengkelkan tiap kali kamu mendengar ibu mertuamu mengatakan bahwa suami harus selalu mendahulukan dirinya dibandingkan denganmu atau anakmu.

Jangan menanggapi awal persaingan ini. Tetaplah pada pemikiran bahwa kamu dan ibu mertua bukan sedang berkompetisi dalam memperebutkan perhatian suami. Tunjukkan juga bahwa kehadiranmu tak akan membuat ibu mertua kehilangan perhatian dari sang anak. Hanya saja perhatian yang diberikan saat ini dalam porsi yang sedikit berbeda, yakni menyesuaikan dengan kewajiban, selain sebagai anak dan juga sebagai suami.

5. Mengkritik fisikmu

ilustrasi ibu mertua (Pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi ibu mertua (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu pasti akan jengkel jika ibu mertuamu berkata bahwa kamu tak selangsing waktu masih gadis. Ibu mertuamu tak seharusnya mengatakan hal ini karena itu merupakan salah satu bentuk body shaming.

Namun, kamu sebaiknya tak terpancing emosi, dan hadapi dengan kepala dingin. Kamu bisa mengatakan bahwa kamu telah berolahraga dan kamu pun menyukai tubuhmu saat ini apa adanya. Kamu juga bisa menganggap kata-kata ibu mertuamu ini sebagai motivasi untuk hidup sehat.

Nah, itu tadi beberapa perilaku ibu mertua yang dibenci oleh menantu perempuan. Walaupun kadang-kadang ada ibu mertua yang suka bersikap negatif, lebih baik jika kamu tak membalasnya dengan sikap yang buruk juga. Kamu tentu saja punya hak untuk membela diri terutama jika yang menyangkut hal-hal prinsip. Namun jangan lupa untuk selalu bersikap sopan dan tetap berkomunikasi dengan suami perihal sikap ibu mertua agar tak terjadi kesalahpahaman kemudian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us