Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Gak Memaksakan Diri Jadi Multitasking

ilustrasi multitasking (pexels.com/Sarah Chai)

Multitasking di zaman sekarang dianggap sebagai sebuah tindakan yang bisa menghemat waktu dan tenaga. Banyak orang dituntut untuk bisa multitasking dalam berbagai hal, dari pekerjaan berat hingga yang ringan. Bekerja sambil mengurus anak, memasak sambil membersihkan rumah, juga sesepele mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik, dan lainnya.

Padahal, multitasking gak melulu baik. Seringkali, melakukan dua atau lebih kegiatan dalam satu waktu malah bisa bikin kita merugi. Ini lima alasan kamu gak perlu memaksakan diri untuk multitasking. 

1. Bikin gak fokus pada apa yang dikerjakan

ilustrasi multitasking (pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat multitasking, kita jadi gak fokus pada apa yang sedang dikerjakan. Harus membagi konsentrasi pada dua atau lebih kegiatan bukanlah sesuatu yang gampang. Fokus yang terbagi seperti ini bisa bikin pikiran kita kacau.

Akibatnya, kita pun cenderung untuk gak memfokuskan diri pada semuanya dan hanya memerhatikan dengan sekilas. Gampang lupa adalah resiko yang harus kita tanggung, deh. 

2. Hasil akhir gak maksimal

ilustrasi lelah (pexels.com/Arina Krasnikova)

Karena fokus yang terbagi, berbagai pekerjaan yang dilakukan pun jadi gak seratus persen diperhatikan. Sehingga, wajar banget kalau hasil yang diperoleh juga gak maksimal. Sebab usaha memang gak mengkhianati hasil.

Semakin kita fokus dan mengutamakan suatu pekerjaan, biasanya akan semakin baik pula hasilnya. Kalau gak terbiasa multitasking, lebih baik fokus aja satu persatu pada tugas yang ada, ya. 

3. Cenderung membuat kamu merasa gagal

ilustrasi orang sedih (Pexels.com/cottonbro)

Akibat dari hasil yang gak maksimal, kita jadi merasa gak mampu melakukan tugas yang sudah diselesaikan tersebut. Seolah-olah kita selalu gagal dalam hal apapun. Padahal, itu semua hanya karena kita memaksakan diri dalam multitasking.

Perasaan gagal semacam ini bisa berpengaruh pada kinerja kita berikutnya, lho. Ketidakpercayaan diri akan membuat kita mungkin melakukan kegagalan lagi di percobaan berikutnya. 

4. Kelabakan dan gampang terserang kepanikan

ilustrasi multitasking (pexels.com/RODNAE Productions)

Multitasking yang terlalu dipaksakan juga berpotensi membuat kepanikan rentan menyerang. Apalagi ditambah dengan adanya deadline, sementara semua pekerjaan belum ada yang selesai. Bahayanya, rasa panik bisa bikin kita semakin gagal fokus dan berakhir dengan melakukan banyak kesalahan serta kekeliruan.

Coba kalau sedari awal kita fokus pada satu persatu tugas yang ada, semuanya akan lebih cepat selesai dan hasilnya bisa lebih maksimal. Ditambah lagi kita gak perlu panik. Iya, kan? 

5. Sulit mengetahui potensi diri yang sesungguhnya

ilustrasi memegang gadget (pexels.com/Duong Nhan)

Saat multitasking, tentu pikiran kita terbagi, begitu juga dengan kemampuan kita. Gak fokus pada satu hal di satu waktu, membuat kita jadi gak tau apakah sebenarnya kita punya bakat di bidang tersebut atau gak. Jika terus begini, kita gak akan tau potensi diri yang dimiliki.

Selalu membuat berbagai alasan dan memaksakan diri untuk multitasking sebenarnya gak baik, lho. Sesekali cobalah untuk membiasakan dirimu fokus sama satu hal aja. Lihat perbandingannya saat kamu fokus dan saat multitasking. Pasti akan sangat berbeda, deh. Hasil yang diperoleh serta kepuasan yang kamu rasakan juga tentunya akan berbeda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us