8 Alasan Lebih Sering Memasak Sendiri, Bukan Sekadar Demi Irit

Gak mudah untukmu yang tadinya gak suka memasak dan hidup serba praktis dengan selalu jajan menjadi lebih sering masak sendiri. Mungkin memang tidak setiap hari. Namun, frekuensi memasak sendiri dalam sepekan lebih banyak ketimbang dirimu membeli makanan siap santap.
Padahal, dulu setiap hari kamu membeli makanan di warung atau rumah makan. Bila sehari dirimu makan tiga kali maka sebanyak itu pula kamu mengunjungi rumah makan yang sama maupun berbeda. Bisa juga dirimu hanya membeli sayur serta lauknya dan di rumah atau kos-kosan tinggal memasak nasi.
Itu juga masih termasuk jajan di luar. Akan tetapi, kini kamu benar-benar memasak sendiri dari nasi, sayur, sampai lauknya. Kamu pergi membeli bahan mentah beberapa hari sekali dan setelahnya gak membeli makanan matang apa pun. Perubahan yang cukup drastis ini mungkin dipicu oleh delapan alasan berikut.
1. Bosan makan di luar

Bagi orang yang jarang bahkan tak pernah jajan di luar pasti berpikir enak sekali seandainya dapat setiap hari melakukannya. Buktinya, semua pedagang makanan ramai oleh pembeli. Itu artinya, masakan mereka lebih enak daripada masakan di rumah. Namun, buatmu yang sudah terbiasa jajan malah sampai bosan.
Bosan tidak disebabkan oleh rasanya enak atau gak. Sekalipun kamu mengakui bahwa rasa aneka makanan yang biasa dibeli lezat, tetap saja lama-kelamaan dapat muncul rasa bosan. Ini semata-mata lantaran dirimu terlalu sering mengonsumsinya. Ketika berpindah-pindah rumah makan pun tak lagi menyembuhkan rasa bosan, kamu mulai berpikir buat masak sendiri.
2. Ingin lebih sehat

Bukan berarti makanan yang dijajakan pedagang pasti gak sehat. Namun, jelas ada perhitungan untung ruginya karena ini usaha. Sebagai contoh, minyak untuk menggoreng tidak diganti sesering bila kamu memasak sendiri di rumah. Pemilik usaha akan mengeluarkan terlalu banyak uang buat membeli minyak bila mereka membuang minyak hampir sewajan penuh setelah tiga kali pemakaian.
Belum lagi kalau kamu punya pantangan yang sukar dihindari jika terus jajan di luar. Memang lebih aman buatmu memasak sendiri di rumah untuk memastikan bahan serta cara memasaknya sesuai dengan kebutuhanmu. Apalagi jika kamu mulai merasakan gangguan kesehatan gara-gara jajan tak terkontrol. Mau tak mau ini kudu direm demi kesehatanmu tidak bertambah buruk.
3. Hendak atau sudah berumah tangga

Memasak memang tidak wajib dalam rumah tangga. Akan tetapi, ada banyak keuntungannya bila kamu bisa lebih sering melakukannya. Dari segi keuangan jelas lebih hemat ketimbang dirimu selalu membeli makanan di luar. Terlebih dengan terus bertambahnya anggota keluarga sementara pendapatan nyaris tetap.
Selain itu, memasak bersama pasangan juga menciptakan keromantisan di dapur dan meja makan. Kalian dapat saling bertukar resep, membantu menyiapkan bahan, sekaligus mentertawakan diri sendiri ketika masakan gagal.
Saat dirimu menjomblo paling malas menginjak dapur. Namun, mendekati pernikahan apalagi setelah kalian berumah tangga, kamu bisa berubah menjadi hobi memasak.
4. Sering menonton tayangan tentang memasak

