Tiap dari kamu pasti pernah merasa insecure. Itu adalah hal yang wajar. Namun yang membedakan ialah caramu merespons perasaan tidak aman tersebut. Apa kamu akan membereskannya sendiri atau justru menggantungkan validasi pada orang lain?
Entah teman, sahabat, atau pacar; tanpa sadar kamu menaruh rasa aman pada mereka. Padahal, itu usaha yang sia-sia. Mengapa demikian? Renungkan hal-hal di bawah ini agar kamu tak melulu mengharapkan rasa aman dari orang lain.
Pada akhirnya, tiap orang akan pergi. Entah ia memutuskan sendiri atau dipaksa keadaan, yang jelas fase mereka dalam hidupmu sudah berakhir. Coba perhatikan lingkaran pertemananmu tiap tahun. Pasti ada saja yang berkurang dan bertambah, bukan?
Bagaimana kamu akan bertahan bila terus mencari rasa aman dari orang lain? Ketika orang itu pergi, kepada siapakah lagi kamu akan mencari? Lambat laun, kamu pun harus belajar untuk berdiri di atas kaki sendiri, membangun rasa aman dalam diri sendiri.
Tidak ada manusia yang sempurna. Orang-orang di sekitarmu yang kamu pikir sangat baik dan cakap, mereka pun manusia biasa yang punya masalah masing-masing.
Terus berharap pada orang lain hanya akan membuatmu kecewa. Saat sikap mereka di luar ekspetasimu, kamu akan langsung merasa sakit hati dan kepahitan. Ini malah menambah lebih banyak perasaan negatif yang tidak perlu.
Menggantungkan perasaan aman berdasarkan pengakuan atau validasi orang berarti kamu bersedia melakukan apapun untuk mendapat pengakuan itu. Bahkan, bila itu berarti menyangkal pendapat sendiri atau melakukan hal yang tidak kamu sukai.
Lambat laun, kamu jadi merasa asing dengan dirimu. Kamu tak lagi tahu siapa dirimu, apa yang kamu suka dan tidak, atau apa prinsip hidupmu. Karena sebelumnya, kamu selalu melakukan apa kata orang hingga kini kamu tidak mengenal dirimu secara pribadi.
Memang teman harus bisa saling support. Namun, rasa aman dan percaya diri tetap harus berasal dari diri sendiri.
Bukan tugas teman atau pacarmu untuk membuatmu mencintai diri sendiri. Itu adalah tugasmu pribadi.
Selalu mencari pelampiasan untuk menutupi insecurity diri hanya akan membuatmu terjebak di posisi yang sama. Kamu selalu memandang diri sendiri rendah, tak bisa mengenal potensimu seutuhnya, dan selalu mengikuti kemauan orang.
Biasanya tipe orang seperti ini tidak akan bergerak sebelum “dipecut” orang. Boleh-boleh saja mencari sumber motivasi, tapi kamu terlebih dulu harus mengenal dirimu untuk tahu apa yang kamu kejar.
Insecurity akan menjadi hama yang terus-menerus datang kalau kamu terus mencari pelampiasan. Ini masalah yang harus kamu bereskan sendiri. Jadi berhenti mencari pengakuan orang lain.