Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran Hidup dari Kelomang, Bertindak Angkuh dalam Zona Nyaman!

ilustrasi kelomang (unsplash.com/Ahmed Sobah)
ilustrasi kelomang (unsplash.com/Ahmed Sobah)

Bermain ke area pesisir atau pantai, kemungkinan kamu akan bertemu dengan hewan bercangkang satu ini. Kelomang memiliki nama ilmiah paguroidea. Habitat dari kelomang sendiri berada di daerah pesisir yang berpasir sekaligus berbatu. Beberapa kelomang juga ada yang hidup di daerah perairan dangkal sampai lautan dalam.

Namun demikian, dalam artikel ini kita tidak akan membahas tentang kelomang lebih jauh. Melainkan berfokus pada pelajaran berharga yang tersimpan di baliknya. Kelomang turut mengajarkan pelajaran hidup agar kita lebih bijaksana. Berikut lima pelajaran yang bisa kamu ambil.

1. Jangan bertindak gegabah

ilustrasi kelomang (unsplash.com/Jamatlene reskp)
ilustrasi kelomang (unsplash.com/Jamatlene reskp)

Tindakan gegabah pasti menimbulkan penyesalan. Kamu melangkah tanpa didasari pertimbangan matang. Keputusan yang diambil justru membawa kerugian bagi diri sendiri. Tidak jarang berujung menjadi senjata makan tuan. Apakah kamu tipe orang yang seperti ini dalam menjalani kehidupan?

Pelajaran hidup tentang tindakan gegabah ternyata sudah disampaikan oleh kelomang. Binatang satu ini kerap bertindak tanpa mempertimbangkan situasi. Pada akhirnya justru menempatkan diri dalam situasi berbahaya. Seringkali tertangkap mangsa karena kecerobohannya.

2. Terkait sikap angkuh dalam dari zona nyaman

ilustrasi kelomang (unsplash.com/Jam Zikan)
ilustrasi kelomang (unsplash.com/Jam Zikan)

Manusia tidak layak mempertahankan sifat angkuh. Apalagi merasa dirinya paling berkuasa, baik, dan mulia. Bersikap angkuh dalam zona nyaman hanya menimbulkan kerugian. Karena manusia tidak ada yang benar-benar sempurna.

Buat kamu yang masih mempertahankan tindakan angkuh dalam zona nyaman, segera sadar. Kehidupan yang kamu jalani tidak ubahnya seperti kelomang. Di dalam cangkang bertindak seolah menjadi yang paling kuat. Padahal, realita kehidupan tidak sesimpel yang dibayangkan. Di luar zona nyaman ada banyak orang dengan privilege dan kekuasaan di atas dirimu.

3. Menyadarkan diri untuk tidak merasa paling kuat

ilustrasi kelomang (unsplash.com/Mohamed Haris)
ilustrasi kelomang (unsplash.com/Mohamed Haris)

Kesalahan besar saat kamu merasa jadi orang paling kuat. Kemudian bertindak semena-mena menindas yang lain. Sudut pandang seperti ini sudah seharusnya diperbaiki. Karena kamu tidak pernah tahu risiko yang akan dihadapi dari tindakan tersebut.

Fenomena demikian jangan dianggap wajar. Nyatanya juga menjadi pelajaran hidup yang disampaikan oleh kelomang. Binatang satu ini di dalam cangkang mungkin menjadi yang paling berkuasa. Tapi di luar itu, bisa dengan mudah dikalahkan oleh yang lain.

4. Ketergantungan terhadap pelindung

ilustrasi kelomang (unsplash.com/Thomas Lipke)
ilustrasi kelomang (unsplash.com/Thomas Lipke)

Salah satu keunikan dari kelomang terletak pada cangkangnya. Tempurung keras ini melindungi dirinya dari amukan cuaca. Sekaligus melindungi diri dari kemungkinan dimangsa hewan lain. Tanpa disadari, kehidupan yang dijalani sudah ketergantungan terhadap perlindungan.

Bagaimana jadinya jika pelindung itu menghilang? Kehidupan kelomang berada dalam bahaya. Hal seperti ini juga yang akan terjadi saat kamu ketergantungan dengan pelindung. Langkah terbaik bukan hanya mengandalkan nama besar orang-orang sekitar untuk payung mencari aman. Tapi juga berusaha berdiri di atas kaki dan kekuatansendiri.

5. Mencari aman untuk diri sendiri

ilustrasi kelomang (unsplash.com/Thomas Lipke)
ilustrasi kelomang (unsplash.com/Thomas Lipke)

Jika kamu liburan ke area pantai, pasti menemukan banyak kelomang di tempat berpasir dan berbatu. Sekelompok hewan ini bersembunyi di bawah tempat yang teduh. Tapi bagaimana saat ancaman datang? Ternyata masing-masing kelomang melindungi dirinya dalam cangkang.

Kelomang mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan orang sekitar. Karena mereka disajikan dari aman untuk diri sendiri. Sedangkan keberadaan orang lain dibiarkan begitu saja. Meski pada faktanya ia yang menyeret seseorang ke dalam permasalahan tersebut.

Sebagaimana pelajaran hidup yang disampaikan oleh kelomang, kita harus menjalani hidup dengan mawas diri. Jangan sampai kita terlena dengan kebiasaan buruk sampai bertindak sesukanya. Karena nanti yang mengalami kerugian bukan orang lain. Namun, dirimulah yang mengalami penyesalan dalam jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us