5 Hal Ini Gak Patut Dibuat Bercanda, Bisa Timbulkan Luka Hati

Layaknya wajah atau bentuk fisik, maka suara pun bukan hal yang bisa kamu pilih-pilih. Ada sebagian orang yang suaranya biasa-biasa saja, ada yang merdu dan selalu enak didengar, tapi ada pula yang suaranya cempreng dan berbeda.

Sama halnya body shaming bukan perbuatan terpuji, maka menjadikan suara seseorang sebagai lelucon karena dianggap aneh pun bukanlah tindakan yang patut dilakukan. Terus dijadikan lelucon terhadap hal yang gak bisa ia ubah dapat membuatnya merasa rendah diri, lho.

Setiap orang sejatinya punya potensi besar masing-masing. Ada yang jago matematika tapi payah sekali di bidang seni, begitu pula sebaliknya.

Sayangnya, sistem pendidikan formal saat ini sangat terstandar sehingga kurang begitu mendukung untuk menggali bakat tiap individu. Akibatnya, gak sedikit yang keteteran di bidang akademik dan hal itu dijadikan bahan tertawa. Misalnya, dengan mengucapkan kalimat, “Masa soal gampang kayak gini aja gak bisa”.

Bila menemukan teman atau orang sekitarmu yang kesulitan dalam mata pelajaran atau kuliah tertentu, dan kamu bisa membantunya, hal itu jauh lebih positif daripada mengejeknya. Menjadikan kekurangannya sebagai bahan candaan adalah sesuatu yang kejam, lho.

Mirisnya, fenomena ini sering banget ditemukan terutama di dunia maya. Saat ada kasus kejahatan seksual gak sedikit yang menjadikannya bahan olok-olok, misalnya dengan bentuk pertanyaan, “Dirudapaksa tapi, kok, berkali-kali, jangan-jangan sama-sama suka, nih?”.

Harus kehilangan kehormatan serta kemerdekaan sebagai manusia akibat perbuatan kejahatan seksual saja sudah berat bagi batin korban. Ditambah lagi dengan olok-olok demikian. Ibarat orang sedang luka malah disiram air garam. Bercanda seperti ini jahatnya bukan main, lho.

Entah kenapa banyak orang berpikir kalau punya paras good looking mestinya dapat pasangan yang good looking juga. Kalau gak, siap-siap jadi bulan-bulanan.

Celetukan seperti, “Oh, hartanya pasti banyak, ya, sampai istrinya mau dengan suami yang tampangnya kayak gini," biasanya santer terdengar. Padahal, lelucon seperti itu gak lucu sama sekali, lho.

Saat memilih pasangan yang tepat justru kriteria fisik bukanlah hal prioritas. Kenapa? Wajah yang good looking gak jadi jaminan rumah tangga bakal awet apabila ternyata kepribadiannya buruk. Jadi, hormati pilihan tiap orang, ya!

Ada yang takut dengan ketinggian, ada pula yang langsung ngibrit bila melihat laba-laba. Begitu pula badut yang biasanya bisa menghibur malah bagi sebagian orang jadi sesuatu yang dapat membuatnya cemas.

Fobia bukanlah sesuatu yang patut dijadikan bercanda atau bahan ejekan, lho. Kamu gak tahu apa yang melatarbelakangi ketakutannya terhadap sesuatu. Bisa jadi ada trauma menyakitkan yang menjadi pemicu rasa takutnya tersebut.

Gak salah untuk berusaha menghibur orang lain dengan berusaha bercanda. Akan tetapi, jangan sampai kamu tertawa di atas penderitaan orang lain dan membuat luka hati. Itu yang pantang dilakukan dan semestinya dihindari, ya!