Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Mindset Hidup Minimalis yang Wajib Kamu Ketahui

pexels.com/Tilsa Tanaka

Beberapa tahun terakhir, gaya hidup minimalis marak diterapkan oleh banyak orang. Tapi, sebenarnya gaya hidup minimalis itu seperti apa sih?

Penulis buku Goodbye Things (hidup minimalis ala orang Jepang), Fumio Sasaki mengatakan hidup minimalis adalah hidup di mana kita benar-benar mengetahui apa yang penting di hidup ini dan mempertahankan itu.  

Apakah gaya hidupmu sekarang sudah cukup minimalis? Yuk, kita simak beberapa kesalahan pola pikir minimalis biar kamu ga berlama-lama terjebak di mindset yang salah, dan tidak berpikiran sempit terhadap gaya hidup yang satu ini. 

1. Gaya hidup minimalis berarti punya sedikit barang

pexels.com/cottonbro

Apakah kamu masih berpikiran seperti ini? Yuk, ubah mindset kita ini karena gaya hidup minimalis bukan sekedar memiliki sedikit barang. Menurut becomingminimalist.com, esensi dari gaya hidup ini adalah hidup dengan barang yang kamu butuhkan.

Jadi, jangan buru-buru menilai kalau temanmu hidup minimalis tapi barangnya banyak, begitu pula jangan merasa sudah cukup minimalis karena punya barang yang sedikit.

Mungkin temanmu bisa memiliki banyak barang karena memang ia butuh untuk pekerjaannya, selain itu anggota keluarganya juga banyak. Sementara kamu masih hidup berdua dengan pasangan yang tentunya memiliki kebutuhan yang berbeda.

Jumlah barang tidak selalu menentukan kita sudah hidup minimalis atau belum. Karena, inti dari gaya hidup ini adalah hidup yang berkesadaran dan nyaman dengan yang kita miliki.

2. Pakaian atau desain ruangan yang dominan warna monokrom

pixabay.com/Daniel_Nebreda

Pilihan warna tidak cukup menentukan kamu mengusung gaya hidup minimalis atau tidak. Dilansir journal.projectnord.com, gaya hidup minimalis tidak memiliki warna khusus. Bahkan kamu tidak perlu tiba-tiba mengubah seluruh isi lemari pakaianmu dengan warna monokrom atau earth tone hanya karena kini kamu menganut minimalism.

Bila warna terang dan colorful bisa membawa kegembiraan di hidupmu sehari-hari, tidak ada salahnya untuk tetap mempertahankan itu dan tetap menjalankan gaya hidup minimalis. Maksimalkan semua fungsi barang yang kamu miliki terlepas apapun warnanya. 

3. Declutter tidak sama dengan minimalism

pexels.com/Ketut Subiyanto

Declutter tidak sama dengan minimalism. Menurut nosidebar.com di penjelasannya tentang perbedaan declutter dan minimalism, kebanyakan orang memulai perjalanan minimalism-nya dari decluttering kemudian ketika sudah melalui fase itu maka sudah cukup dibilang minimalis.

Decluttering adalah salah satu aksi terhadap minimalism, namun dengan melakukan ini tidak serta-merta kita hidup minimalis. Dari mindset ini kita menyadari bahwa ternyata tidak sebutuh itu dengan barang yang kita miliki saat ini. 

Misalnya kebiasaan membeli barang-barang koleksi untuk memenuhi keinginan dan mengikuti tren. Atau membeli pakaian padahal belum terlalu butuh. 

Ketika kita sudah bisa melalui fase decluttering,  maka langkah selanjutnya adalah jalani gaya hidup minimalis dengan penuh bahagia, dan terus mengelola mindset minimalis ini supaya bisa berdampak lebih jauh lagi ke kehidupan kita. Kita tetap bisa mengontrol diri saat masuk ke fase kehidupan yang baru.

4. Minimalism berarti pelit, ya?

pexels.com/Karolina Grabowska

Lebih selektif karena mengedepankan kualitas daripada kuantitas menyebabkan orang-orang minimalis dikira pelit. Tujuan sebenarnya adalah mengalokasikan uang ke hal yang lebih penting. Karena mereka menyadari bahwa value suatu barang itu lebih berharga.

Membeli satu barang sekali untuk investasi jangka panjang dan baru beli lagi ketika sudah benar-benar tidak bisa dipakai. Misalnya, beli tas dengan harga yang cukup mahal untuk jangka waktu pakai 10 tahun dibanding beli tas dengan harga yang murah tapi tidak awet.

Dampak dari apa yang dibilang pelit itu adalah kita bisa menabung lebih banyak, bisa punya dana darurat, bisa meluangkan waktu ke hal-hal yang lebih positif. Sekali lagi, mindset minimalism digunakan untuk hidup berkesadaran terhadap apa yang akan kita beli.  

5. Yang aesthetic pasti minimalis

pexels.com/cottonbro

Banyak salah kaprah yang menilai bahwa aesthetic itu minimalism. Minimalism bukan hanya tentang penampilan luar saja. Minimalism adalah sebuah gaya hidup yang memiliki tujuan. Seorang yang ingin memiliki gaya hidup minimalis harus bisa melihat minimalism lebih dari sekedar tren.

 

Hidup minimalis yang sebenarnya adalah hidup yang penuh dengan kesadaran. Kesadaran akan kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Ketika kesadaran itu kita miliki, maka aspek lainnya juga pasti akan terdampak dengan sendirinya.

Di sisi lain ketika mindset itu tidak tertanam kuat, maka kita pun juga mudah goyah dengan gaya hidup ini. So, agar bisa konsisten dengan gaya hidup ini, yuk kita mulai dulu dengan memiliki pengendalian diri dan mindset yang benar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Stephanie Priyanka
EditorStephanie Priyanka
Follow Us