5 Pelajaran yang Didapatkan dari Lebaran di Era Pandemik

Ramadan yang sudah berlalu normalnya akan disambut dengan suka cita perayaan hari kemenangan lengkap dengan tradisi mudik bagi mereka yang ada di perantauan. Sayangnya, 2 tahun belakangan, momen Lebaran justru diliputi kecemasan akibat pandemik hingga kita seolah tidak bisa merasakan kemenangan yang sesungguhnya.
Namun, tahun ini, Lebaran akan berbeda karena pemerintah sudah memperbolehkan mudik dengan pemberlakuan aturan tertentu. Meski sempat gagal mudik, tapi tetap ada pelajaran berharga yang bisa kita peroleh selama merayakan Idul Fitri di tengah pandemik seperti pada 2020 hingga 2021. Apa sajakah itu?
1. Kita jadi lebih terbiasa untuk menahan diri

Menahan diri ternyata bukan hanya milik Ramadan yang menjadi inti dari ibadah puasa. Merayakan Lebaran di tengah pandemik ternyata juga menuntut kita untuk lebih menahan diri di tengah euforia hari kemenangan. Mulai dari menahan diri untuk mudik sampai beribadah di rumah bagi orang yang tinggi di zona merah.
Selain itu, kita juga masih harus membatasi pertemuan dengan berbagai prokes yang wajib ditaati. Namun, dengan memikirkan kepentingan bersama dan mau lebih menahan diri, ada kebaikan di masa depan yang dituai, yaitu kembalinya keriuhan mudik dan berlebaran di kampung halaman.
2. Kita akan terlatih jadi pribadi yang tidak egois

Sangat manusiawi jika kita memiliki banyak keinginan untuk diwujudkan, terlebih di momen Lebaran. Ada banyak rencana ibadah maupun deretan janji pertemuan dengan kerabat yang telah lama tidak kita jumpai. Namun, kondisi pandemik akhirnya memaksa kita membatasi atau malah menunda rencana tersebut untuk sementara waktu.
Kita pun dipaksa untuk memendam keinginan tadi demi mendukung upaya pencegahan lonjakan kasus COVID-19. Dengan mengikuti imbauan pemerintah dan mulai lebih peduli pada usaha pencegahan pandemi, kita jadi belajar untuk tidak egois dan hanya mengikuti keinginan pribadi yang mungkin malah berdampak kurang baik.
3. Lebih sabar dan toleran atas kondisi yang tengah terjadi

Lebaran sempat diwarnai momen uji kesabaran serta toleransi terhadap kondisi negeri akibat pandemik. Selain sabar terhadap berbagai godaan saat menjalankan puasa, kita juga harus sabar ketika merayakan Lebaran di tengah wabah yang menghantui dunia.
Bukan hanya kesabaran, situasi yang sempat belum membaik pun menuntut kita lebih bertoleransi terhadap pola-pola hidup baru yang mengarah pada kebersihan dan kesehatan. Sikap semacam ini akhirnya membentuk karakter diri dengan kebiasaan dan pemikiran yang jauh lebih baik.
4. Membatasi aktivitas di luar dan lebih fokus pada ibadah

Alih-alih menuntaskan rencana aktivitas selama Lebaran, kita justru dipaksa untuk merayakan hari kemenangan dengan segala keterbatasan saat pandemi. Rencana kegiatan, seperti salat di masjid, bersilaturahmi ke rumah saudara, dan tradisi halal bihalal, pun harus rela dibatasi aturan ketat.
Alhasil, semua bentuk ibadah dan kebiasaan di hari raya pada umumnya harus dilakukan dalam keterbatasan. Sisi positifnya, kita justru jadi lebih fokus pada ibadah dan saling bermaafan dengan kerabat serta sahabat tanpa euforia yang berlebihan.
5. Ibadah kembali pada esensinya, yaitu urusan personal kita dengan Tuhan

Pada akhirnya, setiap ibadah yang dijalani justru kembali pada esensinya yang hanya menuju pada Tuhan semata. Bukan hanya itu, kita juga jadi terhindar dari kesan pamer pahala yang mungkin tertangkap pandangan orang lain. Meski niat kita tulus, tapi pandangan orang lain tidak selalu sejalan.
Dengan adanya banyak pembatasan di era pandemik, ibadah yang kita lakukan justru jadi lebih khusyuk dan jauh dari sikap pamer. Lewat wabah ini, kita juga diingatkan kembali bahwa ibadah itu urusan personal dengan Tuhan dan bukan urusan unggahan estetik di media sosial.
Meski tahun ini sudah kembali diperbolehkan mudik, tapi rasanya pelajaran hidup saat Lebaran di era pandemik tadi layak dijadikan renungan berharga. Semoga pandemik benar-benar berakhir dan kita tetap bisa menerapkan hal positif yang didapatkan. Selamat mudik dan merayakan hari kemenangan, ya!