Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Authority Parenting: Dampak, Ciri-ciri, dan Tips Melakukannya!

Ilustrasi orangtua tegas (pexels.com/Monstera)

Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Untuk mewujudkan hal tersebut, para orangtua akan memulai dengan penerapan pola asuh. Salah satu jenis pengasuhan yang sering digunakan adalah authority parenting.

Buat kamu yang belum tahu, secara umum authority parenting adalah pola asuh yang tegas dan disiplin. Agar kamu bisa mengenal lebih jauh, simak penjelasan berikut.

1. Apa itu authority parenting?

ilustrasi orang tua tak mengakui kesalahan (pexels.com/Monstera)

Authority parenting adalah pola asuh yang yang menekankan pada penegakan aturan dan disiplin. Orangtua yang menerapkan pola pengasuhan ini akan berusaha menjadi pemimpin dengan memberi ketegasan dan pengaruh positif.

Tapi di sisi lain, gak sedikit juga orangtua yang justru mengarah pada pola asuh yang terkesan parenting otoriter. Pasalnya orangtua terkadang menjadi berekspektasi terlalu tinggi, sehingga menjadi sangat tegas, keras bahkan cenderung kaku.

2. Ciri-ciri authority parenting

Ilustrasi pola asuh (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mungkin banyak orangtua yang belum menyadari bahwa dirinya terjebak pada authority parenting. Untuk itu, berikut ini adalah beberapa tanda atau ciri-cirinya. Dengan begini akan diketahui apakah pola asuhmu termasuk authority parenting atau tidak.

  • Berkomitmen keras pada aturan yang telah dibuat.
  • Orangtua menumbuhkan sikap yang disiplin pada anak.
  • Menegakkan peraturan yang ketat dan memastikan semua dijalankan oleh anak.
  • Semua akan terjadwal sangat teratur dan kurang fleksibel.
  • Komunikasi cenderung bersifat satu arah, hanya orangtua ke anak saja.

3. Dampak positif dan negatif authority parenting

Ilustrasi orangtua tegas (pexels.com/Monstera)

Tentunya authority parenting memiliki dampak negatif dan positif yang akan diterima pada anak. Meskipun bisa terkesan cukup keras, tapi pola asuh ini juga bisa memberikan pengaruh yang baik. Berikut dampak positif dan negatifnya:

Dampak positif:

  • Anak tumbuh menjadi lebih patuh dan bijaksana.
  • Anak akan sangat menghormati peraturan di manapun dia berada.
  • Anak selalu berpikir jangka panjang sebelum bertindak.
  • Anak menjadi tumbuh disiplin, tepat waktu, dan bertanggung jawab.

Dampak negatif:

  • Jika pendekatan terlalu kaku, anak menjadi merasa tertekan.
  • Anak merasa tidak memiliki kebebasan.
  • Anak bisa merasa kesepian dan takut.
  • Anak tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi diri.
  • Anak menjadi tidak bisa berdiskusi atau menyampaikan pendapatnya.

4. Tips authority parenting

Ilustrasi anak dengan pola asuh kombinasi (pexels.com/Vlada Karpovich)

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, authority parenting memiliki pengaruh yang positif pada anak. Namun dengan catatan, jangan sampai penerapannya keblabasan hingga terkesan terlalu keras dan kaku. Untuk itu, berikut beberapa tips yang bisa orangtua terapkan.

  • Tetap mengimbanginya dengan rasa perhatian yang hangat.
  • Tetap memberikan ruang bagi anak untuk eksplorasi diri.
  • Berikan anak nilai-nilai moral, norma hingga budaya.
  • Berikan batasan yang jelas, dan jangan sampai melanggar komitmen itu sendiri.
  • Jadilah role model bagi anak dengan cara yang positif dan konstruktif.
  • Berikan kebijakan yang jelas, bukan hukuman dan beri pengakuan jika anak melakukan hal-hal baik.
  • Berilah kontrol yang adil bagi anak, terutama saat mereka melanggar peraturan jangan terlalu keras dan kaku.
  • Pastikan komunikasi terjadi dua arah, jangan hanya orangtua ke anak saja. Tapi juga sebaliknya.

Jadi, sekarang sudah tahu ya seperti apa authority parenting sekaligus dengan manfaat dan kekurangannya. Semoga informasi ini menambah wawasan bagi para orangtua.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Robertus Ari
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us