Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ubah Kebiasaan Mudah Marah, Ini 3 Tips Efektif yang Bisa Diterapkan!

ilustrasi seseorang yang merasa marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Marah adalah emosi yang wajar dirasakan oleh manusia.
  • Meluapkan kemarahan yang berlebihan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
  • Belajar untuk tidak mudah marah dengan cara berbicara secara baik-baik dan merenungkan suatu kejadian terlebih dahulu sebelum bereaksi.

Salah satu emosi yang pasti dirasakan oleh setiap manusia adalah marah. Hal ini biasanya dipicu oleh adanya kejadian-kejadian buruk diluar ekspektasi yang bisa mengganggu kelancaran segala urusan. Jika sudah sampai merasa marah, maka seseorang bisa berteriak, bahkan melakukan tindakan yang tidak terkendali, sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Kendati demikian, bukan berarti kemarahan dapat dinormalisasi. Pasalnya, terlalu mudah meluapkan emosi tersebut akan menjadikanmu sosok yang negatif dan lelah karena telah banyak membuang energi. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk belajar agar tidak mudah marah. Lantas, bagaimana caranya? Simak dan ikuti beberapa tips berikut ini, yuk!

1.Pahami bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Keira Burton)

Rasa marah kerap kali timbul saat seseorang melakukan kesalahan terhadapmu, entah itu membohongimu, tidak melaksanakan perintah yang kamu berikan, dan sebagainya. Kejadian yang tidak sesuai dengan harapan ini dapat membuatmu kecewa, sehingga ingin meluapkan emosi sejadi-jadinya agar perasaan menjadi lebih lega. Namun, tindakan seperti ini sebenarnya justru rawan merugikan diri sendiri karena suasana hatimu akan kacau.

Jika memang mengalami situasi yang tidak menyenangkan, maka jangan langsung marah. Perlahan pelajari lagi bahwa manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tidak terkecuali kamu. Alangkah baiknya untuk membicarakan semuanya secara baik-baik atau bila perlu beri teguran dengan tegas, bukan dengan kemarahan. Dengan begini, kamu tidak akan membuang energi dan orang yang merugikanmu pun bisa sadar akan kesalahannya.

2.Coba posisikan diri sebagai orang yang membuatmu ingin marah

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Sora Shimazaki)

Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam menjalani interaksi sosial, pasti akan ada momen di mana kamu bertemu dengan orang-orang yang bisa membuatmu marah karena beragam hal. Rasanya kesal sekali saat harus menghadapi sosok yang demikian. Kamu pun jadi terus berpikir negatif terhadap orang tersebut setiap kali berjumpa dengannya.

Namun demikian, menyimpan rasa marah seperti ini tidaklah bijaksana. Sebelum marah, cobalah untuk memosisikan diri sebagai orang yang dirasa memancing emosi tersebut. Pasalnya, terkadang kamu menganggap seseorang melakukan kesalahan, padahal saat kamu melihat hal dari kacamata orang itu, tindakannya tidaklah keliru. Jadi, biasakan untuk merenungkan suatu kejadian terlebih dahulu agar emosi tidak mudah terpancing, ya!

3.Cari cara sehat untuk menyalurkan rasa marah agar tidak berlebihan

ilustrasi seorang perempuan yang sedang memejamkan mata (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Harus diakui bahwa manusia tidak bisa selamanya sabar. Jika gangguan yang hadir dirasa sudah keterlaluan, tentu emosi akhirnya akan meledak juga. Namun demikian, ini bukan berarti membenarkan bahwa kamu boleh marah sesuka hati. Sebaliknya, setelah memahami kondisi tersebut, maka berusahalah untuk mencari cara yang sehat dalam menyalurkan kemarahan agar tidak menjadi berlebihan.

Mulailah dari cara yang sederhana. Sebagai contoh, setiap kali ingin marah, atur napas sedemikian rupa agar kamu menjadi tenang. Selain itu, kamu juga bisa mengambil jeda untuk menghindar sesaat dari apa pun yang membuat emosimu tidak stabil, lalu kembali menghadapinya saat keadaan sudah lebih kondusif. Dengan begini, kamu akan memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik, sehingga tidak mudah merasa marah.

Marah adalah emosi yang wajar dirasakan oleh setiap manusia. Kendati begitu, jangan sampai kamu menjadi sosok yang mudah marah karena kebiasaan ini akan menciptakan lebih banyak kerugian dari pada keuntungan. Oleh karena itu, mari belajar untuk lebih sabar agar bisa menyelesaikan beragam permasalahan dengan bijaksana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us