Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Hal yang Membuat Perubahan Terasa Mustahil Dicapai, Overwhelming?

ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Mike Jones)
Intinya sih...
  • Kamu tidak punya tujuan yang jelas mengapa harus berubah.
  • Masih terjebak mentalitas korban.
  • Tidak ada kedisiplinan diri untuk komitmen.
  • Tujuan yang tidak realistis.

Kita sering berasumsi bahwa sekadar memiliki niat atau keinginan untuk berubah sudah cukup. Kamu menggali informasi, berusaha untuk mempersiapkan diri, bahkan berusaha “menyisihkan” rintangan yang menghalangi. Tapi, enah bagaimana, kamu malah stagnan. Tidak berkembang, dan perubahan yang kamu idam-idamkan tidak pernah benar-benar terjadi.

Padahal, perubahan adalah bagian yang konstan dalam hidup. Kalau seseorang mau berkembang, ia harus terbiasa dengan perubahan. Karena perubahan berarti keluar dari zona nyaman.

Tapi, niat saja tidak cukup. Perubahan yang nyata terjadi ketika kamu mampu menghadapi rintangan emosional yang selalu menghalangi. Pertama, kenali dulu rintangan yang membuat perubahan terasa sulit. Simak empat poin di bawah!

1. Kamu tidak punya tujuan yang jelas mengapa harus berubah

ilustrasi sedang curhat (pexels.com/Timur Weber)

Perubahan bisa dilakukan ketika kamu punya alasan yang kuat mengapa harus berubah. Tidak bisa sekadar ikut-ikutan, atau karena rasa penasaran sementara. Tujuan yang buram dan tidak jelas membuat komitmen jadi terasa jauh lebih berat.

Dalam langkah mencapai perubahan pun, kamu akan mudah terdistraksi dengan hal lain. Ini bukan sebab kamu tidak tahu apa yang ingin dicapai, melainkan tidak benar-benar tahu mengapa harus mencapai itu. Alhasil, semua proses jadi terasa bagai paksaan dan tekanan.

Coba evaluasi kembali apa yang menjadi tujuan dan keinginanmu. Tanya dirimu, “kenapa aku harus berubah?” alih-alih “kapan aku bisa segera berubah?”

2. Masih terjebak mentalitas korban

ilustrasi wanita (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi wanita (pexels.com/Timur Weber)

Banyak orang mengerti bahwa hidupnya perlu perubahan. Tapi, sedikit yang bisa menerima keadaan sekarang dan benar-benar memaksa diri untuk berubah.

Keinginan untuk berubah mengungkap jarak antara ekspetasi (hidup yang ingin kamu miliki) dengan realitas (hidup yang kamu hidupi sekarang). Sayangnya, banyak orang yang tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut dan jatuh dalam mentalitas korban.

Itu yang membuat perubahan jadi terasa sulit dilakukan. Karena bukannya sibuk mencoba, kamu malah sibuk mencari siapa yang salah.

3. Tidak ada kedisiplinan diri untuk komitmen

ilustrasi wanita (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi wanita (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mengubah kebiasaan tidak sesederhana itu. Perlu kedisiplinan diri yang kuat, dan komitmen untuk terus melakukannya dalam keadaan yang enak atau tidak enak.

Bila kamu tidak mampu berkomitmen dengan diri sendiri, sulit untuk mencapai perubahan yang bertahan lama. Kamu melakukan sesuatu hanya berdasarkan perasaan dan suasana hati, bukan komitmen diri.

4. Tujuan yang tidak realistis

ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tadi di poin pertama, sudah disinggung tentang pentingnya makna tujuan dalam sebuah perubahan. Itulah mengapa, penting untuk menjadi realistis terhadap tujuan yang kamu miliki.

Banyak orang salah langkah dengan menetapkan tujuan yang terlalu ambisius di awal, tanpa mempertimbangkan batasan dan kapasitas yang ia punya sekarang. Alhasil, ketika berjalan tidak sesuai yang ia inginkan, ia jadi kecewa dan malas mencoba. Apa kamu pun pernah mengalami hal demikian?

Namanya perubahan, pasti tidak ada yang mudah. Perubahan itu menyakitkan, tidak nyaman, lama, dan tidak pasti. Tapi berproses dalam perubahan tidak berarti kamu gagal, justru ini tanda bahwa kapasitasmu sedang diperbesar agar kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us