Nama-nama besar dunia macam Bill Gates, Elon Musk, Jeff Bezos, Jack Ma, Warren Buffet, dan Mark Zuckerberg merupakan deretan orang terkaya di muka Bumi. Nah, kali ini kita tidak akan membahas kepribadian mereka, namun cara pandang orang-orang kaya yang ternyata sangat berbeda dengan orang yang berpura-pura kaya.
Apa yang membedakan antara dua kubu tersebut? Yuk, disimak artikelnya!
Tak peduli bagaimana buruknya anggapan orang lain terhadapnya, biasanya orang yang benar-benar kaya tidak akan memasukkannya ke dalam hati. Penampilan orang kaya memang terkadang terlihat elegan dan berkelas berkat pakaian mahal yang melekat ditubuhnya. Namun, tak jarang orang kaya justru tampil di hadapan publik secara apa adanya.
Mereka gak akan baper dengan segala macam anggapan, kritik, dan omongan orang lain selama mereka merasa apa yang dilakukan adalah benar. Berbeda dengan orang yang pura-pura kaya. Biasanya, mereka lebih sensitif terhadap kritik dan omongan orang lain. Mungkin hal tersebut berkorelasi dengan kondisi sesungguhnya di mana mereka sebetulnya bukanlah orang kaya.
Sudah menjadi sifat dasarnya bahwa manusia membutuhkan sebuah pengakuan sebagai legitimasi status kehidupannya. Namun, bagi orang yang benar-benar kaya biasanya pengakuan ini justru tidaklah penting. Laman Financial Samurai pernah menulis bahwa menjadi orang kaya di balik layar lebih menyenangkan dibandingkan menjadi orang yang haus akan pengakuan.
Itu sebabnya, banyak orang yang sangat kaya di dunia ini selalu bekerja di balik layar dan jauh dari hiruk pikuk dunia secara umum. Mereka lebih suka nama besarnya tenggelam karena sejatinya mereka sudah dikenal sebagai orang kaya. So, kalau kamu memang orang yang betul-betul kaya, sebaiknya kamu tidak terlalu menuntut pengakuan.
Orang yang benar-benar kaya sebetulnya juga boros dalam mengeluarkan uangnya. Namun, biasanya mereka melakukan itu semua untuk dua hal, yakni investasi dan membantu kemanusiaan yang diwakilkan oleh yayasan mereka. Bill Gates dan istrinya, misalnya, yang telah memberikan donasi 45 miliar dolar AS atau Rp650 triliun untuk yayasan amal dan kemanusiaan, dilansir dalam USA Today.
Sedangkan, boros pada orang menengah dan orang yang berpura-pura kaya, biasanya terjadi pada hal-hal yang berhubungan dengan konsumerisme. Mereka menghabiskan uangnya untuk membeli banyak barang dengan merek mahal. Bahkan, banyak dari mereka yang tidak memiliki tabungan hari tua hanya gara-gara selalu membeli barang-barang mahal yang sebetulnya hanya untuk memperlihatkan gengsi semata.
Sebuah studi ekonomi membuktikan bahwa orang-orang dengan pendapatan yang sangat tinggi, cenderung menggunakan uangnya untuk membeli sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai selalu naik dari tahun ke tahun. Laman Medium bahkan memuat alasan mengapa orang kaya memiliki cara investasi yang berbeda dengan orang lain pada umumnya.
Yup, selain properti, perusahaan, dan berbagai macam hal yang memiliki kenaikan nilai, ternyata orang kaya suka berinvestasi pada pengetahuan. Bagaimana maksudnya? Prinsip orang kaya adalah bagaimana mereka berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang sangat mereka kenal dan kuasai.
Lagi, orang yang betul-betul kaya akan berinvestasi untuk kecerdasan mereka. Mereka akan menghabiskan waktunya untuk membaca, menulis, berkumpul bersama keluarga, dan tentu saja untuk kegiatan kemanusiaan yang sudah menjadi program dari yayasan mereka. Bagaimana? Cukup berbeda dengan cara-cara orang biasa, bukan?
