Sarah Keihl dan Syaharanie Putri Ungkap Pengalaman Menyusui, Seru!

Di depan audiens, Sarah Keihl, seorang Content Creator yang kini menjadi ibu dari bayi laki-laki berusia 8 bulan, dengan jujur membagikan kisah emosionalnya selama proses menyusui si kecil. Ia mengaku bahwa momen awal menyusui menjadi pengalaman yang menegangkan dan penuh tantangan. Perempuan 29 tahun ini, tak hanya merasa kurang percaya diri, tetapi juga kerap menghadapi tantangan fisik selama proses menyusui.

“Pertama kali sih jujur lumayan deg-degan banget, ya. Kayak apakah aku bisa? Tapi, aku selalu mencoba positive thinking dan ternyata I can do it,” ujar Sarah, dalam keterangan rilis yang diterima IDN Times.

Tak sampai di situ, Sarah pun mengungkapkan berbagai tantangan lain yang kerap ia hadapi selama proses menyusui buah hatinya. Salah satu momen paling berat terjadi ketika bayinya secara refleks menggigit puting selama hampir 30 menit. Kondisi ini membuat Sarah terpaksa harus menahan sakit yang luar biasa.

“Dia belum punya gigi, tapi dia gak mau lepas. Aku mau pencet hidungnya, kata orang kalau hidungnya dipencet dia akan lepas, tapi aku gak tega. Jadi aku tahan sakitnya,” kenang istri Kilian Potter itu.

Meski sempat merasa frustasi, Sarah menegaskan bahwa kasih sayang terhadap anak menjadi kekuatan utama. Cinta tanpa syarat yang ia bagikan kepada buah hatinya membuatnya sanggup melalui situasi sulit tersebut.

“Gak ada pilihan lain. Anak itu tanggung jawab kita,” jelasnya.   

Gak cuma Sarah, Syaharanie Putri selaku Content Creator pun tanpa ragu membagikan ceritanya selama proses menyusui. Meski sudah dianggap berpengalaman karena telah dikaruniai tiga anak, namun ia menegaskan bahwa setiap anak membawa tantangan tersendiri dan perjalanan menyusui memang tidak selalu berjalan mulus.

“Waktu anak pertama, ASI aku dikit banget. Dia nangis terus, aku juga sedih banget. Tapi, lama-lama belajar sabar dan berpikir positif karena ASI itu pasti keluar kalau kita sabar,” terangnya.

Bagi Syaharanie, menyusui bukanlah sekadar proses memberi makan bayi, melainkan sebagai bentuk ikatan emosional yang tak tergantikan. Dirinya menuturkan, bahwa momen paling tak terlupakan adalah ketika pertama kali mendekap bayinya.

“Pas pertama kali dia nempel di dadaku, itu momen priceless. Cinta yang gak pernah aku rasain sebelumnya,” kata Syaharanie.

Pada kesempatan yang sama, Sarah juga menyinggung tentang tantangan menjadi ibu bekerja (working mom). Sebagai seorang working mom, tentu Sarah dituntut untuk menerapkan manajemen waktu yang tepat.

Tidak seperti sebelumnya, ketika sudah menjadi ibu, ia harus menyusun ulang semua jadwal dan beradaptasi dengan keseharian yang baru. Semua jadwal ia buat dan susun sedemikian rupa demi bisa merawat sekaligus memberi kebutuhan terbaik untuk bayinya, terutama ASI eksklusif.

“Kalau kerja, aku harus pumping dan prepare susu. Karena menurut aku, itu masa-masa yang gak terjadi dua kali,” imbuhnya.

Berangkat dari pengalaman Sarah dan Syaharanie yang mewakili perjuangan para ibu di era modern, Momcozy hadir di Indonesia untuk mendukung para ibu agar tetap nyaman dan produktif dalam menjalani peran ganda. Melalui inovasi teknologi menyusui yang lebih canggih, Momcozy memperkenalkan berbagai model pompa ASI handsfree untuk mempermudah para ibu agar dapat menyusui tanpa harus berhenti dari aktivitas sehari-harinya.

Dengan inovasi ini, diharapkan Momcozy bisa menjadi solusi cerdas bagi banyak ibu yang ingin terus berkembang tanpa mengorbankan cinta terhadap sang buah hati. Fallin Tika, Vice President of Marketing TNP Group, menambahkan bila kesejahteraan ibu sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak.

“Kami percaya ibu tak perlu memilih antara merawat bayi dan diri sendiri. Sebab, keduanya harus seimbang. Itulah mengapa TNP Group membawa Momcozy ke Indonesia,” pungkasnya.