ilustrasi teman kantor (pexels.com/Ivan Samkov)
Yang paling penting dari flexing adalah mengetahui kapan dan di mana melakukannya. Tidak semua momen cocok untuk pamer atau menunjukkan pencapaianmu. Misalnya, di tengah-tengah situasi di mana banyak orang sedang mengalami kesulitan, flexing yang berlebihan justru bisa menimbulkan kecemburuan dan ketidaksenangan. Oleh karena itu, pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk flexing. Pastikan momen tersebut tidak akan menyinggung atau membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Selain itu, perhatikan juga cara penyampaianmu. Flexing dengan cara yang halus dan tidak terkesan memaksa akan lebih diterima oleh orang lain. Misalnya, ketika kamu ingin menunjukkan kesuksesan, lakukan dengan cara yang lebih subtil dan elegan, misalnya melalui cerita pengalaman atau pencapaian kecil yang bisa memotivasi orang lain. Dengan begitu, orang-orang akan lebih menghargai pencapaianmu tanpa merasa bahwa kamu sedang menyombongkan diri.
Flexing tidak selalu harus dianggap negatif. Jika dilakukan dengan bijak dan penuh pertimbangan, flexing justru bisa membuatmu semakin dihormati dan diakui oleh orang lain.
Tunjukkan pencapaianmu dengan tetap menghargai orang lain, berbagi pengalaman positif yang bisa menginspirasi, dan pilih waktu serta tempat yang tepat untuk melakukannya. Dengan cara ini, kamu tidak hanya memperlihatkan kesuksesanmu, tapi juga menyebarkan energi positif kepada orang di sekitarmu.
Nah, apakah kamu sudah siap mencoba flexing bijak ini? Yuk, mulai praktikan tips di atas dan lihat bagaimana respon orang-orang di sekitarmu berubah. Jangan lupa untuk berbagi pengalaman atau tips flexing bijak versimu di kolom komentar!