5 Alasan Mengapa Kamu Sering Merasa Cemas dan Haus Validasi Orang Lain

Pernahkah kamu merasa cemas dan selalu mencari validasi dari orang lain? Hal ini wajar terjadi, lho! Tapi kalau sudah berlebihan, bisa jadi ada alasan psikologis di baliknya.
Nah, berikut adalah lima alasan mengapa kamu mungkin sering merasa cemas dan haus validasi dari orang lain. Jadi, simak baik-baik, ya!
1. Rendahnya harga diri

Kamu mungkin sering mencari validasi karena memiliki harga diri yang rendah. Kamu menggunakan validasi untuk meningkatkan nilai diri. Ketika rasa berharga dari dalam gagal, baik karena tidak pernah benar-benar dibangun, gangguan mental yang menghancurkannya, atau hanya memiliki hari yang buruk penuh keraguan, itulah saatnya kamu berpaling ke validasi.
Ketidakpastian tentang nilai diri sendiri sering kali mendorong seseorang untuk mencari pengakuan dari luar. Ini bisa menjadi siklus yang tidak sehat, di mana validasi eksternal menjadi pengganti kepercayaan diri yang seharusnya berasal dari dalam.
2. Pengalaman masa kecil

Masa kecil memainkan peran besar dalam apakah kita mencari validasi sebagai orang dewasa. Jika sebagai anak kamu sering mendapatkan validasi, kamu akan membangun rasa nilai diri. Akhirnya, kamu menjadi percaya diri dengan validasi internal: kamu tidak memerlukan persetujuan dari luar karena kamu sering dapat memvalidasi dan menyetujui diri sendiri.
Namun, jika kamu tumbuh dalam lingkungan yang kurang memberikan dukungan dan pengakuan, kamu mungkin mengembangkan kebiasaan mencari validasi dari orang lain sebagai pengganti dukungan yang tidak kamu dapatkan saat kecil.
3. Insecure attachment styles

Gaya attachment yang tidak aman yang berkembang selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan kebutuhan konstan akan validasi di masa dewasa. Gaya attachment ini sering kali merupakan hasil dari pengalaman negatif seperti penolakan atau pengabaian emosional.
Ketidakamanan ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan menciptakan kecemasan tentang ditinggalkan atau tidak dihargai, yang pada gilirannya meningkatkan kebutuhan akan validasi eksternal.
4. Pengaruh media sosial

Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dan mencari validasi. ‘Like’ dan komentar positif dapat memberikan dorongan sementara pada harga diri, tetapi juga dapat menciptakan kecanduan akan pujian dan pengakuan.
Ketergantungan pada umpan balik digital ini dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk menilai diri sendiri secara independen, meningkatkan kecemasan dan kebutuhan akan validasi terus-menerus.
5. Kebutuhan akan hubungan yang memuaskan

Kita semua ingin memiliki hubungan yang memuaskan dan merasa dicintai oleh teman, pasangan dan keluarga. Ini adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia untuk estima dan cinta atau keterikatan menurut teori hierarki kebutuhan Maslow.
Memiliki hubungan yang memuaskan dapat memberikan rasa validasi yang kuat dan memperkuat harga diri. Namun, ketika hubungan ini tidak memenuhi kebutuhan validasi, seseorang mungkin mencari pengakuan dari sumber lain untuk mengisi kekosongan tersebut.
Memahami alasan di balik kecemasan dan kebutuhan validasi dapat membantu kamu mengambil langkah pertama untuk mengatasi masalah ini. Ingatlah bahwa mencari bantuan profesional adalah langkah yang berani dan penting dalam perjalanan menuju kesejahteraan emosional. Semoga bermanfaat!