Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Normalisasi Hidup Individual, Anti Kecewa ke Orang Lain!

ilustrasi personal branding (pixabay.com/JerzyGorecki)
Intinya sih...
  • Percaya yang dapat diandalkan sebagai tempat pulang untuk segala situasi dan kondisi.
  • Belajar hidup mandiri dengan mengandalkan diri sendiri mulai dari perencanaan, realisasi, tanggung jawab, hingga keuntungan hasil akhirnya.
  • Normalisasi hidup individual membantu untuk bertumbuh dan menemukan solusi atas masalah tanpa ketergantungan penuh pada orang lain.

Hidup mandiri dengan mengandalkan diri sendiri, sebuah pernyataan yang tampak keren dan hebat. Ya, bisa berdiri di atas kaki sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Punya kemampuan yang mumpuni, sehingga tak perlu bergantung kepada orang sekitar.

Sayangnya, secara realistis kamu akan berpikir bahwa hidup individual dengan mengandalkan diri sendiri itu tak mudah. Alangkah lebih baiknya jika bisa bergantung ke orang lain, jadi lebih mudah gitu rasanya. Nah, untuk merubah pandanganmu, berikut sederet alasan yang tak kalah realistis untuk belajar hidup individual supaya bisa mandiri dan terhindar dari rasa kecewa berharap ke orang lain.

1. Cukup percaya hanya kepada diri sendiri

ilustrasi personal branding (pexels.com/Moose Photos)

Di sini, kata percaya dapat bermakna yang begitu luas. Yakni, percaya yang dapat diandalkan sebagai satu-satunya tempat pulang untuk segala situasi dan kondisi. Mulai dari suka hingga duka, siap memikul, melindungi, menjaga, hingga mengoreksi diri untuk senantiasa menjadi pribadi yang lebih progresif lagi.

Menormalisasi hidup individual artinya siap untuk belajar hidup mandiri dengan mengandalkan diri sendiri. Mulai dari perencanaan hidup, realisasinya, tanggung jawab atas risiko yang ada, dan pastinya merasakan keuntungan dari hasil akhirnya.

2. Boleh menerima masukan logis dari sekitar, tapi tidak dengan bergantung sepenuhnya

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Namanya juga belajar hidup individual dengan memaksimalkan kemampuan diri sendiri. Jelas arahnya juga meminimalisir bantuan dari sekitar, baik secara langsung maupun sekadar masukan.

Di satu sisi, bantuan masukan yang logis ini bisa membantu kamu untuk bertumbuh, hinggga menemukan titik terang dari solusi atas masalahmu. Jelas saja tak apa untuk tidak menolaknya, tapi tidak untuk jadi ketergantungan penuh, ya. 

Di sisi lain, terbiasa meminta bantuan masukan dari orang sekitar hanya akan membuatmu kecewa di saat mereka tidak sesuai ekspektasimu. Bisa jadi, masukannya tak berhasil membantumu, atau bahkan mereka tak lagi mau menolongmu karena sudah sibuk dengan kehidupan pribadinya.

Itulah mengapa pentingnya bisa terbiasa hidup individual dengan mengandalkan diri sendiri. Kamu tak perlu kecewa, repot, bingung sendiri saat tak ada yang bisa membantumu, satu-satunya penolong ya dirimu sendiri, jadi biasakan hal tersebut.

3. Orang yang tulus meyayangimu akan ada masanya untuk pergi

ilustrasi keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Jika kamu hingga detik ini masih sulit untuk belajar hidup individual lantaran ada banyak orang yang tulus membantumu. Mulai dari keluarga, sahabat, hingga pasangan sekali pun.

Mereka memang memudahkan kamu untuk bisa memiliki kehidupan yang lebih ringan karena tak segan untuk selalu membantumu. Tak jarang, hal tersebut bikin kamu jadi terlena, ya sering ditolong, ditemani, hingga diselesaikan masalahnya.

Pertanyaannya, apakah mereka akan selamanya bersamamu? Seterusnya milikmu? Bukankah mereka berpeluang pergi meninggalkan, baik secara sengaja maupun terpisah karena memiliki umur yang tak panjang. Lantas, bagaimana dengan kehidupanmu yang sudah terlanjur bergantung padanya? Jelas akan bikin kamu repot sendiri.

Jadi, alangkah lebih baiknya untuk tetap normalisasi hidup individual dengan kemampuan sendiri meski punya banyak orang yang siap membantu. Sejatinya, hidup hidup mandiri dengan mengandalkan diri sendiri juga wujud aktualisasi diri, lho.

4. Setiap orang pasti ingin keuntungan bagi hidupnya sendiri

ilustrasi persahabatan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dalam keseharian, kamu pasti akan bertemu dengan banyak orang, baik orang lama maupun orang baru. Seperti contohnya saat di tempat kerja, akan ada banyak rekan kerja dengan aneka tipe yang jadi karakteristiknya.

Mau rekan kerja tipe A hingga Z, pada intinya mereka pasti ingin keuntungan untuk hidupnya sendiri, termasuk kamu juga, ya. Kamu ingin untung, mereka juga ingin untung masing-masing, bukankah dari sini saja sudah muncul konsep individual demi keuntungan masing-masing?

Jadi, jangan heran jika kamu tiba-tiba punya banyak rekan lantaran kamu berpotensi memberi keuntungan bagi mereka. Pun tiba-tiba ditinggalkan saat tak ada lagi keuntungan yang bisa didapat darimu.

Dengan hidup mandiri yang mengandalkan diri sendiri, kamu tak perlu risau mau ada rekan atau pun tidak. Kamu pun tak perlu kecewa hingga ketergantungan berharap dari yang awalnya rekan, eh tiba-tiba besoknya jadi saingan bahkan lawan.

5. Setiap orang berpotensi jadi licik di saat terhimpit maupun punya kesemapatan

ilustrasi orang licik (pexels.com/RDNE Stock project)

Lebih kompleks dari setiap orang ingin untung dalam hidupnya, berbuat licik jadi salah satu jalan pintasnya. Apalagi, jika sedang berada di kondisi yang terhimpit. Ia bisa kapan saja berbuat curang yang merugikanmu dengan dalih dipaksa keadaan.

Tak lupa pula, kondisi yang membuka jalan kesempatan. Misalnya saja, kamu yang terlalu percaya terhadapnya, membuka kesempatan untuk ia bisa mencuri keuntungan darimu dengan berbuat licik merebut hal yang berharga darimu.

Semua hal itu bisa diminimalisir jika dari awal kamu pandai hidup individual dengan mengandalkan diri sendiri. Kamu tak membuka peluang bagi orang lain untuk memanfaatkan kamu. Kamu tak berharap bantuan maupun kerja sama lebih dari orang lain yang berpotensi membuatmu kecewa.

Jadi, setelah membaca ulasan di atas, sudah siap untuk mempraktikkan hidup individual dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri? Tak perlu terburu-buru. Perlahan tapi pasti, yang terpenting ialah komitmen untuk senantiasa berprogres sehingga bisa mewujudkan hidup mandiri yang sejahtera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Melinda Fujiana
EditorMelinda Fujiana
Follow Us