Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Rasa Takut yang Harus Diatasi di Masa Dewasa, Bikin Gak Maju

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Oscar Alvarado)
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Oscar Alvarado)

Apa yang kamu rasakan saat tiba di ambang kedewasaan? Satu sisi, pastinya kamu merasa antusias. Menjadi dewasa berarti lebih diakui oleh orang-orang di sekitarmu. Kamu tidak lagi dianggap sebagai anak kecil atau remaja yang gak tahu apa-apa.

Namun di sisi lain, berbagai tanggung jawab juga berdatangan bersama dengan masa dewasa. Kamu dituntut untuk jauh lebih mandiri. Lumrah apabila ada rasa takut yang menyelimutimu. Atasi kelima rasa takut tersebut agar gak menjadi penghalang bagi kemajuan hidupmu.

1. Takut membuat keputusan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro)

Ketika beranjak dewasa, kamu akan semakin takut membuat keputusan. Bahkan jika kamu bertanya pada orangtua atau kakak tentang berbagai pilihan yang ada, mereka biasanya menyerahkan kembali keputusannya kepadamu. Mereka akan bilang bahwa sekarang kamu telah dewasa, sehingga harus mampu mengambil keputusan sendiri.

Saat pertama kali mendapatkan respons begini, kamu tentu menjadi bingung atau malah kesal. Akan tetapi, inilah tugas utamamu sebagai orang dewasa. Kamu kudu mandiri dalam pengambilan berbagai keputusan.

Tentu kamu boleh meminta pertimbangan dari orang lain. Namun itu hanya berlaku untuk masalah-masalah yang besar. Masalah-masalah kecil wajib kamu hendel sendiri. Buat persoalan pelik pun, keputusannya tetap ada di tanganmu. Orang lain cuma memberi saran atau mengingatkanmu tentang hal-hal yang perlu diwaspadai.

2. Takut berbeda dari teman-teman

ilustrasi tiga pria (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi tiga pria (pexels.com/cottonbro)

Inilah salah satu hal yang membedakan masa dewasa dengan fase remaja yang pernah kamu lalui. Saat masih berusia belasan tahun, kamu cenderung bersikap, berbicara, memilih, bahkan menyukai hal-hal yang sama dengan temanmu. Kalian seperti sebuah kelompok yang homogen dengan begitu banyak kesamaan.

Teman-teman yang berbeda sikap, cara bicara, pilihan, serta kesukaan akan secara otomatis berada dalam kelompok lain. Namun di usia dewasa, kemiripanmu dengan orang lain akan makin menipis. Kamu tidak bisa lagi menyamakan diri dengan teman-temanmu.

Kamu punya keinginan-keinginan yang berbeda dari mereka dan memaksakan diri untuk menjadi sama dengan orang lain membuatmu tidak puas. Persoalannya, ada rasa takut buat jadi diri sendiri. Jangan takluk pada rasa takut ini. Lama-kelamaan kamu bakal terbiasa menjadi diri sendiri dengan berbagai keunikanmu.

3. Takut dinilai orang

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Mushtaq Hussain)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Mushtaq Hussain)

Ketika kamu remaja apalagi anak-anak, orang-orang di sekitarmu cenderung bersikap sangat hati-hati. Mereka berusaha melindungi dan memberimu dukungan. Ini sebabnya kamu gak banyak pikiran di usia-usia itu.

Akan tetapi begitu kamu memasuki usia dewasa, berbagai "serangan" dari orang lain mulai berdatangan. Kamu akan kerap dituntut dan dihakimi. Kalimat ini menjadi akrab di telingamu, "Sebagai orang dewasa, kamu seharusnya..."

Kamu harus segera memahami bahwa orang dewasa tak bisa lepas dari penilaian orang lain. Apa pun yang kamu lakukan sedikit banyak bakal memancing penilaian orang. Kebanyakan dari mereka terus saja menganggap kamu keliru atau seharusnya bisa berbuat yang lebih baik. Biasakan dirimu dan jangan terlalu memikirkannya.

4. Takut gak akan pernah bisa dewasa

ilustrasi orang berpayung (pexels.com/Vavaleyli)
ilustrasi orang berpayung (pexels.com/Vavaleyli)

Lantaran kamu baru berdiri di titik awal kedewasaan, perjalanan ini terasa panjang sekali. Kamu sadar bahwa dirimu yang sekarang masih sering bersikap kekanak-kanakan. Sementara itu, tantangan yang harus dihadapi orang dewasa banyak sekali.

Bila kamu melihat orang-orang yang lebih dewasa dari dirimu, rasanya kamu gak ada apa-apanya. Kamu tidak bijaksana, masih sering bingung, bahkan kadang tidak tahu besok akan melakukan apa.

Apakah ini artinya kamu bakal menjelma orang dewasa yang gak kompeten? Sudah tentu tidak seperti itu. Sebutir telur yang dimasukkan ke dalam air mendidih pun tak seketika menjadi matang. Kamu bakal berproses. Seperti orang berjalan yang makin lama makin mendekati titik tujuan dan menjauh dari titik keberangkatannya. 

5. Takut membuat kesalahan

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Matt Stephens)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Matt Stephens)

Semua orang selalu berbuat salah. Dari kamu anak-anak sampai kelak berkesempatan menjadi lansia, kesalahan tak bisa lepas darimu. Jadi, kalau sampai hari ini kamu masih baik-baik saja, ini artinya tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan.

Kamu melakukan kesalahan dan ada kesempatan buat memperbaiknya. Memang yang terbaik adalah bersikap sehati-hati mungkin guna meminimalkan potensi salah. Namun, jika sudah berhati-hati pun kesalahan tetap terjadi, kamu tinggal memikirkan langkah perbaikan yang bisa diambil.

Menjadi orang dewasa memang penuh tantangan. Namun, tidak ada yang perlu kamu cemaskan secara berlebihan. Kamu mungkin akan sangat gelisah di sekitar usia 25 tahun, tapi makin stabil ketika menginjak 30 tahun. Nikmati saja proses pendewasaanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Life

See More

25 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka

21 Sep 2025, 14:40 WIBLife