Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perlukah Menitipkan Anak di Daycare? Berikut 5 Pertimbangannya

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pengasuhan anak sering menjadi masalah dalam keluarga. Jangankan bagi pasangan suami istri yang sama-sama bekerja. Adanya satu pihak yang di rumah pun tidak menjamin pengasuhan anak menjadi lebih mudah. Apalagi kalau jumlah anak prasekolah lebih dari satu. Mengasuhnya sendirian di rumah dapat terasa sangat melelahkan secara fisik maupun mental.

Adanya daycare menjadi solusi untuk masalah di atas. Ini bukan tentang orangtua melepaskan tanggung jawabnya atas tugas mengasuh anak apalagi gak menyayanginya. Namun, semata-mata supaya segala sesuatunya bisa berjalan beriringan. Orangtua dapat bekerja dengan tenang guna memenuhi kebutuhan keluarga.

Anak pun terjaga dengan baik di  daycare. Kalau salah satu darimu atau pasangan mesti mengorbankan pekerjaan, urusannya kadang tak mudah. Salah-salah malah keuangan keluarga menjadi tidak stabil dan berpengaruh buruk pada masa depan anak. Untuk kalian yang masih bingung kapan perlu menitipkan anak di daycare, lima pertimbangan di bawah ini semoga bisa membantu.

1. Perlu jika kedua orangtua WFO dan gak punya babysitter

ilustrasi daycare (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perhatikan bahwa di sini ditekankan pada ada atau tidaknya babysitter, bukan ART. Meski ada asisten rumah tangga yang juga mampu mengasuh anak, alangkah baiknya kalau dibedakan dengan pengasuh anak. Jangan sampai beban kerja ART berlebihan dan lebih mendorongnya untuk berbuat kurang baik terhadap anak.

Apalagi jika anakmu sangat aktif dan belum bisa bermain sendiri tanpa pengawasan penuh. Babysitter  diperlukan agar perhatiannya sepenuhnya tertuju pada anak. Daycare dibutuhkan apabila dirimu dan pasangan harus bekerja dari kantor 5 sampai 6 hari dalam sepekan dan tak mempunyai babysitter.

Tidak mungkin untuk kalian membawa-bawa anak atau meninggalkannya sendirian di rumah. Pilih daycare  sebagai rumah keduanya supaya kalian masih dapat bekerja penuh. Meski menitipkan anak di daycare juga butuh biaya, jumlahnya tidak sebesar pendapatan salah satu dari kalian. Dirimu atau pasangan tak usah resign. 

2. Tidak perlu bila ada anggota keluarga yang mau mengasuh

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Jep Gambardella)

Meski tidak ada babysitter boleh jadi kamu tinggal bersama orangtua, mertua, atau saudara. Tentu kalian tidak boleh sembarangan menitipkan anak pada mereka karena tanggung jawabnya sangat besar. Mereka juga mungkin memiliki kesibukan masing-masing.

Namun kalau ada anggota keluarga yang dengan senang hati menawarkan bantuannya, tak ada salahnya diterima. Misalnya, orangtua atau mertua sudah pensiun dan sehari-hari bingung hendak melakukan apa. Daripada berpangku tangan setiap hari, mereka ingin mengasuh cucu saja. Begitu pula saudaramu atau saudara pasangan yang tinggal bersama kalian.

Bila ia gak beraktivitas di luar rumah dari pagi sampai awal malam serta dengan dengan senang hati ingin membantu, jangan menolaknya. Kedekatan anakmu dengan mereka juga penting. Selain menghemat biaya, kalian tahu seperti apa watak anggota keluarga. Anak lebih dapat dipastikan keamanannya daripada dititipkan ke orang asing.

3. Perlu kalau lokasi daycare ke kantor lebih dekat daripada rumah

ilustrasi daycare (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Jarak antara kantor kalian ke rumah dan daycare juga patut menjadi pertimbangan. Khususnya untuk jarak kantor ibu yang masih menyusui. Bila jarak kantor dengan rumah amat jauh sedangkan ada daycare yang lebih dekat, pilihlah menitipkan anak di sana.

