3 Pola Pikir yang Jadi Antidot untuk Rasa Khawatirmu, Mulai Terapkan

Pikiran bisa menjadi musuh terbesar setiap orang. Kamu pikir, dengan overthinking dan rasa cemas berlebih, kamu akan lebih siap dalam menghadapi kemungkinan terburuk. Walau begitu, coba pikirkan, siapa yang rugi dengan terus merasa cemas sepanjang waktu? Dirimu sendiri, bukan?
Kamu akan terus dikungkung dalam pemikiran yang tidak berdasar, mempertanyakan hal tidak penting, dan kerap dihantui ketakutan-ketakutan yang membunuh sukacita hari ini. Untuk mengatasi hal tersebut, kamu perlu secara sengaja membatasi pikiranmu.
Tidak mudah, memang, apalagi bila kamu tipe pemikir. Mulailah dengan mengganti pola pikir negatifmu dengan tiga mindset ini.
1."Bagaimana bila mereka membicarakan hal baik tentangku?"

Bukan bermaksud narsistik, tapi dibanding kamu takut orang lain terus membicarakan hal buruk tentangmu, lebih baik berpikiran positif saja. Kekhawatiran dan kecemasan terkadang membuat kita berasumsi orang lain selalau menghakimi kita.
Saat kamu berjalan di lorong kampus, misalnya, langsung parno dengan tatapan orang. Atau, saat kamu mengungkapkan pendapat di depan kelas dan berasumsi semua orang akan memandangmu aneh. Alhasil, kamu akan banyak kehilangan kesempatan emas karena sudah dihalangi rasa takut.
Pola pikir ini bukan untuk membuatmu selalu merasa paling keren dan benar, melainkan menyadarkanmu bahwa kamu tidak tahu apa yang orang lain pikirkan. Kamu pun tidak perlu menebak-nebak apa yang mereka pikirkan. Jadi, untuk apa dibawa pusing?
2."Bagaimana bila situasi ini ternyata berjalan baik?"

Hayo ngaku, siapa yang sering ciut duluan ketika diperhadapkan dengan kesulitan? Langsung negative thinking bahwa esok tidak akan berjalan lancar. Padahal, itu tidak lebih dari kekhawatiran semata.
Segala yang terjadi dalam pikiran kita bukanlah kebenaran yang ada. Malah seringkali, kita melebih-lebihkan dan akhirnya terjebak dalam rasa takut sendiri.
Dalam situasi negatif, kita punya kesempatan untuk belajar mengembangkan sikap terbuka untuk mau beradaptasi. Sikap ini tidak akan terbentuk kalau kamu terus pesimis memandang masa depan. Belum terjadi, tapi sudah takut duluan.
3."Sikap mereka sebenarnya menunjukkan kepribadian mereka, bukan melulu karenamu"

Salah satu asumsi negatif yang setiap overthinker relate adalah menyalahkan diri sendiri atas sikap orang yang toksik, berpikir bahwa kamu layak mendapat itu. Alhasil, kamu semakin mudah merasa minder, cemas, dan terintimidasi.
Cobalah berpikir bahwa, bagaimana orang lain memperlakukanmu menunjukkan kepribadiannya sebenarnya. Saat ia dapat dengan mudah berbicara kasar padamu, memakimu, bisa jadi karena ia memang orang yang kasar dan toksik. Bukan berarti kamu bisa mewajarkan itu, tapi ini akan memberi keberanian untukmu membela diri sendiri.
Wajar punya kecemasan dan asumsi, tapi bila kedua hal tersebut mendominasi sampai mengganggu keseharianmu, maka itu tanda bahwa pikiranmu sudah mengambil lebih banyak kendali dari yang seharusnya. Bisa bahaya, lho. Bukan hanya membuang waktu dan tenaga, kamu juga jadi sulit bahagia.