Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Terapin Prinsip Less Is More di Hidup Sehari-hari Biar Pikiran Lebih Tenang

decluttering
ilustrasi decluttering (freepik.com/freepik)

Kamu pasti pernah ngerasa hidup terlalu penuh, terlalu berisik, dan kayak semuanya menuntut perhatian di waktu yang sama. Benda-benda numpuk, jadwal yang terus padat, sampai pikiran yang gak berhenti muter bikin hari kamu terasa sesak. Di kondisi seperti ini, wajar kalau kamu butuh ruang buat bernapas, meski cuma sedikit. Prinsip “less is more” muncul sebagai jalan tengah yang lebih manusiawi, bukan ekstrem, karena kamu gak dituntut buat buang semua barang atau hidup super minimalis. Kamu cuma diajak buat ngurangin hal-hal yang gak lagi relevan dan mulai nyimpen energi buat urusan yang benar-benar penting.

Filosofi ini fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Ketika kamu milih hal-hal yang bikin hidup lebih tertata mulai dari barang di kamar, aktivitas harian, sampai orang-orang yang kamu biarkan ada di sekitar kamu pelan-pelan kamu bakal ngerasa lebih ringan. Beban pikiran berkurang, waktu lebih terarah, dan energi kamu gak bocor ke hal-hal yang gak perlu. Semakin kamu menerapkan “less is more” dalam langkah-langkah kecil, semakin terasa damainya hidup karena kamu bisa ngatur ruang, waktu, dan pikiran dengan lebih sadar dan tenang.

1. Pilih aktivitas yang benar-benar kamu butuhkan

istirahat kerja
ilustrasi istirahat kerja (freepik.com/freepik)

Sering banget kamu ngerasa harus ikut semua kegiatan atau memenuhi semua undangan, padahal energi kamu gak sebanyak itu. Prinsip “less is more” mengajarkan kamu buat lebih selektif memilih aktivitas. Bukan berarti nolak semuanya, tapi kamu belajar melihat mana yang beneran berharga dan mana yang cuma bikin kamu capek tanpa manfaat jelas.

Dengan memilah, kamu bisa ngasih ruang buat aktivitas yang beneran bikin kamu tumbuh. Misalnya, daripada ikut rapat tambahan yang bisa diwakilkan, kamu bisa manfaatkan waktu itu buat istirahat atau menyelesaikan hal penting yang tertunda. Cara ini bikin jadwal kamu lebih lapang dan gak bikin stres berlebihan.

Kamu juga jadi lebih sadar soal kemampuan dan batasan diri. Kalau kamu terus-terusan memaksakan semua aktivitas, kamu bakal gampang burnout dan kehilangan motivasi. Dengan belajar bilang “cukup”, kamu jadi lebih tenang dan fokus pada hal yang memang berarti.

2. Kurangi barang-barang yang bikin ruangan terasa penuh

merapikan barang-barang
ilustrasi merapikan barang-barang (freepik.com/freepik)

Ruangan yang sesak sering bikin pikiran kamu terasa sesak juga. Barang-barang menumpuk, rak terlalu penuh, dan meja yang gak kelihatan permukaannya bisa jadi pemicu stres tanpa kamu sadari. Prinsip “less is more” ngajak kamu memilah barang. Kamu bisa mulai dari area kecil seperti meja kerja atau lemari kamar.

Proses decluttering ini bikin kamu lebih mudah bergerak dan lebih cepat fokus. Ketika ruangan rapi dan gak penuh, kamu jadi ngerasa lebih ringan secara emosional. Kamu juga jadi lebih nyaman menghabiskan waktu di rumah tanpa kebingungan mencari barang yang entah hilang di mana.

Selain itu, kamu jadi lebih menghargai benda yang memang sering kamu pakai. Barang yang tersisa di ruangan adalah yang punya fungsi dan nilai. Jadi bukan cuma rapi, tapi juga lebih meaningful dan selaras sama kebutuhan kamu.

