Uninvolved Parenting: Ciri-ciri, Penyebab, dan Dampaknya!

Uninvolved parenting tak punya ikatan emosional

Tak sedikit orangtua yang terjebak dalam pola asuh yang tidak tepat. Akhirnya memberi dampak yang kurang baik bagi anak ke depan. Salah satu pola pengasuhan yang mendapat banyak kritik adalah uninvolved parenting.

Secara sederhana uninvolved parenting adalah pola asuh yang tidak ada ikatan emosional. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas secara lengkap dalam artikel berikut.

1. Mengenal uninvolved parenting

Uninvolved Parenting: Ciri-ciri, Penyebab, dan Dampaknya!Ilustrasi parenting (pexels.com/August de Richelieu)

Uninvolved parenting adalah pola asuh yang tidak ada ikatan emosional antara anak dengan orangtua. Hal ini biasanya disebabkan karena orangtua tidak terlibat dalam tumbuh kembang anak secara rinci.

Selain itu, tipikal pengasuhan ini cenderung memberi sedikit atau bahkan tidak ada dukungan untuk anak. Di saat yang bersamaan, orangtua juga bersikap kurang hangat dan kurang memberi kasih sayang kepada anak.

Tipe parenting ini terkesan mengabaikan dan meremehkan emosi anak. Akibatnya, anak merasa seolah membesarkan dirinya sendiri. Jadi secara kasar, gaya pengasuhan ini seperti lepas tangan karena tidak adanya keterlibatan orangtua dalam hidup anak.

2. Ciri-ciri uninvolved parenting

Uninvolved Parenting: Ciri-ciri, Penyebab, dan Dampaknya!ilustrasi stress parenting (pexels.com/@Ketut-Subiyanto)

Tentunya setiap orangtua tak ingin terjebak dalam pola asuh yang membiarkan. Pasalnya, gaya pengasuhan ini bisa saja muncul karena tidak disengaja. Itulah kenapa para orangtua harus tahu seperti apa tanda atau ciri dari uninvolved parenting. Berikut di antaranya:

  • Orangtua lebih fokus pada masalah dan keinginan sendiri. Jadi tidak responsif akan kebutuhan anak dan hanya menyediakan sedikit waktu.
  • Kurangnya keterikatan emosional karena minimnya kepedulian, pengawasan, dan tidak ada quality time.
  • Orangtua seperti kurang minat pada aktivitas anak dan lebih mendahulukan kepentingan lain dibanding kepentingan anak.
  • Tidak ada aturan atau harapan karena orangtua dengan pola asuh ini cenderung tidak memiliki gaya kedisiplinan.
  • Orangtua seperti lepas tangan, selama tindakannya tidak mempengaruhi mereka, maka anak dibiarkan tanpa diberi koreksi.
  • Anak dibiarkan bertindak sesuai keinginannya. Orangtua juga tidak akan marah atau peduli ketika anak punya prestasi buruk di sekolah.
dm-player

Baca Juga: Authority Parenting: Dampak, Ciri-ciri, dan Tips Melakukannya!

3. Penyebab munculnya uninvolved parenting

Uninvolved Parenting: Ciri-ciri, Penyebab, dan Dampaknya!Uninvolved parenting tak punya ikatan emosional

Sekalipun orangtua tetap memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti tempat tinggal yang layak, makanan cukup, finansial, sekolah, dan lainnya, tetap saja pola asuh ini tidak dianjurkan. Lalu apa biasanya yang menjadi penyebab orangtua melakukan uninvolved parenting?

  • Tak punya waktu cukup untuk mengurus anak karena kelelahan atau kesibukan bekerja.
  • Ketidaksiapan menjadi orangtua. Biasanya secara umum hal ini disebabkan oleh pernikahan dini.
  • Orangtua tak memiliki uang yang cukup untuk membesarkan dan memenuhi kebutuhan anak.
  • Adanya trauma karena pengalaman buruk. Misalnya, buah hatinya hasil kejahatan seksual, dan ibunya tak mau mengurus karena selalu teringat peristiwa kelamnya.

4. Dampak uninvolved parenting bagi anak

Uninvolved Parenting: Ciri-ciri, Penyebab, dan Dampaknya!Ilustrasi anak sedih (Unsplash/Caleb Woods)

Suka tidak suka, anak tetap membutuhkan koneksi emosional dan keterikatan dari orangtua. Apalagi di masa-masa emas pertumbuhannya, faktor-faktor itu sangat penting. Berikut beberapa dampak uninvolved parenting bagi anak.

  • Sistem saraf anak tidak berfungsi dengan baik karena tidak mendapatkan koneksi emosional dari orangtuanya.
  • Anak menjadi tidak responsif, tidak cepat tanggap, bahkan cenderung tidak percaya diri, karena merasa tidak dipedulikan.
  • Anak cenderung memiliki penilaian diri yang rendah, yang membuatnya sulit membentuk hubungan sehat dan percaya kepada orang lain.
  • Tidak adanya aturan, batasan, atau memberi kontrol pada anak. Akibatnya, tidak ada kasih sayang dan membuat anak berprestasi buruk di hampir setiap bidang kehidupan.
  • Saat anak tumbuh, mereka akan kesulitan berada dalam lingkungan yang menuntut kepatuhan atau aturan.
  • Anak menjadi impulsif, munculnya agresi, prestasi akademik yang buruk, bahkan bisa terjebak dalam penggunaan narkoba dan alkohol.

Perkara membesarkan anak memang gak mudah. Tapi setidaknya orangtua kini tahu mana pola pengasuhan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan anak. Semoga artikel ini bisa membantu.

Baca Juga: Attachment Parenting: Manfaat, Kekurangan hingga Penerapannya!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya