5 Tren Desain Furnitur Selama Pandemik, Harus Anti Stres!

Selama berkegiatan di rumah, kebanyakan orang menjadi sangat memerhatikan nilai yang diberikan oleh rumah itu sendiri. Hal ini terjadi karena perkembangan gaya hidup yang lebih modern, terutama di Jakarta, membuat kita menghabiskan waktu di kantor atau di luar rumah.

Sehingga, selama masa pandemik kita menjadi lebih sadar dari makna rumah dengan kenyamanan dan hal lain di dalamnya, termasuk furnitur. Perihal ini, Alvin mengungkapkan bila furnitur yang cukup diminati dan menjadi tren di masyarakat adalah furnitur dengan desain yang anti stres.

"Kita gak bisa keluar rumah untuk mengekspresikan diri. Jadi, identitas di dalam rumah merupakan sebuah isu yang bisa diatasi dengan desain anti stres. Maka dari itu, furnitur yang paling banyak dicari dan utama adalah yang berdesain anti stres dan bisa memberikan kenyamanan," katanya.

Selanjutnya, Alvin menerangkan bila furnitur dengan desain yang baik juga menarik banyak perhatian masyarakat. Dalam hal ini, desain yang baik diartikan dengan desain yang mampu memanfaatkan ruang kosong sekecil mungkin. 

"Furnitur dengan konsep space saving, durability, sangat generik karena taste important. Akan tetapi, di indonesia ini produk yang diproduksi berdasarkan kualitas sangat minoritas. Desain juga jadi salah satu yang dicari orang. Misalkan kita menghabiskan waktu 8-9 jam di rumah, harus benar-benar merasa nyaman," terangnya.

Gak hanya dari segi desain, kebanyakan orang juga sangat memerhatikan kualitas sebuah furnitur dari segi material. Menurut Alvin, untuk material sendiri, selama pandemik yang menjadi tren adalah material natural, seperti kayu.

"Material natural yang paling dicari saat ini. Material kayu, salah satu contohnya yang punya value. Selain itu, banyak juga yang mencari furnitur dengan material yang mudah dibersihkan, mengingat saat ini kita harus giat bersih-bersih," tuturnya.

Lalu, Alvin juga menegaskan bila sebenarnya desain dari sebuah furnitur yang ramai diminati bukan hanya berasal dari temanya saja. Melainkan yang terpenting adalah identitas dari furnitur itu sendiri.

"Furnitur harus punya identitas sehingga di dalam rumah gak hanya satu perangkat dengan tema yang sama saja. Tetapi ada identitas dari sosok ayah, ibu, dan anak. Furnitur yang punya karakter jadi salah satu yang dicari oleh orang, bukan skandinavian atau sebagainya, melainkan core mindset dan valuenya," tegasnya.

Terakhir, yang gak kalah penting adalah furnitur yang berasal dari brand lokal. Menurut Alvin, ini karena buatan langsung dalam negeri umumnya memiliki ikatan emosional yang cukup besar dengan masyarakat itu sendiri. 

Ia bahkan mencontohkan dengan produk buatan kayu lokal yang berasal dari tempat kelahirannya.

"Local product is something that we need to support. Lokal produk ada ikatan emosional, seperti produk yang menggunakan kayu dari tempat asal saya lahir. Jadi ada ikatan emosional antara produk tersebut dengan pribadi saya," ujarnya. 

Nah, kelima tren furnitur tersebut bisa kamu temukan langsung di SOUTH78 yang hadir sebagai one stop shopping sekaligus lifestyle creative-hub yang inspiratif dan rekreatif. Berlokasi di area Serpong, SOUTH78 menyediakan ruang publik untuk menstimulasi gerakan kreatif dan inovatif dengan menghadirkan berbagai tenant lifestyle, seperti curated home and living concept store, hotel, office space, food and beverage, artisan shops, hingga public space. 

Salah satu tenang yang berkolaborasi dengan SOUTH78, VIVERE, menawarkan VIVERE Experience and Collaboration Space untuk memenuhi kebutuhan interior hunian, kantor, hotel, restoran, dan cafe. Di tempat ini, kamu dapat merasakan langsung sensasi dan kualitas dari tujuh brand dengan berbagai signature dan otentisitas.