Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Rumus Hidup Tenang dan Bahagia dalam Islam, Pahami Hakikatnya

ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/PNW Production)
ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/PNW Production)

Ketenangan dan kebahagiaan merupakan hal yang pastinya selalu didambakan semua orang. Tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang ingin hidup susah, sedih, dan menderita. Setiap orang menginginkan kehidupan yang tenang dan damai.

Namun sayangnya, problem yang seringkali terjadi akhir-akhir ini justru sebaliknya. Seiring berkembangnya zaman dan kompleksnya kehidupan, banyak orang kini hidup diselimuti dengan rasa gelisah, overthinking, hingga kemudian berakhir putus asa.

Kita sebenarnya ingin menikmati hidup. Akan tetapi, seringkali kita kehilangan arah terkait bagaimana mencapai ketenangan itu sendiri. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman dan petunjuk hidup kita.

Dimulai dengan memahami hakikat kehidupan, berikut lima rumus hidup tenang dan bahagia berdasarkan pada pandangan dan ajaran agama Islam.

1.Memahami hakikat kehidupan

ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Meruyert Gonullu)
ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Meruyert Gonullu)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,” (Q.S Az Zariyat: 56).

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah,” (Q.S Al Balad: 4).

Ketenangan dan kebahagiaan hidup pertama-tama diperoleh dengan memahami hakikat kehidupan. Sebelum menginginkan ketenangan dan kebahagiaan, hendaknya kita merefleksikan kembali mengenai arti kehidupan itu sendiri tentang apa itu dunia, siapa kita, dan untuk apa kita diciptakan.

Dalam Q.S Az Zariyat ayat 56 di atas, disebutkan bahwa tujuan kita diciptakan di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Selanjutnya, dalam Q.S Al Balad ayat 4 dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam keadaan bersusah payah. Sejak dalam kandungan, lahir, tumbuh dewasa, hingga tua, kehidupan manusia hakikatnya akan selalu diwarnai dengan berbagai rasa sakit dan kepahitan dunia.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus menyadari bahwasanya dunia bukanlah tempat untuk bersenang-senang. So, jangan pernah berharap bahwa hidup di dunia akan selalu mulus. Sebaliknya, kita harus senantiasa memupuk ketakwaan dan keimanan. Dengan keimanan yang kuat, seberat apa pun ujian hidup nantinya tidak akan membuat kita patah, lemah, dan cepat berputus asa. 

2.Ikhlas dan berlapang dada menerima segala apa yang terjadi

ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/PNW Production)
ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/PNW Production)

"Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu,” (Q.S Al Baqarah: 45).

Dalam penjelasan sebelumnya, dapat kita pahami bahwa dunia itu sejatinya merupakan ladang masalah. Mustahil kita hidup di dunia ini tanpa diuji dengan berbagai permasalahan hidup. Masalah itu pasti akan selalu datang silih berganti.

Jika dipikir-pikir, hidup rasanya hanya penuh dengan penderitaan. Sedih, kecewa, marah itu pasti. Namun, kita harus yakin bahwa Allah tidak mendatangkan ujian tanpa hikmah dan pelangi setelahnya. Apa gunanya marah dan sedih terus menerus? Toh, itu tidak akan mengubah keadaan.

Untuk merasa bahagia, pelan-pelan kita harus berdamai dengan rasa sakit. Jika hanya berfokus pada permasalahan, diri ini hanya akan lelah dan sulit merasa bahagia. Life must go on. Hidup harus terus berjalan. Pada akhirnya, mencoba ikhlas dan berlapang dada menerima apa yang terjadi dan fokus dengan apa yang bisa kita lakukan akan membuat hati menjadi lebih tenteram dan bahagia.

3. Syukuri hal-hal sederhana yang kita miliki

ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Monstera)
ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Monstera)

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,” (Q.S Ibrahim: 7).