Kapan pun ibu ada waktu dapat menjenguk anak dan menyusuinya secara langsung. Pun di usia balita, anak biasanya kerap sakit. Untuk mengantisipasi hal ini terjadi, menjaga jarak orangtua supaya tak terlalu jauh dari anak tetap penting. Terlebih kalau perjalanan dari kantor orangtua ke rumah lebih dari satu jam.

Meski di rumah ada babysitter atau keluarga yang mengasuh, boleh jadi kondisi anak lebih buruk daripada yang mampu ditangani oleh mereka. Mereka menghubungimu yang masih di kantor, dirimu malah panik selama dalam perjalanan pulang. Lokasi tempat penitipan anak yang dekat kantor akan membuat orangtua lebih tenang.

Anak pun merasa lebih aman karena tahu orangtuanya gak berada terlalu jauh darinya. Ia akan bersikap lebih kooperatif dengan para pengasuh di daycare. Ketika kamu atau pasangan menjemputnya lalu bersama-sama menuju rumah, ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan baginya. Waktu perjalanan lumayan buat menambah kebersamaan kalian.

4. Tidak perlu apabila orangtua masih bisa gantian mengasuh anak

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kamu dan pasangan sama-sama bekerja. Akan tetapi, kalian masih ada kelonggaran seperti, bekerja dari rumah. Atau, kalian tidak harus pergi ke kantor setiap hari dan di jam yang sama. Dengan fleksibilitas dalam bekerja, anak masih bisa diasuh oleh kalian sendiri secara bergantian.

Terpenting kamu dan pasangan kompak serta mau sama-sama belajar mengasuh anak. Kalian juga harus saling percaya sehingga tidak ada rasa khawatir yang berlebihan saat tiba waktunya anak bersama pasangan. Komunikasikan juga setiap jadwal kalian jauh-jauh hari.

Agar bila terjadi perubahan atau bentrokan jadwal dengan pasangan, kalian bisa mencari solusinya. Walaupun cukup melelahkan, strategi pengasuhan begini sebenarnya bagus. Anak menjadi lebih dekat dengan kedua orangtuanya. Selagi masih memungkinkan, sebaik-baik pengasuh bagi anak ialah orangtua.

5. Perlu jika orangtua punya tujuan lain menitipkan anak di daycare

ilustrasi daycare (pexels.com/Ron Lach)

Daycare memang banyak dipilih sebagai solusi untuk orangtua yang harus bekerja di luar rumah. Akan tetapi, ini juga bisa bukan satu-satunya tujuan kalian. Misalnya, anak mengalami kelekatan yang tidak aman dengan orangtua. Ia ditinggal sebentar oleh satu dari kalian langsung menangis kencang.

Ketika saudara-saudara datang ke rumah dan berusaha mendekati anakmu, dia juga menangis hingga mengamuk. Kalau anak terus gak mau berpisah darimu dan pasangan sekaligus menolak semua orang tentu repot. Jangan-jangan kelak ia kesulitan saat harus mulai masuk PAUD. 

Maka menitipkannya di daycare menjadi cara supaya anak belajar berpisah dari orangtua sekaligus bersosialisasi. Tentu akan terjadi banyak drama di awal ia dititipkan di  daycare. Namun, para pengasuh yang berpengalaman selalu tahu cara mengatasinya dengan baik.

Begitu pula jika anak sulit didisiplinkan di rumah. Seperti ia selalu menolak tidur siang dan makan tepat waktu. Atau, anak terlalu pemilih tentang makanan. Daycare yang bagus bukan sekadar tempat menitipkan anak, melainkan juga membantu orangtua dalam mengedukasinya. Anak akan belajar patuh terhadap arahan pengasuh dan lebih termotivasi dengan adanya teman sebaya.

Memang menitipkan anak di daycare bukan hal mudah bagi orangtua. Pasti ada rasa ketar-ketir terlebih dengan adanya kasus kekerasan pada anak yang terjadi di daycare. Namun bila kamu dan pasangan benar-benar membutuhkannya, survei baik-baik dulu serta minta rekomendasi daycare dari orang-orang tepercaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us