5 Tips agar Anak Tak Takut Diminta Guru Maju saat Pelajaran, Tenang!

Ingat gak, saat kamu masih bersekolah dan sering dipanggil guru agar ke depan? Biasanya dirimu diminta mengerjakan soal di papan tulis, menyanyi, atau membacakan karangan. Saat itu kamu mungkin cemas sampai berkeringat dingin.
Teman-temanmu juga sama. Kebanyakan dari mereka ingin menghindari panggilan guru. Siswa yang bersemangat maju biasanya hanya yang punya prestasi bagus. Atau, ketika guru menjanjikan hadiah bagi murid yang berani maju dan mampu mengerjakan tugas dengan baik.
Sekarang setelah dirimu menjadi orangtua, anak mengalami hal yang sama. Dia paling takut setiap dipanggil guru serta diminta ke depan. Anak yang baru mulai bersekolah bahkan dapat menangis. Bantu anak agar lebih tenang sekaligus meningkatkan kepercayaan dirinya dengan lima cara ini.
1. Katakan bahwa guru tak hendak memarahinya

Selama anak tidak nakal atau ribut di kelas, ia gak usah khawatir. Guru pasti memanggilnya bukan untuk memarahi. Umumnya guru hanya akan meminta anak mengerjakan soal. Atau, memang gilirannya menyanyi atau menunjukkan gambarnya di pelajaran seni.
Dapat pula guru perlu menanyakan sesuatu. Seperti keterangan setelah anak tidak masuk sekolah beberapa hari. Meski dirimu sudah mengantarkan surat dokter untuk wali kelas, guru kelasnya mungkin belum tahu.
Intinya, apa pun pertanyaan guru nanti dijawab saja dengan jujur. Begitu pula jika anak diminta mengerjakan soal di papan tulis, lakukan sebaik mungkin. Ia tidak perlu berpikir macam-macam yang hanya akan menambah kecemasannya.
2. Jika anak kesulitan mengerjakan soal, bilang saja

Kamu juga mungkin pernah mengalaminya. Seandainya soal di papan tulis mudah bagimu, dirimu santai saja saat diminta maju. Namun, begitu soalnya terlihat sulit kamu menjadi kehilangan nyali.
Akan tetapi, tidak mungkin pula panggilan guru diabaikan. Maka sama sepertimu dulu, dorong anak supaya tetap berani maju. Tak apa-apa ia mematung di depan papan tulis. Biasanya guru cepat tanggap dengan situasi ini dan datang untuk memberinya petunjuk pengerjaan.
Bila pun guru sedang sibuk memeriksa pekerjaan teman-temannya, anak dapat mengatakan dengan sopan bahwa soalnya sulit. Guru mungkin akan menanyakan bagian mana yang sukar. Lagi-lagi anak cuma perlu jujur.
Jangan terbebani seakan-akan dia harus bisa mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Sekolah adalah tempat belajar. Justru dengan anak terbuka mengenai kesulitannya, guru akan membantunya. Setelah ini ia menjadi tambah paham.
3. Semua murid pasti pernah dipanggil untuk maju

Hanya soal waktu bagi setiap siswa merasakan dipanggil guru dan maju. Kalau ini tahun pertama anak di sekolah, barangkali memang baru beberapa temannya yang diminta ke depan kelas. Anak harus tahu bahwa nantinya setiap murid juga mengalaminya.
Apalagi kalau jumlah siswa di kelas cuma sedikit. Sudah pasti giliran maju lebih cepat dan merata. Beda dengan zaman dulu ketika jumlah murid dalam satu kelas dapat mencapai 40 bahkan 50 anak.
Ada segelintir anak yang gak pernah dipanggil guru buat maju. Oleh sebab itu, anak tidak usah merasa terlalu tertekan. Nanti lama-kelamaan ia pun akan terbiasa. Anggap saja maju memenuhi panggilan guru buat selingan setelah anak duduk terus.
4. Anak sering ditunjuk guru berarti diperhatikan

Jika pun semua siswa di kelasnya pernah diminta guru buat maju, bisa jadi anakmu yang paling sering. Ini mungkin bukan sekadar kebetulan. Seolah-olah gurunya lupa bahwa belum lama ini anakmu sudah pernah dipanggil.
Kemungkinan besar dia memang mendapatkan perhatian yang lebih besar dari guru. Anakmu barangkali dinilai pandai sehingga ia diharapkan menjadi contoh bagi teman-temannya. Bisa juga guru menilainya agak pemalu dibandingkan kawan-kawannya.
Penunjukan itu dimaksudkan biar anak lebih berani dan percaya diri. Sebab sifat pemalu dapat menghambat pengembangan potensinya. Bahkan bila anakmu lebih nyaman tidak menjadi pusat perhatian, beri semangat padanya.
Sampaikan bahwa perhatian guru bersifat positif. Beda dengan seandainya anak diperhatikan oleh teman yang nakal dan suka mengolok apa saja. Guru sedang membantunya agar lebih mudah memahami pelajaran.
5. Ceritakan pengalamanmu berdiri di depan kelas

Anak akan lebih tenang kalau tahu orangtuanya dulu juga sering diminta maju oleh guru. Ceritakan pengalaman-pengalamanmu, tetapi tetap harus selektif. Lantaran anak masih ketakutan, beri tahu dia kisah yang baik-baik saja.
Contohnya, saat kamu sering diminta guru maju buat menuliskan materi pelajaran di papan tulis. Dengan kata lain, dirimu saat itu menjadi sekretaris kelas. Guru memilihmu karena tulisanmu rapi sehingga mudah dibaca.
Teman yang duduk di barisan paling belakang pun dapat membacanya dengan jelas. Juga momen dirimu maju buat menyanyi, misalnya. Walaupun suaramu biasa, tapi guru memujimu karena hafal liriknya yang panjang.
Meski kamu juga pernah maju dan dimarahi guru yang galak, bagian ini tidak usah diceritakan. Nanti anak malah tambah takut. Kapan-kapan saja dirimu menceritakannya setelah anak terbiasa maju tanpa rasa waswas.
Anak yang terlalu takut ketika diminta guru untuk maju tak cuma bisa menangis. Jika kepanikannya sangat sulit dikendalikan dan kebetulan ia menahan keinginan kencing dapat sampai mengompol. Bantu anak agar merasa lebih tenang serta yakin semuanya bakal baik-baik saja.