Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kondisi saat Gak Bisa Menyesuaikan dengan Lingkungan Sekitar

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Monstera)
Intinya sih...
  • Seseorang harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, bukan sebaliknya
  • Perilaku yang tidak mampu menyesuaikan diri bisa menyebabkan konflik dengan orang lain
  • Culture shock dapat terjadi dalam jangka panjang jika tidak bisa menyesuaikan diri

Kamu hidup tidak hanya seorang diri, tapi berhadapan dengan orang lain. Sebisa mungkin harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Mulai dari perbedaan karakter maupun perbedaan budaya.

Namun, banyak dari individu belum mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Kamu masih mengedepankan ego pribadi dan kebenaran sendiri. Padahal, ada segudang kondisi yang bisa terjadi jika dirimu gak bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Cari tahu selengkapnya lewat tulisan di bawah ini.

1. Kamu sering berkonflik dengan orang lain

ilustrasi berselisih paham (pexels.com/Gustavo Fring)

Lingkungan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan yang dijalani. Hal penting yang harus dicatat, kamu yang wajib menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Bukan lingkungan yang mengikuti kehendakmu.

Tapi bagaimana jadinya jika kamu nggak bisa menyesuaikan dengan lingkungan? Salah satu yang sering terjadi gampang berkonflik dengan masyarakat. Kamu sering berselisih karena suatu perbedaan.

2. Susah membaur dengan masyarakat

ilustrasi orang berkumpul (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Kamu bukan makhluk individualis yang menyendiri. Setiap detail aktivitas yang dilakukan pasti bersinggungan dengan orang-orang sekitar. Kamu harus bisa menyesuaikan diri dengan mereka.

Tahukah kamu? Sosok yang tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar susah membaur. Seperti ada jurang pemisah antara dirinya dengan masyarakat. Kamu menjadi sosok individualis walaupun dikelilingi banyak orang.

3. Tersisih dari lingkungan pergaulan

ilustrasi merasa terasingkan (pexels.com/Clem Onojeghuo)

Pastinya kamu ingin diterima dengan baik dalam lingkungan masyarakat. Bukan malah dikucilkan dan tidak dianggap. Tapi itu semua kembali pada perilaku diri sendiri. Apakah bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar atau tidak.

Untukmu yang tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, siap-siap tersisih dari lingkungan pergaulan. Masyarakat seperti tidak mengenal dirimu. Walaupun sebenarnya kamu hidup dekat dan berdampingan.

4. Terjebak culture shock dalam waktu yang lama

ilustrasi orang terkejut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Culture shock sering terjadi saat kamu memasuki lingkungan baru. Ini terjadi karena adanya perbedaan budaya, karakter orang-orang, maupun perbedaan pendapat. Yang pasti culture shock bisa mempengaruhi kenyamananmu.

Inilah kemungkinan yang terjadi saat kamu gak bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Kamu mengalami kalau culture shock tidak hanya satu atau dua minggu, namun dalam jangka panjang. Walaupun sudah lama tinggal, tapi kamu tetap asing dengan lingkungan sendiri.

5. Sering dipandang aneh oleh orang lain

ilustrasi orang terkejut (pexels.com/Anna Tarazevich)

Dipandang aneh oleh orang lain tentu bikin diri sendiri gak nyaman. Perasaan risih dan tidak tenang muncul. Kamu dibuat canggung, tapi kondisi seperti ini bisa diakibatkan oleh perilakumu sendiri. 

Salah satunya karena tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Kamu hanya mengedepankan ego dan kebenaran sendiri. Akibatnya masyarakat memandang aneh dan enggan bergaul denganmu.

Kamu yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, bukan lingkungan yang dipaksa mengikuti kehendakmu. Jika kamu tetap gak bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, kondisi di atas pasti terjadi. Bahkan, kamu mudah merasa tidak nyaman di manapun berada.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us