Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kendala yang Bakal Kamu Hadapi Saat Hidup dan Kerja di Luar Negeri

ilustrasi multikultural (pexels.com/Jopwell)

Hidup dan kerja di luar negeri kedengarannya memang keren. Bisa merasakan budaya baru, gaji lebih tinggi, dan pengalaman yang gak semua orang punya. Tapi, di balik foto-foto Instagram yang estetik, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Adaptasi di lingkungan baru gak selalu mulus, dan banyak hal yang mungkin gak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Buat kamu yang berencana kerja di luar negeri, penting banget untuk tahu kendala apa saja yang bakal muncul. Soalnya, kalau cuma kebayang enaknya doang, nanti kaget sendiri pas menghadapi kenyataan. Nah, berikut ini kendala yang sering dialami orang saat tinggal dan kerja di negara lain.

1. Bahasa dan komunikasi yang gak semudah kelihatannya

ilustrasi gathering (pexels.com/ELEVATE)

Banyak orang berpikir kalau bisa bahasa Inggris udah cukup buat bertahan di luar negeri. Tapi kenyataannya, beda negara, beda aksen, beda juga cara ngomongnya. Bahkan di negara yang bahasa resminya Inggris, aksennya bisa bikin kamu bingung sendiri. Belum lagi kalau kamu kerja di negara yang mayoritas penduduknya gak terlalu fasih berbahasa Inggris. Mau belanja, ngobrol sama kolega, atau sekadar nanya arah aja bisa jadi tantangan besar.

Masalah komunikasi ini juga bisa bikin kamu sulit bergaul. Kalau gak ngerti slang atau kebiasaan berbicara mereka, kamu bisa kesulitan buat masuk ke lingkungan sosial. Ini sering bikin orang yang baru pindah jadi merasa kesepian. Solusinya? Belajar bahasa lokal sebelum berangkat dan jangan malu buat bertanya. Cari teman yang bisa bantu jelasin atau ikut komunitas sesama perantau supaya ada tempat bertukar pengalaman.

2. Adaptasi dengan budaya kerja yang berbeda

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Setiap negara punya budaya kerja yang unik. Di beberapa negara Asia, misalnya, kerja lembur dianggap wajar, sementara di negara-negara Eropa, kerja setelah jam kantor justru dianggap gak profesional. Kalau kamu datang dari budaya kerja yang santai lalu tiba-tiba harus menghadapi sistem kerja yang sangat disiplin, atau sebaliknya, bisa-bisa kamu jadi stres sendiri.

Gak cuma soal jam kerja, cara berkomunikasi dengan atasan dan rekan kerja juga bisa jadi tantangan. Ada negara yang komunikasinya to the point, sementara yang lain lebih suka pendekatan halus. Kalau kamu salah paham, bisa jadi kelihatan kasar atau malah dianggap kurang tegas. Jadi, sebelum berangkat, pelajari dulu etika kerja di negara tujuanmu biar gak kaget pas pertama kali masuk kantor.

3. Urusan administrasi dan biaya hidup yang sering diremehkan

ilustrasi biaya hidup (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Mengurus visa kerja aja udah bikin pusing, belum lagi soal pajak, asuransi kesehatan, dan izin tinggal. Banyak orang baru sadar kalau urusan administratif di luar negeri bisa lebih ribet dari yang dibayangkan. Salah sedikit, kamu bisa kena denda atau bahkan dideportasi. Beberapa negara juga punya aturan ketat soal pekerjaan, jadi pastikan kamu benar-benar paham semua dokumen yang dibutuhkan.

Selain itu, biaya hidup di luar negeri sering kali lebih tinggi dari ekspektasi. Harga makanan, transportasi, dan sewa apartemen bisa jauh lebih mahal dibanding di Indonesia. Kadang, gaji besar yang kamu dapat ternyata habis buat kebutuhan dasar aja. Makanya, sebelum pindah, riset dulu tentang biaya hidup di kota tujuan dan siapkan dana darurat supaya gak kelabakan.

4. Rasa kesepian dan homesick yang gak bisa dianggap remeh

ilustrasi homesick (pexels.com/Rosa García)

Hidup jauh dari keluarga dan teman-teman pasti bikin kangen rumah. Awalnya mungkin terasa menyenangkan, tapi setelah beberapa bulan, kamu bisa mulai merasa kesepian. Apalagi kalau kamu pindah ke negara yang budayanya sangat berbeda dan gak punya banyak teman di sana.

Kesepian ini bisa berdampak ke kesehatan mental dan motivasi kerja. Kalau gak ditangani dengan baik, bisa bikin stres dan burnout. Cara buat mengatasi ini adalah dengan aktif bersosialisasi. Gabung komunitas lokal, ikutan kegiatan sosial, atau sekadar sering video call dengan keluarga bisa membantu mengurangi rasa homesick. Jangan ragu juga buat mencari bantuan profesional kalau perasaan ini mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.

5. Tantangan dalam menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan baru

ilustrasi menyeberang jalan (pexels.com/Kaique Rocha)

Gaya hidup di luar negeri bisa sangat berbeda dari yang kamu terbiasa di Indonesia. Mulai dari makanan, cara bersosialisasi, hingga kebiasaan sehari-hari. Kalau kamu biasa makan nasi setiap hari, misalnya, bisa jadi di negara tujuanmu makanan pokoknya roti atau kentang. Awalnya mungkin gak masalah, tapi lama-lama bisa bikin kamu kangen makanan rumah.

Selain makanan, kebiasaan kecil juga bisa jadi tantangan. Misalnya, di beberapa negara, sistem transportasi umum sangat diandalkan, sementara di tempat lain lebih nyaman pakai kendaraan pribadi. Kalau kamu terbiasa dengan kemudahan ojek online, bisa jadi harus belajar naik transportasi umum yang lebih rumit. Jadi, semakin cepat kamu bisa beradaptasi dengan gaya hidup setempat, semakin mudah juga kamu menjalani kehidupan di sana.

Kerja di luar negeri memang menawarkan banyak kesempatan, tapi juga datang dengan berbagai tantangan. Punya mental yang kuat dan kesiapan buat beradaptasi dengan berbagai situasi yang mungkin terjadi. Dengan memahami tantangan ini sejak awal, kamu bisa lebih siap menghadapi kehidupan di negara baru tanpa merasa kewalahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us