5 Nasihat yang Membuat Kita Harus Menerima Diri Kita Seutuhnya 

Ya, sejak dulu, kini dan esok hari, keadaan kita sebagai manusia akan terus berubah. Menjalani kegiatan yang berbeda, bertemu orang yang tidak sama bahkan memimpikan hal yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Mengenal diri sendiri bukan hanya memahami apa yang ingin dilakukan. Tapi menerima bagaimana diri kita sebelumnya. Memahami kondisi bahwa kemarin, hari ini dan esok adalah sesuatu yang terus berubah.

Begitu pun saat kita sedang berusaha bersosialisasi dengan orang lain. Mereka yang awalnya baik bisa berubah menjadi tidak baik, mereka yang awalnya tidak baik bisa menjadi baik bahkan tanpa kita sadari. Semua manusia berubah. Kita pun akan berubah tanpa tanda bahkan tanpa kita kehendaki. Jika sulit menerima diri apa adanya, bagaimana bisa dengan mudah kita menerima orang lain dan keadaan yang akan terus berubah, bahkan tidak sesuai dengan kehendak kita.

Mengenal dan memahami diri sendiri membantu kita untuk lebih percaya akan apa yang kita miliki. Semua hal yang ada di hidup kita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu pun dengan orang lain. Tidak semua hal baik harus mendapatkan pujian dan sanjungan. Begitu pun tidak semua hal buruk harus dicela dan dijauhi. Menerima diri sendiri berarti menerima apapun keadaan kita. Baik buruknya sudah menjadi satu paket yang saling melengkapi.

Begitupun saat orang memberi pujian kepada kita. Bukannya melambung dan lupa daratan. kita akan lebih melihat di sisi mana kita menjadi baik, sehingga bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi semua orang bisa berusaha untuk memperbaiki dirinya. Sehingga kita pun akan lebih mudah menerima kritik dan saran dari orang lain tanpa melibatkan emosi yang membuat kita semakin jauh satu dengan lainnya.

Tahukah kamu, sama seperti kamu yang tidak suka dilabeli ini dan itu. Orang lain pun tidak ingin mendapatkannya darimu. Kita memang memiliki hak yang sama untuk saling menilai dan memberikan label. Tapi tidak dengan menghakimi dan seolah-olah paling tahu siapa mereka. Bahkan mungkin, kita pun belum tuntas mengenal siapa kita, tapi sudah berani menghakimi orang lain.

Mengenal diri sendiri, kita akan belajar memahami bagaimana orang lain. Jika kita tahu diri kita tidak suka menerima label ini dan itu, maka kita pun akan melakukan hal yang sama kepada mereka. Jika kita ingin menerima perlakuan A, maka kita akan berusaha memberikan perlakuan A kepada mereka. Adil? Tentu saja, menerima apa yang sudah kita berikan membuat kita semakin merasa dihargai bukan?

Mampu memahami bagaimana diri kita ingin berkembang, kita pun akan lebih mudah menentukan fokus yang ingin dilakukan. Meski akan banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Setidaknya kita tahu kepada arah dan tujuan kita melangkah. Kita akan lebih percaya diri untuk melakukan apa yang kita ingin lakukan. Sebab kita sudah mengenal siapa diri kita dan apa yang ingin kita lakukan.

Tenang saja, tidak semua orang bisa langsung melakukan hal ini. Semua butuh proses. Semua melalui proses yang berbeda meski dengan tujuan dan mimpi yang sama. Kamu dan mereka yang memiliki jalan berbeda tidak perlu risau. Sebab manusia memiliki waktunya masing-masing. Hanya saja, kamu perlu terus berusaha.

Saat kamu mengenal siapa dan bagaimana dirimu, kamu akan tahu dimana batasmu untuk berusaha dan berjuang melakukan apa yang kamu inginkan. Tidak memaksa karena kamu tahu konsekuensi yang akan kamu hadapi. Bukan menghindari masalah, kamu hanya sedang mencari cara lain untuk bisa mencapai tujuan yang sudah kamu tetapkan.

Mungkin saja kamu harus berjuang lebih keras. Sebab mengenal diri bukan perkara satu atau dua hari saja. Setiap manusia selama proses mereka hidup adalah tentang mengenal, menerima dan mengembangkan diri. Tidak ada batasan sampai dimana. Hanya kamu lebih tahu bagaimana kondisimu. Kapan kamu terus berusaha dan kapan saatnya kamu beristirahat. Kamu bisa menetapkan tidak ada kata menyerah dalam kamus. Boleh saja, tapi kamu tetap bisa beristirahat selagi kamu lelah berjuang.