3. Batasi konsumsi media sosial yang bikin pikiran crowded

ilustrasi Batasi waktu bermain media sosial (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi Batasi waktu bermain media sosial (freepik.com/prostooleh)

Media sosial bisa jadi sumber inspirasi, tapi kalau dikonsumsi tanpa batas, dampaknya justru bikin pikiran sumpek. Scroll tanpa tujuan, banjir informasi, dan perbandingan sosial sering bikin kamu lelah secara mental. Prinsip “less is more” mengajak kamu buat bikin batasan yang lebih sehat.

Kamu bisa mulai dengan ngurangin waktu scroll di jam-jam tertentu, misalnya pagi hari atau sebelum tidur. Bukan karena kamu harus anti-media sosial, tapi karena kamu butuh ruang buat pikiran kamu sendiri sebelum dijejali konten orang lain. Ruang mental ini penting banget buat jaga ketenangan dan fokus kamu sepanjang hari.

Selain itu, kamu bisa kurasi akun yang kamu ikuti. Hapus atau mute akun yang bikin kamu terpicu atau merasa gak cukup. Isi feed kamu dengan hal-hal yang beneran ngasih manfaat, biar pengalaman bermain media sosial tetap menyenangkan dan gak bikin kepala berat.

4. Sederhanakan rutinitas harian biar energi gak cepat habis

ilustrasi mengatur energi harian (freepik.com/freepik)
ilustrasi mengatur energi harian (freepik.com/freepik)

Rutinitas yang terlalu penuh sering bikin kamu kehabisan energi sebelum siang tiba. Prinsip “less is more” ngajak kamu buat menyederhanakan hal-hal kecil yang ternyata berdampak besar. Misalnya, kamu bisa bikin to-do list yang realistis dan cuma berisi tiga sampai lima tugas utama setiap hari.

Dengan fokus pada hal penting aja, kamu jadi lebih produktif dan gak merasa diburu waktu. Kamu juga bisa nyederhanain hal-hal lain, seperti meal prep sederhana, memilih outfit yang gampang dipadupadankan, atau bikin rutinitas pagi yang singkat tapi efektif. Semuanya membantu kamu memulai hari dengan perasaan lebih ringan.

Saat rutinitas kamu gak ribet, kamu punya lebih banyak ruang buat hal-hal spontan dan menyenangkan. Energi kamu juga jadi lebih stabil dan gak cepat terkuras oleh hal-hal kecil yang sebenarnya gak butuh perhatian terlalu besar.

5. Jaga relasi seperlunya tanpa harus memaksakan diri

ilustrasi mengobrol (unsplash.com/ Trung Thanh)
ilustrasi mengobrol (unsplash.com/ Trung Thanh)

Hubungan sosial juga bisa jadi sumber energi atau justru sumber kelelahan. Prinsip “less is more” mendorong kamu buat mempertahankan relasi-relasi yang sehat dan mengurangi keterlibatan dengan orang yang bikin kamu drained. Kamu gak harus punya lingkaran pertemanan besar kalau ternyata cuma segelintir yang benar-benar nyambung dan bikin kamu nyaman.

Memilih relasi bukan soal jadi cuek, tapi lebih ke menjaga kesehatan mental kamu. Kamu bisa mulai dengan komunikasi sederhana: merespons sesuai energi, membatasi interaksi kalau kamu lagi gak sanggup, dan jujur sama diri sendiri soal batasan. Semua ini bikin kamu tetap terhubung tanpa harus menguras diri.

Dengan menjaga relasi yang berkualitas, kamu jadi merasa lebih tenang dan dihargai. Kamu gak kewalahan lagi menghadapi banyak dinamika sosial yang gak perlu, dan waktu kamu pun terpakai untuk orang-orang yang benar-benar berarti.

Menerapkan prinsip “less is more” bukan soal hidup super minimalis, tapi soal memilih hal yang bikin hidup kamu lebih ringan. Biar kamu punya ruang buat bernapas, berpikir, dan menikmati hari tanpa rasa tertekan. Kadang, justru dengan mengurangi banyak hal, kamu bisa ngerasain kebahagiaan yang lebih sederhana tapi jauh lebih tulus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Setiap Pencapaian

15 Nov 2025, 22:18 WIBLife