5 Kunci untuk Hadapi Rasa Takut dalam Mencoba Hal Baru

Kamu pasti punya motivasi saat awal memutuskan untuk belajar hal baru. Misal, kamu ingin memperluas koneksi saat mendaftar organisasi, atau menambah pengalaman saat mendaftar magang. Fokuslah pada tujuan itu.

Terkadang, kita terlalu terpaku pada validasi orang atau ambisi berlebihan, sehingga ketika kenyataannya berbanding terbalik, semangat kita langsung ciut. Saat kamu punya motivasi yang kuat, kamu pasti akan mencari cara untuk mengalahkan ketakutanmu demi mencapai tujuanmu.

Hari pertama mencoba hal baru malah kena semprot orang lain, rasanya langsung pengin berhenti saja. Eits, jangan terburu-buru mengambil keputusan, ya. Memang nggak enak harus menghadapi hal-hal buruk, terlebih di fase-fase adaptasi ketika statusmu masih “baru”.

Namun di samping itu, coba ingat-ingat dampak positif yang bisa kamu dapat andai kamu tidak menyerah. Tanya dirimu, apa yang bisa kamu dapatkan dari kegiatan ini? Apa ini akan mengubah hidupmu menjadi lebih baik? Apa ini membantumu mencapai tujuanmu?

Kalau jawabannya adalah “ya”, berarti ini tanda untuk mengalahkan rasa takutmu dan tetap bertahan.

Coba ingat-ingat hari pertamamu saat masuk sekolah dulu, atau hari pertama bertemu sahabatmu. Jujur saja, hari itu kamu juga merasa taktu dan khawatir, bukan? Tapi setelah berkenalan, beradaptasi, menjalani hari-hari di sana, lama-lama jadi terbiasa juga.

Jadi, jangan merasa minder karena kamu masih newbie di bidang itu. Jangan juga menyalahkan diri sendiri karena merasa takut. Itu adalah bagian dari proses yang harus kamu lalui agar bisa beradaptasi.

Pernah mendengar istilah spotlight effect? Ini adalah sebuah kondisi saat seseorang percaya setiap gerak-geriknya diawasi orang lain—dari penampilan hingga caranya melakukan sesuatu setiap hari.

Ini bisa menjadi alasan kamu sangat fokus pada dirimu, tindakan, dan penampilanmu. Bisa jadi juga, ini alasan kamu sangat tegang dan cemas saat bertemu orang baru.

Padahal, mereka tidak begitu, kok. Orang lain pun terlalu sibuk dengan dirinya sendiri untuk memperhatikanmu.

Ekspektasi terlalu tinggi hanya memimpin pada kekecewaan. Ketika kamu sadar ekspektasimu tidak tercapai, kamu menyalahkan diri sendiri dan merasa takut untuk kembali mencoba.

Walau rasanya lebih mudah untuk berhenti dan menghindar, tapi coba ingat kembali motivasi awalmu. Bukankah berhenti sekarang masih terlalu awal? Jangan biarkan rasa takut mengontrolmu, ingatlah bahwa kamu lebih dari itu.