Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kebiasaan Buruk yang Muncul Setelah Libur Lama, Waspada!

ilustrasi bersantai di rumah (pexels.com/Leah Kelley)
ilustrasi bersantai di rumah (pexels.com/Leah Kelley)

Siapa yang tidak senang saat memperoleh libur lama? Sejumlah kegiatan sudah direncanakan untuk mengisi liburan. Ada yang memilih berdiam diri di rumah untuk memulihkan energi. Ada juga yang berencana traveling ke suatu tempat agar pikiran kembali fresh. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keberadaan libur lama.

Tapi semua juga ada sisi positif dan negatif tersendiri. Saat kamu terlalu lama menjalani liburan, bisa memicu kebiasaan buruk. Tanpa disadari menjadi individu yang bermalasan. Atau kurang semangat saat harus kembali bekerja. Tentu kita harus mewaspadai serangkaian kebiasaan buruk yang mungkin muncul. Apa saja itu?

1. Kurang bisa mengatur waktu dengan baik

ilustrasi melihat jam tangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi melihat jam tangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak dapat dimungkiri jika liburan adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Sejenak bisa melepaskan diri dari tuntutan pekerjaan. Namun demikian, menjalani waktu libur terlalu lama juga memiliki sisi buruk tersendiri. Tentu kita harus mengenali agar tidak terjebak dalam situasi demikian.

Salah satu yang mungkin terjadi adalah kurang bisa mengatur waktu dengan baik. Saat liburan, otomatis membebaskan diri dari padatnya rutinitas. Hal ini menimbulkan keterkejutan saat harus kembali ke dunia kerja. Kamu kurang bisa memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan padatnya kesibukan.

2. Kurang disiplin saat kembali bekerja

ilustrasi mulai malas (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi mulai malas (pexels.com/Ron Lach)

Ditekan oleh padatnya rutinitas pekerjaan, tentu kita mengharapkan waktu libur lama. Ini menjadi anugerah tersendiri di tengah kepenatan. Banyak orang merencanakan berbagai macam kegiatan selama waktu libur. Namun demikian, saat mengisi liburan juga harus memiliki sikap waspada. Karena terlalu lama libur juga bisa membawa dampak buruk.

Saat waktu liburan sudah selesai, kamu kesulitan menyesuaikan dengan jadwal kerja sebelumnya. Bahkan rutinitas yang dijalani terasa padat dan susah dilakukan. Kedisiplinan yang sudah lama dibangun mulai memudar. Bahkan kamu menjadi orang yang menunda-nunda dan selalu terlambat saat memulai kegiatan.

3. Terbiasa dengan kebiasaan bermalas-malasan

ilustrasi bermalasan (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi bermalasan (pexels.com/Eren Li)

Apa saja yang kamu lakukan selama liburan? Jika hanya satu atau dua hari tentu menjadi liburan yang kurang berkesan. Tapi bagaimana jadinya jika memiliki waktu liburan selama beberapa hari? Ternyata, sebagian dari kita ada yang lebih memilih waktu liburan dengan bermalas-malasan. Pilihan ini dirasa paling cocok untuk memberikan energi yang sempat terkuras. Di sisi lain, terlalu lama menikmati waktu liburan ternyata juga bisa memicu kebiasaan buruk.

Kebiasaan bermalas-malasan itu turut dilakukan di dunia kerja. Setelah menikmati waktu luang yang panjang, kamu kesusahan menyesuaikan diri dengan rutinitas. Alih-alih menyelesaikan pekerjaan dengan segera, justru terbiasa dengan menunda-nunda. Bahkan kamu lebih memilih mendahulukan aktivitas yang tidak penting.

4. Kurangnya fokus dan konsentrasi

ilustrasi tidak bisa berkonsentrasi (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi tidak bisa berkonsentrasi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Menikmati waktu libur selama beberapa hari adalah anugerah. Kamu bisa sejenak mengistirahatkan fisik dan pikiran dari tuntutan kegiatan. Saat kembali bekerja, diharapkan bisa lebih bersemangat. Tapi sayangnya, kondisi ini belum tentu terjadi jika kamu menikmati liburan dalam waktu cukup lama.

Terbiasa bersantai bisa mengurangi fokus dan konsentrasi. Kamu kehilangan motivasi untuk bekerja atau beraktivitas secara produktif. Kamu merasa tertekan dengan serangkaian kesibukan yang terasa membebani. Bahkan untuk pekerjaan kecil dan sederhana terasa berat untuk diselesaikan.

Menikmati waktu liburan yang lama ternyata bukan tentang kesenangan sesaat. Di sisi lain, sejumlah kebiasaan buruk bisa muncul dan mengganggu kestabilan hidup. Apalagi saat liburan sudah usai dan kamu harus kembali ke rutinitas semula. Tentu ini juga menjadi peringatan agar kita tidak terlalu memanjakan diri selama liburan. Sebaliknya, harus menyiapkan mental dan pikiran agar kebiasaan buruk tidak mendominasi diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us