Selain berdamai dengan rasa sakit, bersyukur juga menjadi suatu kunci kebahagiaan yang tidak boleh terlewatkan. Dalam surah Ibrahim di atas, dengan tegas Allah mengatakan akan menambah nikmat-Nya bagi siapa saja yang bersyukur. 

Sejalan dengan hal tersebut, terdapat banyak penelitian menjelaskan keterkaitan erat antara syukur dan kebahagiaan. Salah satunya ialah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Robert A. Emmons dari Universitas California dan Dr. Michael E. McCullough dari Universitas Miami.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan adanya korelasi positif antara bersyukur dan bahagia, di mana manusia akan cenderung lebih bahagia ketika didorong untuk mengingat hal-hal yang mereka syukuri dalam hidup mereka.

Sesederhana itu bersyukur, sesederhana itu pula bahagia. Fokus dan bersyukur dengan apa yang kita miliki akan membuat kita lebih merasa damai dan bahagia. Jangan sampai kita sibuk mengejar hal-hal yang belum terjadi, sementara hal-hal bermakna di sekeliling kita abaikan. Padahal, rasa bahagia itu seringkali hadir dari hal-hal sederhana yang kerap kali tidak kita maknai.

4. Libatkan Allah dalam setiap hal

ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Thirdman)

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram,” (Q.S Ar Ra’ad: 28).

Agar merasa tenang dan bahagia, kita harus senantiasa mendekatkan diri pada Al Mukmin, sang Pemberi Rasa Aman. Dalam Q.S Ar Ra’ad ayat 28 di atas, dengan tegas Allah menyebutkan bahwa kunci ketenangan ialah dengan senantiasa mengingat-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita membiasakan diri untuk melibatkan Allah dalam setiap hal, baik kecil maupun besar.

Seberat apa pun ujian yang kita hadapi, jangan pernah menyerah dan berputus asa. Yakinlah bahwa ada Allah yang akan senantiasa memberikan kita kekuatan dan solusi untuk menghadapi semuanya.

5.Berhenti membandingkan hidup dengan orang lain

ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Irem Meric)
ilustrasi ketenangan dan kebahagiaan (pexels.com/Irem Meric)

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan,” (Q.S Al Anbiya: 35).

Situasi yang terjadi akhir-akhir ini banyak orang menjadikan kehidupan sebagai sebuah ajang perlombaan. Banyak orang membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain. Seringkali kita merasa sebagai orang dengan beban terberat di dunia ini. Kita merasa iri dengan mereka yang mungkin diberikan nikmat berupa harta berlimpah, keluarga yang harmonis, pencapaian luar biasa, dan lain sebagainya.

Hal itu lantas membuat kita merasa sedih dan terpuruk dengan kehidupan yang kita miliki. Padahal, segala nikmat maupun cobaan pada dasarnya merupakan bentuk ujian. Setiap orang tengah berjuang dengan ujiannya masing-masing. Ada orang kaya yang diuji dengan masalah keluarga dan penyakit, ada pula keluarga harmonis yang diuji dengan masalah ekonomi.  

Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing yang tidak sama. Oleh karena itu, sumber kebahagiaan bagi setiap orang pun juga berbeda-beda. Agar merasa tenang dan bahagia, kita harus berfokus menciptakan kebahagiaan menurut versi diri kita sendiri.

Perlu diingat pula bahwasanya dunia hanya sementara. Kebahagiaan kita sebagai seorang muslim ialah kebahagiaan yang kekal abadi di akhirat. Jika kita tidak bisa bahagia di dunia, pastikan bahwa kita akan bahagia di kehidupan selanjutnya.

Dari uraian di atas, dapat kita pahami bahwasanya mencapai ketenangan dan kebahagiaan tidak sesulit dan serumit yang kita bayangkan selama ini. Kunci ketenangan dan kebahagiaan terletak pada diri sendiri. Rasa tenang dan bahagia hadir dalam jiwa yang senantiasa dekat dengan sang Pencipta, berlapang dada, dan bersyukur atas segala apa yang terjadi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tri Handayani
EditorTri Handayani
Follow Us