Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel tentang Penguasa Zalim yang Bakal Ubah Perspektifmu

novel The Ardent Swarm dan Animal Farm (penguin.com.au)

Masih menganggap buku fiksi tak ada gunanya? Kamu mungkin perlu baca kelima novel tentang penguasa zalim berikut. Dari sebuah karya fiktif, kamu justru disuguhi berbagai fenomena psikologi, sosial, ekonomi dan politik sekaligus tanpa harus membaca beberapa buku nonfiksi dari beragam topik. 

Holistik dan plotnya menghibur, siapa sangka kisah epik dalam novel-novel di atas bikin kamu makin melek dan peduli dengan sekitar. Mari bahas satu-satu. 

1. The Ardent Swarm

The Ardent Swarm (amazon.com)

The Ardent Swarm awalnya mengikuti keseharian seorang peternak lebah di sebuah negara di Afrika Utara. Sidi, sang lakon adalah tipikal pria tua penyendiri yang masa bodoh. Satu-satunya yang jadi prioritasnya adalah lebah-lebah kesayangannya. Saat lebahnya terganggu karena dinamika politik yang terjadi di level lokal, ia terpaksa melakukan perjalanan keluar dari rumah nyamannya.

Di sinilah, eskalasi terus muncul dan membawanya melihat konstelasi politik yang lebih luas. Kritik terhadap penguasa zalim dan munafiknya sungguh menampar. Termasuk poin penting seperti kecenderungan mereka alergi terhadap ilmu pengetahuan. 

2. Animal Farm

Animal Farm (penguin.com.au)

Animal Farm memang layak disebut sastra klasik karena relevansinya yang tak lekang oleh waktu. Orwell menulis novel ini sebagai alegori untuk menjelaskan proses terjadinya revolusi Bolshevik dan terbentuknya Uni Soviet. Semua dari rasa muak para hewan penghuni sebuah peternakan terhadap keserakahan manusia. Saat mereka berhasil menyingkirkan pemilik peternakan, sekelompok spesies mengambil alih pucuk kekuasaan. 

Namun, bukannya belajar dari kesalahan, mereka justru mengulang kezaliman yang sama. Tiap spesies di peternakan itu dipakai Orwell untuk mewakili elemen masyarakat dalam satu negara. Ada yang memilih jadi pendengung dan penjilat penguasa, tak sedikit yang mencoba memberontak karena merasa ada yang salah, tetapi ternyata banyak juga yang bermain aman dengan memilih jadi apatis. 

3. Prophet Song

Prophet Song (bloomsbury.com)

Prophet Song adalah reimajinasi Irlandia dengan pendekatan distopia. Lynch membayangkan bilamana Irlandia jatuh ke tangan pemerintah diktator dan semua orang diawasi secara ketat layaknya Jerman Timur, Uni Soviet, dan banyak negara otoriter lainnya. Eilish, seorang ilmuwan, ibu, dan istri menemukan dirinya diinterogasi polisi rahasia soal putra dan suaminya. 

Di tengah ketidakpastian dan ketegangan itu, ia harus memilih menyelamatkan dirinya sendiri atau berkorban demi keselamatan dua orang yang paling ia cintai itu. Siapa yang harus ia percaya juga susah ditentukan. Pengingat kalau tinggal di negara demokrasi yang kebebasan rakyatnya dijamin undang-undang itu juga privilese, lho. 

4. The Silence In Between

The Silence In Between (penguin.co.uk)

The Silence in Between berlatarkan Jerman sesaat sebelum Tembok Berlin berdiri. Seorang ibu menemukan dirinya terpisah dari bayinya yang berada di rumah sakit di sisi Tembok Berlin lainnya. Ini membuat hidupnya makin sulit dan tak tertebak.

Belum lagi, hubungannya dengan anak perempuan remajanya ternyata berjarak. Ada fakta menarik tentang pola asuh ibu di Jerman yang berkaitan erat dengan propaganda Nazi dan sampai sekarang berpengaruh terhadap gaya parenting di negeri itu. Buat penggemar multiple POVs, novel ini siap jadi incaranmu karena ditulis dengan perspektif yang silih berganti antara si ibu dan anak perempuannya. 

5. Memed, My Hawk

Memed, My Hawk (penguinrandomhouse.com)

Memed, My Hawk adalah sastra lawas Turki yang mengikuti kisah pilu seorang pemuda yang sejak kecil hidup dalam perbudakan. Ia dan orang-orang jelata di desanya harus berbagai hasil pertanian dan ternak dengan tuan tanah bernama Abdi. Muak dengan nasib buruknya, Memed kabur dari desa dan bergabung dengan sekelompok bandit. Gesit dan idealis, Memed memilih untuk keluar dari kelompok itu saat tahu mereka mulai menyimpang.

Bersama dua rekan barunya, ia jadi bandit yang fokus membasmi orang-orang seperti Abdi. Novel epik ini berhasil mendeskripsikan psikologi feodalisme serta pola-pola yang orang-orang licik pakai untuk melanggengkan kekuasaan. Termasuk memanfaatkan birokrasi yang korup dan memelihara ego para bandit serta pemegang senjata.  

Yakin mau melewatkan kelima novel tentang penguasa zalim yang sudah direomendasikan? Melihat situasi negara yang ada saja gebrakannya, rasanya kamu wajib memperkaya wawasan dan mengasah empati lewat kelima buku di atas. Harapannya, kita bisa tetap melek soal hak warga negara dan paling penting mencegah orang zalim berkuasa. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us