5 Cara Atasi Imposter Sindrom biar Gak Lagi Menghambat Kesuksesan

Memiliki sindrom imposter memang bisa berpengaruh pada kesehatan mental secara keseluruhan. Kondisi di mana saat kamu tidak pernah yakin dengan bakat atau kemampuan yang kamu miliki itu memang ada.
Kamu mungkin terus dihantui perasaan diri kamu tidak pantas berada di posisi yang kini ditempati. Padahal, untuk bisa berhasil sampai ke posisi tersebut pun ada rintangan yang harus kamu lalui.
Namun, bagi pemilik sindrom imposter, kamu merasa selalu tidak puas dengan kemampuan yang dimiliki ini. Berpandangan keberadaanmu di posisimu sekarang pun hanyalah sebuah keberuntungan belaka.
Baik perempuan atau laki-laki, semua orang bisa menghadapi sindrom imposter yang timbul dari dalam diri mereka. Jika terus dibiarkan tenggelam dalam perasaan rendah diri ini, maka kamu mungkin tidak akan pernah bisa maju. Yuk, cari tahu lima cara di bawah ini untuk menghadapi sindrom imposter tersebut.
1. Percaya prosesnya

Alih-alih terus terjebak dengan pikiran negatif yang memenuhi kepala, cobalah untuk mulai sekarang lebih fokus terhadap apa yang menjadi umpan balik dari mereka yang puas akan hasil kerja kerasmu. Kamu bisa mendengarkan feedback dari orang lain, seperti halnya dari atasan.
Akan lebih memotivasi dan meyakini, bahwa kamu bisa berusaha untuk menghasilkan yang lebih baik. Melalui prosesnya, kamu akan paham keberhasilan itu diraih atas kerja keras diri sendiri. Sebab, orang lain cenderung akan lebih objektif terhadap kamu dibandingkan dengan dirimu sendiri.
Menurut psikolog Adam Gran, dikutip Psychology Today, sindrom imposter ini seperti sebuah paradoks. Orang lain percaya pada kemampuanmu. Namun, kamu malah tidak percaya dengan kemampuan tersebut. Mulai sekarang, ketika kamu melihat ada banyak orang yang percaya terhadap kemampuanmu, mulailah ikut untuk lebih percaya juga.
2. Jadilah detektif untuk diri kamu sendiri

Ketika lagi-lagi perasaan ragu mulai muncul kembali, kamu bisa coba mengatasinya dengan menjadikan detektif untuk diri sendiri. Mulailah dengan kumpulkan bukti tentang proses yang kamu lakukan, hingga bisa sampai sejauh ini. Pertimbangkan langkah-langkah objektif. Ingatkan dirimu apa saja yang sudah pernah dicapai.
Coba pikirkan mengenai apa yang kamu lakukan itu pernah dan telah berdampak untuk kehidupan orang lain secara positif. Dengan begitu, kamu bisa lebih menyadari untuk tidak lagi meremehkan dirimu sendiri. Sebab, lewat bukti keahlianmu itu, kamu bisa melihat dan sadar akan manfaat yang bisa diberikan untuk orang lain. Baik untuk individu atau bahkan orang banyak.
3. Lihat ke belakang

Salah satu pemicu dari kemunculan sindrom imposter ini adalah ketika sedang berada di kondisi terlalu fokus terhadap tantangan yang ada di depan mata. Daripada kamu mendengarkan pikiran-pikiran mengenai kegagalan yang mungkin terjadi, lebih baik kembali melihat masa lalu sebagai refleksi.
Masa lalu bisa jadi pembelajar sekaligus penyemangat kamu untuk berbuat lebih baik lagi. Menengok masa lalu, membuatmu bisa lebih meyakini diri sendiri, Kalau dulu saja kamu sudah pernah melakukan hal serupa dengan hasil yang baik.
Maka dari itu, di masa depan dengan mengoreksi apa yang salah di masa lalu, sudah seharusnya kamu sudah bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Jadi, jangan terlalu mengkhawatirkan apa yang belum terjadi, ya.
4. Membuat daftar kelebihan dan kekuranganmu

Psikolog Suzanne Imes membuat teknik mengatasi sindrom imposter dengan mendaftarkan apa yang ada di diri seseorang, seperti apa yang tidak begitu dikuasai, apa yang dikuasai, serta apa yang sangat dikuasai. Itu bisa jadi cara yang kamu coba untuk membuat keraguan pada diri yang menjadi salah satu tanda seseorang memiliki sindrom imposter.
Membuat daftar juga membuatmu bisa lebih mengenali dirimu. Kamu pun jadi sadar, bahwa meskipun ada yang tidak kamu kuasai, ada banyak hal lain yang juga dikuasai. Kamu tidak akan merasa dirimu kecil lagi. Sebab, kamu juga berharga. Mulailah belajar lebih percaya terhadap kemampuan diri sendiri.
5. Jadikanlah rasa rendah diri kamu kekuatan

Maksudnya, dilihat dari sisi yang lebih positif, sebenarnya keberadaan sindrom imposter di dirimu ini bisa jadi ada baiknya juga, lho. Sebab, di sini kamu memiliki kerendahan hati, merasa tidak pasti, dan keraguan diri.
Semua itu, saat kamu amati lebih dalam, akan membuatmu bisa lebih unggul lagi. Misalnya, kamu akan menjadi seseorang yang tidak suka menyombongkan diri atas kemampuan yang dimiliki.
Kuncinya adalah ada pada diri sendiri yang mau belajar dan terus berproses menjadi lebih baik. Menyadari jika kamu punya masalah dengan kemampuan yang dimiliki, bisa membuatmu terus ingin belajar lagi. Pada akhirnya, kamu bisa berada di posisi yang lebih tinggi lagi nantinya.
Untuk menghindari munculnya sindrom imposter, kamu harus mulai lebih menyadari, jika melakukan kesalahan itu tidak apa-apa. Entah karena kamu seorang pemula atau bahkan sudah menghabiskan bertahun-tahun di bidang yang ditekuni.
Sebab, setiap orang tetap bisa saja melakukan kesalahan. Jangan lupa juga untuk selalu berterima kasih pada dirimu sendiri, setelah selesai mencapai sesuatu. Sebab, hal it bisa membuatmu lebih menghargai diri sendiri.