Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memaksimalkan fungsi aplikasi keuangan digital (pexels.com/Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Menghindari pengeluaran impulsif dalam budaya cashless.

  • Bisa kelola pengeluaran lewat aplikasi dan laporan transaksi elektronik.

  • Memahami resiko keamanan digital untuk mencegah terjebak utang digital.

Yuk, ngaku! Siapa di sini yang dompetnya makin tipis karena semua transaksi sekarang serba cashless? Cashless memang bikin hidup lebih praktis dan cepat. Nggak perlu lagi ribet cari kembalian atau takut dompet ketinggalan. Tapi, pernah kepikiran nggak sih, di balik kemudahan ini, ada satu hal penting yang justru sering kita lupakan?

Mungkin selama ini kita cuma fokus sama saldo di rekening atau limit kartu kredit, tanpa benar-benar memahami ke mana aja uang kita mengalir. Nah, di sinilah literasi keuangan berperan besar. Kenapa sih, literasi keuangan itu jadi makin krusial di era cashless? Yuk, simak empat alasan kenapa literasi keuangan itu penting banget dalam budaya cashless!

1. Menghindari pengeluaran impulsif

ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/freestocks.org)

Dalam budaya cashless, pembayaran menjadi sangat mudah dan cepat. Hanya dengan sekali tap, scan, atau klik, transaksi sudah selesai. Kemudahan ini seringkali menghilangkan kepekaan saat mengeluarkan uang tunai. Kurangnya visualisasi ini membuat kita kurang sadar akan total pengeluaran yang sudah dilakukan dan membuka peluang besar untuk pembelian impulsif.

Ditambah platform cashless dan e-commerce seringkali menawarkan berbagai promo, diskon, dan cashback yang sangat menarik. Membuat kita mudah tergoda dan merasa rugi jika nggak memanfaatkannya. Di sinilah letak literasi keuangan membantu kita untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta menimbang nilai sebenarnya dari suatu promo.

2. Bisa kelola pengeluaran lewat aplikasi dan laporan transaksi elektronik

ilustrasi mengelola pengeluaran (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Aplikasi pengelolaan pengeluaran dan laporan transaksi elektronik semakin marak menjadi alat vital untuk visibilitas dan kontrol finansial. Fitur-fitur ini memungkinkan kita mencatat, mengkategorikan, dan menganalisis setiap transaksi secara otomatis, jauh lebih efisien dibandingkan pencatatan manual.

Efektivitas alat-alat ini sangat bergantung pada literasi keuangan. Literasi keuangan adalah fondasi utama untuk disiplin finansial di tengah budaya cashless. Dengan pemahaman yang baik, kita nggak hanya mampu mengoptimalkan penggunaan aplikasi dan laporan transaksi, tetapi juga membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi.

3. Memahami resiko keamanan digital

ilustrasi bahaya digital (pexels.com/Lucas Andrade)

Uang kita kini dalam bentuk digital, tersimpan di berbagai platform yang rentan lenyap begitu saja terhadap kejahatan siber seperti phishing atau peretasan. Setiap transaksi digital pun mengandung risiko kesalahan atau kegagalan sistem, dan tanpa pengetahuan yang cukup, dampaknya bisa merugikan.

Literasi keuangan memberdayakan kita untuk mengenali modus penipuan, melindungi informasi pribadi, dan memilih platform transaksi yang aman. Kita bisa memahami syarat dan ketentuan layanan digital, mengetahui hak dan kewajiban saat terjadi masalah, serta memanfaatkan fitur keamanan yang disediakan platform seperti otentikasi dua faktor, notifikasi transaksi, atau batas pengeluaran.

4. Mencegah terjebak utang digital

ilustrasi terjebak utang digital (pexels.com/Kaboompics.com)

Literasi keuangan menjadi semakin krusial untuk membentengi diri dari jerat utang digital di tengah menjamurnya budaya cashless. Kemudahan akses pinjaman online yang seringkali disalahgunakan, ditambah dengan kurangnya pemahaman tentang bunga tinggi dan biaya tersembunyi, membuat kita rentan terjebak dalam lingkaran utang yang merugikan.

Literasi keuangan membekali individu dengan pemahaman tentang cara kerja pinjaman, pentingnya menyusun anggaran, serta mengenali penipuan pinjaman palsu atau penyalahgunaan data yang berujung pada utang. Dengan pemahaman ini, kita akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait utang digital.

Nah, itu dia empat alasan kenapa literasi keuangan itu penting banget di tengah budaya cashless yang makin merajalela. Semoga setelah membaca ini, kamu jadi lebih sadar betapa krusialnya mengelola uang dengan bijak, sehingga kamu bisa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan finansial di masa depan, bahkan di tengah dunia yang serba cashless sekalipun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team