Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal tentang Kebiasaan Bercanda yang Perlu Dipahami 

ilustrasi jahil (pexels.com/Lucas Andrade)
ilustrasi jahil (pexels.com/Lucas Andrade)

Untuk mencairkan suasana di lingkungan sosial, seseorang biasanya akan berusaha untuk mengawali pembicaraan dengan membicarakan sebuah topik yang sama-sama diminati. Obrolan yang terus berlanjut membuat suasana jadi makin seru. Candaan biasanya akan menjadi jurus pamungkas untuk menimbulkan tawa dalam percakapan tersebut.

Meski hal ini tampak menarik dilakukan, kamu tidak bisa sembarangan melontarkan candaan dalam suatu percakapan. Ada setidaknya lima poin yang perlu kamu ketahui tentang etika bercanda dalam lingkungan sosial. Hal ini penting untuk membuatmu terhindar dari suasana yang tidak nyaman dan bisa jadi merugikanmu.

1. Lingkungan yang berbeda memiliki topik candaan yang juga berbeda

ilustrasi tertawa (pexels.com/RDNE Stock Project)
ilustrasi tertawa (pexels.com/RDNE Stock Project)

Suasana yang canggung dalam suatu komunitas memang harus segera dicairkan agar setiap orang bisa ngobrol dengan lebih santai. Salah satu caranya adalah dengan melemparkan sebuah candaan untuk mengawali percakapan. Meski demikian, kamu harus perhatikan dulu lingkungan seperti apa tempatmu berada. Beda lingkungan tentu beda jenis candaan yang bisa diterima.

2. Hindari candaan yang menyangkut hal sensitif

ilustrasi tutup mulut (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi tutup mulut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sepertinya ini adalah salah satu hal umum yang perlu dimengerti oleh semua orang yang suka bercanda. Ada banyak hal yang bisa menggelitik, namun yang pasti itu bukan hal yang sensitif. Hal-hal tabu yang tidak biasa dibicarakan sehari-hari adalah salah satunya. Oleh karena itu, pertimbangkan dulu kelayakan candaan tersebut sebelum kamu ucapkan.

3. Candaan yang diulang-ulang akan tampak menyebalkan

ilustrasi orang tidak merespon candaan (pexels.com/Matheus Bertelli)
ilustrasi orang tidak merespon candaan (pexels.com/Matheus Bertelli)

Saat candaanmu berhasil mengundang tawa orang sekitar, tentu kamu akan merasa senang. Hal ini tanpa disadari akan memotivasimu untuk membuat mereka semakin terpingkal-pingkal. Apabila topik pertamamu cocok dengan mereka yang mendengarkan, sebaiknya jangan mengulangi hal yang sama. Hal yang awalnya lucu bisa jadi membosankan.

4. Perhatikan reaksi dari orang sekitar yang mendengarkan candaanmu

ilustrasi bercanda (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi bercanda (pexels.com/Keira Burton)

Memasuki lingkungan yang baru membuatmu harus membaca situasi dan tipe-tipe orang di dalamnya. Terkait dengan usahamu untuk mengundang gelak tawa, kamu bisa mencoba berikan satu candaan terlebih dahulu untuk tahu kecocokan candaanmu dengan orang-orang di tempat tersebut. Cermati bagaimana mereka merespon untuk tahu candaan yang lebih tepat.

5. Selalu pikirkan lagi tiap candaan yang kamu lontarkan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Meski hal ini tampak terlalu serius, ada baiknya kamu mengevaluasi lagi semua candaan yang telah kamu ucapkan. Walau kebanyakan adalah hal yang spontan, kamu bisa belajar dari beberapa di antaranya agar bisa digunakan di lain kesempatan. Untuk candaan yang kurang tepat, kamu juga bisa belajar untuk tidak melakukannya lagi.

Kebiasaan bercanda memang tidak harus seserius ini. Meski demikian, dengan tahu betul tentang candaanmu, kamu akan bisa membuat orang sekitarmu tertawa tanpa harus membuat siapa pun tersinggung. Oleh karena itu, penting bagimu untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait bercanda di sebuah lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khariton Tjahjadi
EditorKhariton Tjahjadi
Follow Us