Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Attachment Parenting: Manfaat, Kekurangan hingga Penerapannya!

Ilustrasi sentuhan fisik ke anak (pexels.com/Anna Shvets)

Tidak ada cara yang sempurna dalam mengasuh atau membesarkan anak. Maksudnya, jenis-jenis parenting tidak bisa disamakan. Pasalnya setiap anak berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan pola asuhnya.

Salah satu pola asuh yang sering diterapkan oleh orangtua adalah attachment parenting. Seperti apa sih gaya pengasuhan ini? Simak di bawah ini!

1. Apa yang dimaksud attachment parenting?

ilustrasi parenting (Unsplash/Colin Maynard)

Attachment parenting adalah pola asuh yang menekankan pada kedekatan secara fisik dan emosional. Kedekatan ini dibangun orangtua dengan perhatian, kasih sayang, dan komunikasi yang hangat.

Ciri khas dari pola asuh ini adalah dengan sentuhan fisik, seperti memberikan pelukan atau usapan yang berarti. Selain itu, orangtua juga akan mengedepankan perhatian, kontak fisik sampai kedekatan emosional.

2. Manfaat attachment parenting

ilustrasi ibu dan bayi yang baru lahir (unsplash.com/Gabriel Tovar)

Setiap pola asuh tentunya memiliki manfaat bagi anak. Tak terkecuali attachment parenting. Dengan menekankan kedekatan fisik dan emosional, bisa memberi pengaruh yang positif bagi si kecil. Berikut beberapa manfaatnya.

  • Membuat anak menjadi responsif terhadap kontak fisik.
  • Orangtua dan anak memiliki keterikatan hingga memberi rasa aman.
  • Anak tumbuh menjadi lebih mudah dalam berempati.
  • Anak merasa lebih tenang dan mencari kenyamanan dalam kehidupannya hingga dewasa.
  • Anak bisa mengatasi stres atau masalah-masalah yang dihadapi dengan ketenangan.
  • Anak akan tumbuh menjadi penuh perhatian.
  • Anak menjadi mengerti tentang esensi pentingnya kasih sayang dan berhati lembut.

3. Kritik untuk attachment parenting

ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Christian Bowen)

Ada banyak dampak positif dari attachment parenting, salah satunya bayi punya kedekatan emosi dengan orangtua. Tapi ada juga beberapa kritik untuk pola pengasuhan ini. Apa saja? Berikut di antaranya:

  • Tidur bersama bayi berisiko SIDS, jadi perlu membuat cara yang aman saat tidur bersama bayi.
  • Sering berganti pengasuh, terutama bagi ibu yang bekerja sehingga anak sering berada di daycare.
  • Orangtua bisa menjadi stres karena anak bisa ketergantungan dengan orangtuanya.
  • Orangtua secara tak sadar bisa terjebak membatasi skill perkembangan anak.
  • Bisa memicu kerusakan hubungan pernikahan, terutama jika anak dijadikan sebagai pusat prioritas kehidupannya dibanding hubungan lain.

4. Prinsip dalam attachment parenting

ilustrasi bayi (pexels.com/Szabina Nyíri)

Untuk melaksanakan attachment parenting, orangtua perlu memegang beberapa prinsip. Pasalnya, pola asuh ini bukan peraturan yang baku, sehingga setiap orang memiliki cara yang berbeda sesuai kebutuhannya. Namun masih dalam beberapa prinsip berikut.

  1. Persiapkan kehamilan, kelahiran, dan pengasuhan, sehingga membantu orangtua bersiap untuk segala tuntuan emosional saat menjadi orangtua.
  2. Berilah makan dengan kasih sayang seperti memberikan ASI, karena ini menjadi cara terbaik untuk menciptakan ikatan antara ibu dan bayi.
  3. Respon dengan kelembutan, membuat orangtua mempertimbangkan segala ekspresi emosi anak, termasuk tantrum, sebagai usaha komunikasi anak.
  4. Sentuhan lembut. Orangtua dianjurkan memaksimalkan sentuhan kulit, termasuk mandi, memakai baju, dan menggendong bayi berhadapan.
  5. Pengasuhan malam hari, maksudnya mengatur waktu tidur bersama dan tidur dalam satu ruangan bersama sang bayi.
  6. Berikan kasih sayang terus menerus dengan kehadiran orangtua yang konstan.
  7. Ajarkan disiplin yang positif. Orangtua perlu untuk mengalihkan, mengarahkan, dan menuntun, serta menjadi panutan bagaimana berperilaku yang positif, bahkan pada bayi yang baru lahir.
  8. Tanamkan prinsip keseimbangan dalam hidup. Jadi orangtua juga didorong untuk menciptakan dukungan, dan pola hidup yang sehat.

5. Tips menerapkan attachment parenting

Ilustrasi sentuhan fisik ke anak (pexels.com/Anna Shvets)

Untuk memaksimalkan attachment parenting, ada beberapa tips yang bisa dicoba. Dengan begini orangtua bisa menerapkannya dengan tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak. Berikut beberapa tipsnya.

  • Pola parenting ini sangat tepat jika dilakukan sejak anak masih balita, bahkan bayi.
  • Perhatian dan kelekatan membuat anak menjadi percaya diri dalam melaksanakan tanggung jawab.
  • Orangtua akan belajar mengidentifikasi dan menanggapi sinyal yang diberikan bayi, kemudian memenuhi kebutuhannya. Misalnya, saat lapar bayi menangis.
  • Orangtua belajar apa saja yang dibutuhkan bayi sehingga mampu berempati. Dengan begitu, bayi belajar merasa yakin bahwa kebutuhannya akan terpenuhi dan merasa aman serta mandiri.
  • Orangtua perlu membentuk keterikatan dan saling percaya antara anak.

Tidak ada buku petunjuk cara untuk menjadi orangtua yang sempurna. Pasalnya, ketika membesarkan anak orangtua akan selalu belajar hal-hal baru. Selain itu dalam pola pengasuhan juga tidak bisa disamakan dengan anak lain. Apakah kamu merasa cocok dengan attachment parenting? Bagikan di kolom komentar, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Robertus Ari
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us