Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Lebaran tinggal menghitung hari. Tentunya ini menjadi momen paling ditunggu-tunggu. Tapi sayangnya, lebaran di era sekarang sangat berbeda dengan lebaran pada zaman dahulu.

Tentu kamu sudah tidak asing dengan fenomena flexing selama lebaran. Setiap orang membicarakan pencapaian masing-masing. Entah dari segi finansial maupun popularitas. Bertemu dengan momen demikian, ini lima cara menyikapinya.

1. Jangan terpancing membicarakan keunggulan diri

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Lebaran seringnya berubah jadi ajang flexing. Contohnya saja pamer pencapaian hidup yang sudah diraih. Seperti kondisi keuangan. Atau pamer terkait karir dan pekerjaan.

Kamu harus bisa mengontrol diri berada di tengah lingkungan demikian. Jangan terpancing untuk membicarakan keunggulan diri. Ingat, pencapaianmu tidak perlu ditunjukkan kepada orang lain.

2. Tetaplah jadi orang bersahaja

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/Yi Guo)

Hari lebaran seharusnya jadi ajang berkesan. Tapi apakah lebaran di era sekarang ini masih seperti itu? Sayangnya sudah jauh berbeda. Bisa dikatakan, lebaran sekarang berubah jadi ajang pamer.

Bagaimana cara menyikapi flexing selama lebaran? Tetaplah jadi orang bersahaja. Kamu tidak perlu haus pujian apalagi berusaha menunjukkan pencapaian. Tetaplah membaur dan berinteraksi sewajarnya dengan orang sekitar.

3. Alihkan topik obrolan menjadi lebih positif

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/PNW Productions)

Momentum lebaran sebentar lagi. Tentunya semua umat muslim antusias menyambut kedatangan momen tersebut. Meskipun demikian,  keberadaan flexing mengubah lebaran jadi momentum penuh perselisihan.

Salah satu cara menyikapi flexing yakni dengan mengalihkan topik pembicaraan. Jika sebelumnya obrolan didominasi oleh sikap pamer, cobalah mencari topik lain yang lebih inspiratif. Usahakan tapi obrolan  tidak menyakiti satu sama lain.

4. Jangan ikut membandingkan kondisi seseorang

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/PNW Productions)

Memang tidak dapat dimungkiri jika lebaran turut menjadi ajang perbandingan. Flexing seolah menjadi fenomena wajar. Tentu menyakitkan bagi ia yang menerima perlakuan tersebut.

Apa yang harus dilakukan jika kamu menghadapi flexing selama lebaran? Jangan ikut membandingkan kondisi seseorang. Lebaran tidak sepatutnya diisi dengan memojokkan satu sama lain. Hargailah antar sesama.

5. Jangan pernah menjatuhkan ucapan seseorang

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Menyikapi fenomena flexing selama lebaran susah-susah gampang. Karena sudah muak, kita terpancing untuk mematahkan cerita seseorang. Tapi ini juga bukan cara yang tepat. Bisa-bisa menimbulkan permasalahan.

Menyikapi fenomena flexing selama lebaran perlu cara khusus. Salah satunya dengan menjaga tutur kata. Jadilah orang yang sopan santun dalam berucap. Jangan pernah menjatuhkan pembicaraan seseorang.

Lebaran identik dengan fenomena flexing. Antar orang saling membanggakan dirinya. Seperti pamer pencapaian ataupun nama besar orang-orang terdekat. Jika kamu berhadapan dengan suasana demikian, ingat lima cara di atas. Jangan terpancing ikut membanggakan diri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team