Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Bikin Kamu Rentan Merasa Hopeless, Amati Siapa Saja Temanmu!

ilustrasi minum sambil merenung (pexels.com/Kevin Malik)
ilustrasi minum sambil merenung (pexels.com/Kevin Malik)

Hopeless atau kehilangan harapan semestinya menjadi hal terakhir yang terjadi setelah kamu melakukan berbagai usaha dalam hidup untuk waktu yang lama. Sejatinya, hopeless tak bisa diartikan sebagai tidak adanya harapan saat kamu belum berupaya secara maksimal.

Tak bisa dipungkiri perasaan hopeless niscaya bakal melemahkan semua usaha yang telah kamu lakukan selama ini. Meski kadang memang tak bisa dihindari, perasaan seperti ini bisa ditanggulangi jika kamu berhasil menemukan akar masalah yang bikin kamu rentan merasa hopeless.   

Langsung aja simak sederet inspirasinya berikut ini, yuk!

1. Dikelilingi orang-orang yang pesimis

ilustrasi berbicara dengan teman (pexels.com/Darina Belonogova)
ilustrasi berbicara dengan teman (pexels.com/Darina Belonogova)

Coba perhatikan seperti apa saja karakter teman-temanmu. Misalnya kamu punya sepuluh teman dekat. Lihat ada berapa kawan yang dipenuhi optimisme, dan berapa banyak yang cenderung lebih pesimis dalam memandang hidup? Kalau teman yang pesimis lebih banyak, barangkali tanpa sadar kamu telah terpengaruh oleh mereka.

Kamu perlu membentuk ulang lingkungan pergaulanmu. Jagalah jarak dari teman-teman yang gampang pesimis. Dekatilah mereka yang lebih optimis. Perlahan-lahan kamu pasti akan mengikuti cara berpikir mereka yang selalu positif.

2. Tidak gigih dalam berusaha

ilustrasi pria berbaring (pexels.com/ANTONI SHKRABA)
ilustrasi pria berbaring (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Adanya harapan yang terbayang dalam pikiranmu memang menjadi penggerak untuk kamu berusaha. Akan tetapi, ketika harapan mulai menurun, satu-satunya yang akan mampu membuatmu bertahan ialah langkah maju yang kamu buat.

Jika kamu memutuskan berhenti, harapan itu makin menghilang. Hal ini seperti saat kamu mencari benda yang diduga hilang. Bila kamu berhenti mencari, kamu hanya sampai pada kesimpulan, "ah, sudah tak mungkin lagi untuk ditemukan."

Namun, apabila kamu terus bergerak mencari ke sana kemari, yang muncul dalam benakmu adalah berbagai kemungkinan. Bisa saja benda itu ada di salah satu laci, terjatuh ke kolong, terselip di jok mobil, tertinggal di suatu tempat, dan sebagainya. Semua itu adalah bentuk dari harapan.

3. Tak punya kesabaran untuk menunggu hasil dari sebuah proses

ilustrasi perempuan berbaring (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi perempuan berbaring (pexels.com/Thirdman)

Ada waktunya kamu berusaha sedemikian rupa. Ada saatnya juga kamu cuma perlu menunggu hasilnya. Selalu ada jeda antara usaha yang dikerahkan dengan hasil. Tanpa kesabaran, kamu malah pun jadi mudah hopeless dan menyerah di titik ini.

Sayang sekali, bukan? Padahal, sampai di sini kamu hanya perlu menunggu sambil beristirahat selepas berbagai usaha yang melelahkan. Fase berjuang telah kamu lalui. Tentunya, sambil kamu tetap menjaga keyakinan bahwa hasil yang baik selalu mengikuti upaya yang maksimal. 

4. Terlalu membandingkan peluang diri sendiri dengan peluang orang lain

ilustrasi duduk dan menikmati kopi (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi duduk dan menikmati kopi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Siapa, sih, yang mampu memastikan sebuah pulang? Kamu bisa saja menghitung besaran peluangmu dibandingkan peluang orang lain. Namun, yang terjadi kemudian bisa saja sangat jauh dari apa yang kamu bayangkan.

Sebagai contoh, saat kamu terlalu percaya diri mempunyai peluang keberhasilan yang lebih besar ketimbang orang lain, ternyata hasilnya dia malah lebih unggul. Begitu juga kalau kamu berpikir peluangmu kecil, sedangkan peluang orang lain lebih besar.

Itu bukan kepastian tentang apa yang bakal terjadi nanti. Sekecil apapun peluangmu, kamu tetap bisa mencapai keberhasilan jika momennya tepat. Kamu tak perlu overthinking terkait peluang diri dan orang lain.

5. Menggampangkan proses yang akan dilalui

ilustrasi perempuan di jalan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan di jalan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang betul bahwa kamu perlu merawat keberanianmu untuk berproses dengan tak berpikir prosesnya akan sulit sekali. Akan tetapi, meremehkan proses yang hendak dilalui juga dapat berakibat buruk.

Kamu membayangkan cukup dengan satu atau dua kali mencoba harapan yang kamu inginkan bakal tercapai. Namun, setelah dua kali percobaan dan belum bisa berhasil, kamu pun lantas merasa hopeless.

Sikap yang semestinya diambil dalam memandang sebuah proses adalah adanya dua kutub kemungkinan. Yaitu, harapanmu bisa tercapai cepat sekali dibandingkan perkiraan, tetapi bisa juga membutuhkan waktu yang lebih lama dari target yang kamu bayangkan. Jika kamu sejak awal telah menyadari kemungkinan terbaik serta terburuk, secara mental kamu menjadi lebih siap dalam menghadapi segala kemungkinan tersebut.

Kabar baiknya, kondisi hopeless yang sekarang kamu alami bukanlah akhir dari prosesmu! Kamu masih bisa terus membangkitkan lagi harapan-harapanmu. Berusahalah kembali dengan tak lupa untuk beristirahat kapanpun kamu merasa lelah. Semoga mengisnpirasi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us