Salah satu pola pikir yang membedakan antara orang kaya dan orang yang berpura-pura kaya adalah soal utang. Ya, pada banyak kasus, orang yang hobi berpura-pura kaya akan rela menanggung utang yang begitu banyak hanya untuk memiliki barang mewah. Sedangkan, orang yang betul-betul kaya akan memanfaatkan uangnya dengan bijak dan itu sebabnya sedapat mungkin ia tidak berutang.
Malah, sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang kaya di dunia memiliki organisasi khusus di bidang keuangan yang memberikan bantuan pinjaman pada banyak pihak, termasuk perusahaan asing dan negara. Nah, sepertinya pola pikir dan sikap seperti ini memang cocok untuk diterapkan bagi kamu yang betul-betul kaya.
Ada fakta menarik mengenai kepribadian dari banyak orang kaya di dunia. Para pesohor tersebut bahkan tidak pernah tampak memamerkan harta kekayaannya karena pada dasarnya, dunia sudah mengetahui bahwa mereka adalah orang kaya.
Hal ini sangat berbeda dengan orang-orang yang pura-pura kaya. Mereka sering memamerkan barang-barang mahal mereka di media sosial atau di mana pun hanya karena mereka ingin dianggap sebagai orang yang betul-betul kaya.
Ketimbang harus berkumpul di kafe atau pergi ke mal, biasanya orang-orang yang benar-benar kaya akan menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang lebih produktif. Tak heran di sela-sela kesibukannya, mereka terbiasa membaca buku, berkumpul bersama keluarga terdekat, atau pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan hobinya.
Melansir Forbes, menurut studi dan penelitian, terbukti bahwa orang dengan kemakmuran di atas rata-rata orang Eropa pada umumnya, lebih banyak menghabiskan waktu luang untuk hal-hal yang dirasa membahagiakan seperti meningkatkan spiritualitas, berolahraga, dan lain-lain. Sedangkan, orang pada kelas menengah ke bawah, lebih suka menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Orang yang sangat kaya memang memiliki tempat tinggal mewah dengan segala macam perlengkapannya. Namun, banyak dari mereka yang tidak mengedepankan gengsi bila mereka harus pergi ke tampat-tempat umum. Mereka juga tidak mengenakan pakaian yang mencolok.
Berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh orang yang berpura-pura kaya. Biasanya, mereka ini cenderung mengedepankan rasa gengsi di depan umum. Tak jarang, untuk menutupi kekurangannya, mereka akan mengenakan pakaian mahal supaya penampilannya terlihat borjuis.
Nyaris semua orang sukses dan kaya di dunia ini pasti memiliki prinsip hidup kuat yang telah mereka jalani semasa hidupnya. Mereka mungkin cenderung terlihat keras kepala karena prinsip-prinsipnya. Namun, hasil yang mereka dapatkan terbukti tidak mengkhianati usaha keras yang telah mereka lalui.
Berbeda dengan orang biasa yang sering berpura-pura kaya, mereka biasanya tidak memiliki prinsip hidup tegas yang bisa dijadikan pegangan. Dalam hal ini, mereka cenderung menjadi followers atau pengikut dan bukan menjadi pemimpin.
Ada fakta mengejutkan berkaitan dengan tabungan. Menurut data yang dipelajari dalam laman Statista, kebanyakan orang di Amerika tidak memiliki tabungan untuk masa tuanya. Bukan hanya di Amerika, sebagian besar orang di dunia juga tidak memiliki tabungan yang cukup untuk masa tuanya.
Hal ini sangat mengejutkan karena banyak dari mereka yang memiliki penghasilan atau pendapatan di atas rata-rata. Ternyata, untuk persoalan yang satu ini, faktor mental sangatlah berpengaruh. Yup, orang-orang sukses yang kaya akan lebih dapat diandalkan dalam mengatur keuangannya.
Tak heran jika orang yang kaya biasanya semakin kaya karena mereka memang genius dalam hal keuangan. Selain menabung, mereka juga cerdas untuk membuat uang yang bekerja untuk dirinya.
Itulah beberapa cara pandang dan prinsip hidup yang membedakan antara orang yang betul-betul kaya dengan orang yang berpura-pura kaya. Bagaimana? Kalau kamu, termasuk pada golongan yang mana, nih?