Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan yang Bikin Masak Sendiri Malah Boros, Kompor Nyala Terus!

ilustrasi membuat pastel
ilustrasi membuat pastel (pexels.com/Patricio Nahuelhual)
Intinya sih...
  • Kompor menyala terlalu lama boros gas atau listrik
  • Penggunaan minyak goreng berlebihan dapat membuatnya cepat habis dan tidak sehat
  • Masak terlalu banyak dan belanja bahan mentah yang terlalu banyak juga bisa membuat pemborosan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada banyak keuntungan dari memasak sendiri. Pertama, jenis menu dan rasa dapat disesuaikan dengan selera serta kebutuhan keluarga. Kamu bisa mengukur tingkat kepedasan dan disiplin berpantang. Sisi positif kedua, memasak sendiri diharapkan membantumu berhemat.

Apalagi kalau dirimu tinggal bersama keluarga. Selalu membeli makanan siap santap tentu mahal sekali. Namun, terkadang memasak sendiri juga tetap boros. Terutama jika kamu kurang cermat ketika berbelanja, menentukan menu, serta selama proses memasak.

Memang kebocoran anggaran dapur tidak terlalu terasa dibandingkan dengan kalau dirimu jajan terus. Namun, bila pengeluaran masih dapat ditekan tentu hasil penghematan lebih signifikan. Saking kamu menikmati aktivitas di dapur, jangan abaikan lima kebiasaan berikut.

1. Kompor menyala terlalu lama

ilustrasi memasak
ilustrasi memasak (pexels.com/Teona Swift)

Memasak jelas memerlukan panas dari kompor yang menyala. Akan tetapi, makin lama kompor dinyalakan bikin gas atau listrik makin boros. Padahal, jenis makanan yang dimasak tak membutuhkan pemasakan yang lama dengan api kecil. Kamu hanya ingin masakan tetap panas saat disajikan.

Misalnya, ketika dirimu membuat aneka sup atau soto. Kuah dalam panci terus dipanaskan sampai jam makan. Daripada seperti ini, mending kamu memasaknya sedekat mungkin dengan waktu makan, sehingga begitu sup atau soto matang langsung disantap.

Bisa juga matikan saja dulu kompornya. Nanti mendekati waktu makan baru kuahnya kembali dipanaskan. Apabila dirimu memasak kuah sepanci besar buat seharian, kamu juga bisa mengambil sebagian dan menghangatkannya di panci kecil sesuai kebutuhan untuk makan siang, misalnya. Pemanasan ulang menjadi lebih cepat sementara gas atau listrik dapat diirit.

2. Penggunaan minyak goreng terlalu banyak

ilustrasi menuang minyak
ilustrasi menuang minyak (pexels.com/RDNE Stock project)

Selain gas yang boros, soal minyak goreng juga dapat menjadi masalah. Harga minyak goreng kemasan 1 liter saja sudah lebih dari Rp20 ribuan. Kamu biasanya habis berapa liter minyak goreng dalam sebulan?

Apabila pengeluaranmu buat beli minyak goreng tinggi sekali, bisa jadi ada kesalahan ketika memasak. Bahkan kamu menggoreng telur juga menggunakan minyak melimpah. Padahal, minyak dikurangi pun akan tetap membuatnya matang. Kalau dirimu menggunakan banyak minyak, minyak di wajan akan segera kotor lalu semuanya dibuang.

Minyak goreng yang dipakai berkali-kali tidak baik untuk kesehatan. Mending gunakan minyak sedikit demi sedikit. Jika tadi kamu perlu menggoreng dalam minyak banyak, sisihkan sebagian ketika hendak menggoreng bahan lain yang cuma butuh sedikit minyak.

3. Masaknya kebanyakan

ilustrasi membawa masakan
ilustrasi membawa masakan (pexels.com/ShotPot)

Kurang pas memperhitungkan jumlah orang di rumah dengan jumlah makanan yang dibutuhkan juga bikin boros. Contohnya, kamu memasak sayur sepanci penuh. Ternyata sayur sebanyak itu gak habis bahkan sampai seharian. Tidak mungkin besok dirimu kembali memanaskannya. Kandungan vitaminnya sudah rusak, warnanya terlalu layu, dan rasa berubah. Akhirnya, sisa sayur dibuang.

Memasak lebih sedikit menyelamatkanmu dari pemborosan. Apabila kalian makan tiga kali di rumah, masak besar cukup untuk sekalian dua kali makan. Sisa jam makan satu kali lagi bisa disiasati dengan menggoreng telur jika menu sayur dan lauk sudah habis. Daripada makanan yang sebenarnya lezat terus berakhir sebagai sampah.

4. Belanja bahan mentahnya yang terlalu banyak

ilustrasi banyak sayuran
ilustrasi banyak sayuran (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Penyebab "bocor halus" berikutnya ialah kebiasaan berbelanja. Maksudmu mungkin belanja bahan masakan sekalian untuk seminggu biar gak bolak-balik dan hemat. Padahal, bahan-bahan seperti sayuran serta buah tidak bertahan lama.

Kamu menyimpannya di kulkas pun dapat kurang segar setelah berhari-hari. Apalagi kulkasnya sudah mulai rewel sehingga suhunya tidak stabil atau listrik sering padam. Gak cuma sayur dan buah, aneka sumber protein hewani pun bakal busuk.

Sama seperti memasak terlalu banyak, bahan makanan berujung dibuang. Untuk bahan segar, sebaiknya stoknya dibatasi. Belanja buat dua hingga tiga hari sekali saja kalau belanja seminggu sekaligus justru membuatmu gagal irit.

5. Menu harian terlalu bervariasi

ilustrasi mengiris daging
ilustrasi mengiris daging (pexels.com/RDNE Stock project)

Memang menu yang bervariasi di meja makan meningkatkan selera. Rasanya menjadi gak berbeda dengan makan di luar. Kalian dapat memilih apa pun yang diinginkan. Namun, efeknya terhadap pengeluaran juga besar.

Misalnya, kamu menyediakan lebih dari satu jenis sayur dan menu protein hewani. Sudah ada sayur bayam, masih ada pula oseng jamur. Telah tersaji semur telur, masih dilengkapi ikan pindang. Masak dobel-dobel begini sama dengan uang belanja juga menjadi dua kali lipat.

Berlatihlah bersama keluarga untuk membatasi pilihan. Cukup satu olahan sayur dan protein hewani. Jika masih ingin tambahan lauk, pilih protein nabati. Contohnya, oseng kangkung, ayam rica-rica, dan tahu goreng.

Coba catat kembali pengeluaranmu untuk kebutuhan dapur termasuk gas, minyak goreng, serta perkiraan biaya listrik jika kamu memakai kompor listrik. Kalau totalnya besar dan memberatkanmu, barangkali lima kesalahan di atas sering terjadi. Lakukan perubahan dan lihat perbedaannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Inaf Mei
EditorInaf Mei
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tren Meeting dan Komunikasi Profesional 2025, Dominasi AI!

26 Des 2025, 02:03 WIBLife