Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Secara umum kamu tahu bahwa orangtua menyayangimu. Dirimu juga sayang pada mereka. Akan tetapi, kenapa perilaku orangtua cukup sering membuatmu sebal? Dalam keseharian, rasanya mereka tidak membiarkan kamu tenang dengan duniamu sendiri.

Ada saja hal-hal yang membuatmu terganggu. Meski gak serius, rasanya dirimu menjadi hampir selalu kesal ketika di rumah dan ada orangtua. Perasaan seperti ini mesti dikoreksi.

Bila kamu cuma fokus pada rasa sebal, nanti lama-lama sulit menangkap maksud baik orangtua. Cekcok kecil-kecilan tetapi sering membuatmu gak betah di rumah. Seperti enam tindakan orangtua di bawah ini yang kerap bikin kamu merasa berisik.

1. Membangunkan tepat waktu

ilustrasi tidur (pexels.com/John-Mark Smith)

Pagi harimu selalu diawali dengan suara orangtua yang gak henti-hentinya berusaha membangunkanmu. Bahkan ayah atau ibu tidak hanya memanggil-manggilmu. Namun, mereka juga masuk ke kamarmu, menyalakan lampu sampai terang benderang, serta menyingkap selimutmu.

Badanmu terus digoyang-goyang sampai dirimu merespons. Ini membuatmu kesal sekali. Kamu masih merasa mengantuk. Tidurmu justru lagi terasa nyenyak sekali. Akan tetapi, tindakan orangtua membangunkanmu tepat waktu demi kebaikanmu juga.

Agar dirimu tidak terlambat beribadah dan berangkat sekolah, kuliah, atau bekerja. Jika kamu bangun kesiangan, suasana hati bakal buruk. Dirimu akan kesulitan berkonsentrasi sepanjang hari. Bahkan kamu dapat mengalami kecelakaan akibat berkendara dengan terburu-buru.

2. Membatasi waktu mainmu

ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu masih ingin main bersama teman-teman di luar rumah. Menurutmu, zaman sekarang pergi main hingga larut malam merupakan hal biasa. Malah malam hari terasa lebih seru daripada siang hari. Banyak kuliner yang lezat plus gak panas.

Hiburan juga kini tersedia hingga larut malam. Seperti kamu menonton konser dan pulangnya masih ingin menongkrong sambil makan bareng teman-teman. Namun, kedua orangtua tidak membiarkanmu main hingga kapan pun kamu mau.

Jam mainmu dibatasi dengan ketat. Misalnya, pukul 21.00 harus sudah pulang bahkan di akhir pekan sekalipun. Walaupun aturan ini terkesan kuno buatmu, orangtua pasti memikirkan keselamatanmu. Bagaimanapun juga, banyak kejahatan yang langsung menyerang korbannya terjadi setelah hari gelap. Tambah malam tambah rawan.

3. Ingin kenal teman-temanmu dan menasihati soal pergaulan

ilustrasi teman-teman (pexels.com/Min An)

Kamu sangat percaya bahwa teman-temanmu baik. Dirimu mengenal mereka. Namun, orangtua seperti gak terlalu yakin. Penting sekali bagi mereka mengenal langsung kawan-kawanmu. Pertanyaan ayah dan ibu seputar temanmu bermacam-macam.

Mulai dari alamat rumahnya, nilainya di sekolah, sampai pekerjaan orangtuanya. Di matamu, mereka seperti terlalu ikut campur. Orangtua seakan-akan tidak menghargai duniamu bersama kawan-kawan.

Nasihat mereka seputar pergaulan juga banyak sekali. Kamu diminta agar tak melakukan ini dan itu bersama kawan-kawan. Sabar serta bersyukurlah dirimu memiliki orangtua yang memperhatikan betul pergaulanmu.

Pasalnya, tak sedikit remaja bahkan orang dewasa yang hidupnya berantakan gara-gara salah pergaulan. Teman-teman yang disangka baik karena asyik ternyata malah menjerumuskan. Orangtua sedang menjaga masa depanmu dengan cara mengontrol pergaulanmu.

4. Menyuruhmu giat belajar

ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Saking seringnya orangtua menyuruhmu agar giat belajar, kamu sampai bosan. Seolah-olah belajarmu di sekolah dan tempat les masih kurang. Di rumah pun dirimu masih diingatkan supaya belajar walaupun cuma sebentar.

Tentu saja kamu perlu beristirahat biar tak jenuh belajar melulu. Namun, selama dirimu masih bersekolah atau kuliah memang tugas utamamu belajar. Jangan sampai rasa malas belajar menguasai dan berdampak langsung pada kelanjutan studimu.

Gak usah terlalu marah sampai kamu bertanya balik dengan ketus, memangnya mereka dulu rajin belajar? Kalaupun orangtuamu dahulu gak rajin belajar, barangkali sekarang sudah merasakan akibatnya. Seperti mereka sulit memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Orangtua cuma tak mau kamu mengalami hal serupa.

5. Mengarahkan penampilanmu agar pantas

ilustrasi ibu dan dua putrinya (pexels.com/Olha Ruskykh)

Sebagai anak muda barangkali kamu punya gaya berbusana tersendiri. Dirimu mengikuti fesyen teman sebaya, tren, tokoh idolamu, atau menciptakan gaya sendiri agar unik. Namun, orangtua tidak selalu mendukung.

Ketika kamu hendak bepergian, orangtua mengarahkan caramu dalam berpakaian. Katanya, pakaian yang dipilih olehmu tidak sopan. Dirimu mesti mengenakan model pakaian yang sesuai dengan standar kesopanan orangtua.

Gak usah buru-buru mengambek lalu malah kamu enggan pergi. Berpakaian memang ada etikanya. Sangat penting untuk menyesuaikan outfit dari atas sampai bawah dengan acara yang hendak dihadiri. Kamu juga harus mempertimbangkan orang-orang yang bakal datang.

6. Memintamu memilih jurusan kuliah dan pekerjaan yang prospektif

ilustrasi membaca (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kamu sudah punya keinginan sendiri terkait jurusan kuliah atau jenis pekerjaan yang hendak digeluti. Dirimu menyukainya dengan berbagai alasan. Akan tetapi, orangtuamu dapat tidak menyetujuinya.

Menurut mereka, pilihanmu gak prospektif untuk masa depan. Memang tidak mudah meninggalkan impian yang menarik minatmu. Namun, pilihanmu juga tak sekadar menuruti orangtua atau tetap berkeras dengan keinginanmu.

Berdiskusilah dengan orangtua soal prospek setiap pilihan. Minta orangtua menjelaskan prospek jurusan atau jenis pekerjaan pilihan mereka. Kamu juga sama, kasih argumen yang bagus soal prospek pilihan pribadimu dengan berdasarkan sejumlah bukti.

Terpenting dirimu paham bahwa maksud orangtua baik. Pilihanmu sendiri juga tak berarti lebih buruk. Orangtua barangkali bakal ACC asalkan kamu dapat meyakinkan mereka dan sanggup bertanggung jawab atas pilihan pribadimu.

Rasa sebal pada tindakan orangtua jangan sampai mengaburkan tujuan baik mereka di matamu. Gak usah kamu sedikit-sedikit sewot sampai berkata kurang baik pada ayah atau ibu. Kalau ada hal-hal yang sulit diterima olehmu, sampaikan keberatanmu dengan tetap sopan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team