Apa yang disaksikan memengaruhi apa yang dilakukan. Tayangan seputar kegiatan memasak baik yang dikemas dalam reality show maupun film memotivasimu untuk lebih rajin memasak. Apalagi kalau dirimu menonton film yang dibintangi aktor atau aktris idolamu dan di sana ia jago sekali memasak.
Dalam waktu singkat kamu mungkin sudah mencari resep masakan-masakan yang dibuatnya dan mencobanya. Bahkan ini dapat mengubahmu dari yang sama sekali tidak bisa memasak menjadi sedikit demi sedikit mampu membuat masakan dengan rasa yang lebih pas. Kamu membutuhkan role model dalam hal memasak dan memperolehnya dari tayangan-tayangan tersebut.
5. Gak banyak orang yang berjualan makanan di sekitarmu

Faktor terpaksa juga dapat menjadi motivasi terbesarmu untuk mulai aktif di dapur. Selama ada banyak pedagang makanan di sekitar tempat tinggalmu boleh jadi kamu gak akan tergerak untuk memasak sendiri. Membeli makanan siap santap terasa begitu praktis.
Kamu memang mengeluarkan uang, tetapi itu sebanding dengan penghematan waktunya daripada memasak sendiri. Namun, bila rumahmu sepi dari penjual makanan, kamu termotivasi untuk menyiapkan sendiri kebutuhan konsumsimu. Daripada dirimu pergi lebih jauh hanya untuk makan, nanti pulang-pulang malah lapar lagi. Memesan secara online pun biayanya lebih mahal.
6. Penghematan

Gak cuma pasangan suami istri yang sering kali harus berhemat. Kamu yang jomlo pun dapat merasa perlu lebih mengetatkan pengeluaran baik untuk sementara maupun agar menjadi kebiasaan baru. Contohnya, ketika pendapatanmu sebagai freelancer atau pemilik usaha sedang mengalami tren penurunan.
Kamu gak tahu ini akan terjadi sampai kapan sehingga untuk amannya lebih baik berhemat sekuat tenaga. Salah satunya dengan memasak sendiri. Begitu pula apabila dirimu mempunyai tujuan keuangan yang gak mudah tercapai, misalnya, membeli rumah. Bila bekerja gak dibarengi dengan berhemat, tabungan bakal beli rumah lambat terkumpul.
7. Sekalian belajar buat bikin usaha kuliner

Bila sekadar untuk mengenyangkan perut sendiri, kamu lebih suka membeli masakan siap santap. Praktis dan dirimu sudah tahu rumah makan yang rasa masakannya cocok dengan seleramu. Namun, lain dengan bila kamu mulai berpikir suatu saat nanti akan membangun usaha kuliner. Sedikit banyak dirimu harus bisa memasak.
Bukan kamu sekadar membayar juru masak dan soal rasa diserahkan padanya. Kalaupun ini bisa berjalan selama beberapa waktu, usahamu akan seketika terhenti saat juru masak mogok kerja atau mengundurkan diri. Penggantinya gak mungkin dapat mempertahankan rasa masakan sebelumnya. Padahal perubahan rasa sedikit saja memengaruhi kepuasan pelanggan.
8. Orang-orang yang tinggal bersamamu juga sering memasak

Andil lingkungan tidak dapat dipandang sebelah mata. Misalnya, kamu indekos dan teman-temanmu selalu membeli makanan di luar. Dirimu tentu merasa aneh apabila sibuk sendiri di dapur. Kamu juga merasa takut kalau-kalau tampak terlalu pelit sebab tak pernah jajan.
Maka dirimu cenderung mengimbangi kebiasaan jajan mereka. Sebaliknya jika mayoritas teman kos memasak sendiri dan cuma sesekali jajan, dirimu juga mencoba beradaptasi. Manusia membutuhkan penerimaan dari lingkungannya. Salah satu cara yang paling efektif ialah dengan berusaha semirip mungkin dengan orang-orang di sekitarnya.
Keuntungan dari memasak sendiri memang cukup banyak baik dari segi keuangan maupun kontrol rasa, bahan yang digunakan, serta cara memasak. Kegiatan ini tak selalu makan waktu lama, tergantung dari jenis masakannya dan skill. Teruskan kebiasaan barumu dalam menyiapkan hidangan sendiri selama kamu lagi gak terlalu sibuk.