Kita hidup bukan hanya tentang diri sendiri atau sekadar ambisi pribadi. Ada lingkungan sekitar dengan beragam orang di dalamnya yang harus kita pedulikan.
Sayangnya, di era sekarang ini kepedulian seolah diabaikan. Apalagi dengan beragam sikap tertutup dan tidak mau tahu. Kalau kamu memiliki sikap ini, mari perbaiki diri. Jika tidak, rasa peduli dalam dirimu akan terkikis dari waktu ke waktu.
Apakah kamu termasuk orang perfeksionis? Ingin segala sesuatunya harus berjalan sempurna dan tidak boleh ada cela. Sikap perfeksionis bisa menjadi motivasi agar kamu menunjukkan kinerja terbaik. Tetapi, juga bisa jadi bumerang jika kamu terlalu mengagungkannya.
Apa jadinya jika kamu terlalu mengagungkan sikap perfeksionis? Kepedulian akan terkikis. Kamu memaksa semua orang memahami dan ikut standarmu tanpa mau mendengarkan keinginan mereka. Padahal kesempurnaanmu belum tentu sesuai dengan standar orang lain.
Tanpa sadar kita membentuk diri sendiri jadi sosok ambisius. Kamu berjuang keras meraih target dan tujuan hidup. Tidak ada yang salah dengan sikap ini. Asal ambisius itu tidak melampaui batas.
Namun, seringnya kita mengagungkan sikap ambisius secara berlebihan. Tentu saja ini mengikis rasa kepedulian. Akibat ambisi kamu tidak segan bersaing dengan cara gak sehat. Termasuk merugikan orang-orang sekitar demi tujuan yang ingin dicapai.
Setiap orang memang punya batas privasi. Kamu butuh ruang untuk sendiri dan tidak mau diganggu orang lain. Namun, jangan sampai kebablasan jadi sosok individualis. Kamu sangat tertutup dan tidak mau tahu orang-orang sekitar.
Orang yang terlalu individualis lama-lama kehilangan rasa peduli. Kamu seperti hidup sendiri di tengah lingkungan masyarakat. Bahkan tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarmu.
Keseimbangan antara dunia maya dan kehidupan sosial wajib diperhatikan. Keduanya memiliki peran penting dalam kehidupan. Tetapi, kebanyakan orang sekarang hanya mementingkan dunia maya tanpa mau memperhatikan kehidupan sosial.
Saat kumpul bersama kamu dan orang-orang sekitarmu cenderung fokus pada handphone masing-masing. Inilah yang mengikis kepedulian dari waktu ke waktu. Kamu dan orang-orang sekitar berkumpul bersama namun seperti tidak saling kenal.
Sisi perbedaan pasti kita temui di manapun berada. Entah perbedaan budaya maupun karakter orang-orang sekitar. Namun, jangan sampai perbedaan itu memicu permasalahan besar. Apalagi sikap saling benci.
Tahukah kamu apa yang mengikis rasa peduli? Salah satunya tidak memiliki rasa toleransi. Kamu menganggap perbedaan sebagai permasalahan. Pada akhirnya kamu sering berkonflik dengan orang-orang sekitar.
Tanpa sadar kita masih melanggengkan sikap yang mengikis kepedulian. Contohnya saja terlalu fokus pada dunia maya. Atau sangat ambisius dan perfeksionis. Padahal kepedulian antar sesama kunci kehidupan harmonis di lingkungan masyarakat.