Prosesi pernikahan memang sakral, dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Harus ada potret sana-sini untuk merekam kenangan indah tersebut. Mulai dari lamaran, tunangan, pengajian, siraman, ijab kabul, sampai resepsi memang akan banyak stok foto yang kita punya.
Tapi apa yakin akan memposting sebanyak itu di media sosial? Bisa-bisa hari istimewamu menjadi kurang greget. Bukan tidak boleh sih, tapi coba deh simak alasannya!
Memposting foto pernikahan hampir setiap menit, dan menghabiskan semua stok foto satu album. Kalau dipikir-pikir untuk apa sih, yang ada malah orang lain merasa bosan dan tidak tertarik. Karena terlalu diekspos, kesannya malah jadi biasa dan tidak wah.
Terlalu terbuka kepada publik soal kehidupan percintaan justru menjadi boomerang bagi diri sendiri. Orang lain akan lebih mudah menebak jalan cerita kalian tanpa harus menceritakannya. Foto pernikahan yang terlalu banyak di media sosial adalah awal kurangnya privasi pernikahan kalian nantinya.
Foto-foto pernikahan hanya diambil dalam beberapa hari, tetapi pernikahan akan terus berlangsung sampai beberapa tahun. Banyak ujian di dalamnya, dan kita dituntut untuk lebih dewasa.
Daripada terlena dengan foto-foto pernikahan, lebih baik mempersiapkan diri memasuki kehidupan baru yang lebih berat.
Setelah menikah, akan banyak momen-momen indah lainnya yang dilalui bersama pasangan. Sisakan banyak ruang di media sosial untuk memposting kenangan indah dari momen tersebut.
Meski media sosial mampu menyimpan puluhan ribu foto, tetapi kamu nggak ingin kan semua tereskpos ke publik. Setidaknya sisakan foto privasi untuk album kenangan di rumah.
Di rumah, pajanglah foto yang berbeda dengan yang diposting di media sosial. Hal ini untuk membuat tampilan rumah lebih segar dan tidak kaku karena melihat objek yang sama terus. Tamu yang datang pun akan tertarik untuk melihatnya.
Terlalu bersemangat untuk berbagi rasa bahagia di istimewa sih boleh-boleh saja. Tetapi jangan berlebihan ya, kesannya kok jadi biasa ya!